Ekstra

1.1K 137 101
                                    

Enjoy! Happy reading.

🎶 The Only
Raiden feat. Red Velvet Irene

Setelah mengatur jadwal Internshipnya, Rena akhirnya memberitahu Bagas tanggal pasti keberangkatan mereka ke Jogja untuk mengunjungi orang tua Bagas sekaligus jalan-jalan ke kampung halamannya. Dirinya mengajak Yera untuk menemani karena anggota geng prada yang lain, Wenda dan Gianna tidak bisa bergabung akibat terhalang pekerjaan mereka yang sedang deadline. Beda halnya dengan Tama dan Jay yang harus tetap di Jakarta untuk memantau usaha angkringan mereka.

Keempatnya lantas berkumpul pada sebuah cafe yang terletak di sekitar rumah sakit tempat Rena dan Yera bertugas untuk membicarakan tentang keberangkatan mereka yang hanya tinggal menghitung hari.

"Serius mau naik kereta?"
"Delapan jam loh itu." jelas Bagas yang sedikit ragu atas keinginan kekasihnya.

"Ya nggapapa, Gas. Biar kita kayak pasangan backpacker gitu."
"Lagian kan aku jalannya sama kamu juga, delapan jam mah nggada rasanya." jawab Rena santai sedang Yera sudah menjitak kepalanya.

"Trus lo nganggap gue sama Juna apaan? Batang kayu?" kesalnya sudah muak melihat kegenitan Rena yang tidak ada habisnya sedang Juna langsung menarik tangan Yera untuk duduk kembali ditempatnya. 

"Udah, udah. Ngga perlu meng-iri Tuan Putri Yera."
"Kita juga bisa kok uwu-uwuan kayak mereka." ucap Juna sambil merangkul pundak Yera namun segera ditepis olehnya.

"Uwu uwuan palalo."
"Nontonin aja tuh beauty vlogger idaman lo. Ada video baru." bohong Yera sedang Juna langsung duduk dengan tegap sambil mengambil hanphone dari dalam saku celananya.

Melihat Juna yang dengan mudah termakan ucapannya membuat Yera semakin kesal hingga langsung menggeplak kepala Juna menggunakan buku tebal miliknya.

"Aduh, Yera." 
"Gimana kita mau jadian kalau kelakuan lo bar-bar mulu kayagini." gerutu Juna sedang Yera hanya menatapnya sinis sambil menyipitkan kedua matanya.

"Genit bener jadi manusia, heran."
"Bisa tekanan batin gue kalau punya pacar modelan lo." jawabnya bertindak seolah merinding dengan tatapan Juna yang sudah memicing.

"Yera mulai sekarang gue saranin agar lo lebih berhati-hati deh."
"Takutnya aja lo kemakan omongan kayak si Bagas. Mulutnya terus menolak padahal hatinya udah berontak." jelas Juna sok bijak sambil menatap Rena dengan menaikan kedua alisnya.

"Bener ngga?" tanya Juna dengan Rena yang mengangguk antusias.

"Liat tuh karmanya dia sekarang. Apa-apa maunya Rena diturutin, mana bucin akut lagi, hidupnya tuh udah kayak--" ucapannya langsung terhenti ketika Bagas sudah menggeplak kepalanya menggunakan buku tebal milik Yera hingga membuatnya langsung mengaduh kesakitan.

"Ngomong apa barusan? Lo yang jatuh cinta kenapa jadi gue yang dibawa-bawa." decak Bagas tidak terima.

"Yera... Sakit..."
"Bagas nakal ih..." keluhnya sudah menggandeng lengan Yera yang duduk disampingnya sambil menunjukkan kepalanya yang sakit walau Yera hanya mendelik, sama sekali tidak mempedulikannya. 
"Yera lo kok nyuekin gue sih?" gerutu Juna dengan wajah cemberut.

"Yer, sembuhin, Yer."
"Mual gue ngeliat kelakuan si Juna." sambung Rena yang sudah berdiri sambil mengulurkan tangannya, "Sayang, kita balik duluan yuk. Jengah banget disini." jelasnya dengan Bagas yang langsung meraih tangan Rena sambil menggenggamnya. Dirinya kemudian menggunakan sebelah tangannya yang bebas untuk mengelap bibirnya dengan tisu yang ada diatas meja.

"Tuh.. Tuh.. Lo perhatiin si Bagas ye."
"Ngga lama lagi lo bakal kayak dia nih. Apa-apa kata gue diturutin. Beuh, pokoknya gue bikin lo bucin parah. Hati-hati pokoknya, Yer... Hati-hati---" jelas Juna semangat sedang Yera langsung berdiri sambil mengambil jas putih miliknya.

Angkringan PradaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang