Not-So-Little Devil

1.5K 155 28
                                    

"Ulangi kata-kataku, Jisung-ah" ucap Renjun melalui telepon genggamnya.

"Rumah berpagar hitam, nomor 13" Jisung mengulangi arahan Renjun mengenai rumah targetnya malam ini.

"Dan yang harus kau hindari?" Uji Renjun.

"Rumah berpagar hitam, nomor 18"



Meski tidak terlihat oleh Jisung di seberang line, Renjun mengangguk puas. "Lalu apa misimu malam ini?"

"Uhm, seperti biasa, menghisap kekuatan hidup manusia sebanyak-banyaknya—"

"—tinggalkan sedikit saja kekuatan hidup agar ia tidak mati" Renjun menyelesaikan kata-kata Jisung yang terdengar ragu.



"Baiklah, pantang pulang sebelum kekuatan hidupnya tinggal sedikit! Heheh.. aku pergi dulu ya..terima kasih, Renjun hyung!"

Pamit Jisung dengan suara ceria, berusaha untuk tetap tenang dan tidak gugup dalam misi pertamanya sebagai succubus.

"Semoga berhasil dan selamat menikmati tugasmu, Jisung-ah! Hati-hati dengan kaum vampir, daah"


Renjun menutup teleponnya dengan riang gembira, junior yang sudah seperti adik kandungnya sendiri akhirnya mendapatkan misi pertamanya di dunia manusia!

"Misi pertama Jisungie, ya?" Tanya Jaemin seraya menaruh dagunya pada pundak Renjun dan memeluknya dari belakang.



"Dapat di daerah mana?" Jaemin mengulurkan tangannya dan membalik kertas file berisikan informasi misi pertama Jisung.

"Di pinggir kota Seoul, rumah berpagar hitam dengan nomor rumah 18" ucap Renjun, membacakan informasi yang tertulis pada file milik Jisung.

"...Renjun-ah, bukannya tadi kau bilang pada Jisung, misi pertamanya adalah rumah nomor 13?" Tanya Jaemin dengan perlahan, suara beratnya terdengar ragu.



"Bukan, Jaemin-ah..rumah nomor 13 itu adalah rumah yang harus dihindari! Rumah itu diisi oleh vampir, kau tahu sendiri vampir dan succubus selalu berebut mangsa!"

"Tidak, Renjun-ah. Kau bisa mengiris kupingku, aku betul-betul mendengar dirimu menginstruksikan Jisung untuk pergi ke rumah nomor 13!" Suara Jaemin meninggi dengan histeris.

"Tidak, tidak. Kamu salah dengar, Jaemin-ah. Kamu pasti salah dengar! Kamu harus salah dengar!" Ujar Renjun dengan panik—tidak mungkin ia mengirim junior tersayangnya ke rumah vampir sialan itu, kan?

*****

Tinggal seorang diri di sebuah rumah tua di pinggir kota Seoul, sungguh melelahkan bagi satu-satunya keturunan vampir berdarah murni, Lee Jeno.

Rumah besar bak kastil dengan gaya arsitektur zaman renaissance tersebut selain melelahkan untuk dibersihkan, juga mengundang tamu-tamu tak diundang.

Terutama di akhir bulan Oktober ini, saat pepohonan di sekitar kastil mulai meranggas dengan ganas, menyambut datangnya musim dingin.



Seiring dengan bergugurannya dedaunan, semakin banyak manusia berkunjung ke rumah Jeno yang memang terkesan angker, hanya untuk menguji nyali mereka.

Ya, Jeno terlalu sibuk mencari mangsanya alih-alih membersihkan pekarangan rumahnya, menambah keangkeran dari rumah yang menyerupai kastil tersebut.

Jeno mengeluarkan sachet berisi darah buatan dari dalam kulkas dan mengernyit sebelum menuangkannya pada gelas wine miliknya.



"Bleh, rasanya seperti kunyit" ucapnya seraya menjulurkan lidahnya.

Where our Stars MeetWhere stories live. Discover now