Back to past :1

5 1 19
                                    





Saat itu acara rutinan tahunan, camping di suatu bukit seangkatan, karena saat ini mereka masih kelas 10 jadi bertujuan untuk saling mengenal teman teman nya.

tapi kaya nya gak buat cika sama diandra yang dari pagi nempel berdua mulu, padahal kelompok outbond nya beda. Tetep aja kalau udah gak outbond nempel lagi.

Kaya misal sekarang,

Pas banget abis puncak acara, ngelilingin api unggun sambil game gitu. jadi sekarang waktu santai, udah pada ngebentuk circle sendiri gitu, tapi sekarang masih satu lingkaran lagi karena Beberapa anak mulai ngegenjreng gitar sambil nyanyi.

Mereka salah satu di dalam lingkaran, tapi karena diandra mendadak kebelet pup akhirnya cika nemenin perempuan itu ke toilet satu bilik yang gak jauh dari lapangan. Padahal terang banget anjing, emang diandra aja yang takutan.

"Cik? Masih disana kan?" Tanya diandra

Ancika udah jongkok di depan wc sambil scroll instagram nya. "IYEEE"

"ok" bales diandra

Perhatian cika teralihkan ke lapangan pas suara ricuh ketawa banyak orang masuk ke telinga dia.

Kaya nya Zidane Juana muda yang lagi ngegitar ngelawak sama Dion. Makanya bisa pada ketawa gitu?

"Ra?"

"Ha?"

"Lo kenal Zidane juana?"

"Anak ipa 2 ya?"

"Heeh"

"Kenapa?"

Ancika diam dulu sebentar,

Beberapa hari kebelakang, dan puncak nya hari ini. Ancika terus menerus intraksi langsung dengan Zidane, karena satu kelompok sih, terus zidane ketua nya ancika sekre nya.

"dia baik deh, maksud nya cowo baik gitu" kata ancika

Bunyi grusuk dalem bilik. "Hah?" Tanya diandra

Ancika ngedecih, "zidane. Baik"

"Lo suka?"

"engga sih, tapi zidane tuh tipe pacar gue. Pacar idaman gue"

pintu kebuka, diandra masih benerin celana leging puma nya di dalem hoodie abu-abu nya. "Zidane emang suka romantis?" Tanya Diandra

Iya setau dia ancika tuh demen banget sama film romance elit perdesaan gitu? Kaya misal fimm nya robert downey jaman jadul itu tuh,

"Ya enggak. Cuman pokok nya gue kalau punya pacar harus kaya zidane" kata Ancika tegas

"Yaudah, good luck" bales diandra yang sama sekali tidak merasakan aura zidane saat itu.

Mereka berdua jalan lagi menuju lapangan sambil nyeritain soal sikap sikap zidane kenapa bisa masuk kandidat tipe ideal ancika.

diandra yang biasa pacaran sama setipe, Abel, Jeynand (cowo cowo onar) cant related. jadi dia nganguk nganguk aja.

sambil ngebatin juga sih.

Zidane, gak ada tantangannya. Kaya ngebosenin deh.


____




"Ketua eksul nya siapa?"

saat itu ruang eksul seni tari tradisional lagi mendadak sunyi setelah bermenit-menit di stell lagu adat diikuti gerakan tarian anak anak di dalam nya.

Walau lagu dan tarian di berhentikan, deru nafas penari tetap mengebu.

Zidane ngebuat mereka diam, Di susul pertanyaan dari mulut nya.

Selain diam, mereka semua langsung menoleh ke diandra yang masih ngebenerin tapi selendang di leher nya. "Eh iya gue" ujar diandra, "ada apa?"

"Boleh ngobrol sebentar? Gue dari perwakilan osis juga ketua pelaksana acara ulang tahun sekolah"

semua nya membelak terkejut,

juga mempunyai satu dugaan yang sama. Tahun ini mereka di perkenankan untuk tampil acara yang di tunggu tunggu satu sekolah itu!

"hi, sebelum nya kenalin gue Zidane juana. Kalau boleh tau nama lo?" Tanya nya ramah sambil menenteng map file berisi proposal sepertinya.

Kedua nya sudah di luar kelas. zidane membawa mereka bicara di ujung lorong yang sepi dari jangkauan anak anak.

diandra menyeka pelipis nya, "gue diandra, sorry gak jabat tangan lo, tangan gue kena keringet"

Zidane menarik tangan nya. Menganguk mengerti. "jadi gini diandra—" ucapan nya terputus ketika mata nya melirik diandra yang tidak mengunakan alas kaki.

Lalu dengan smooth nya, zidane melepas sendal selop nya lalu dia putar balikan arah agar langsung di pakai oleh diandra. "Gue sebagai ketua acara di minta 30 menit buat nampilin tentang kebudayaan indonesia" tutur nya

Selesai di ujung kalimat nya pria itu sudah berdiri normal. "Pake sendal gue dulu—terus pada ngajuin dari pada nyewa dari luar mending nunjukin bakat sekolah juga kaya tim tadis contoh nya"

Diandra sedikit bingung harus merhatiin bicara zidane atau tindakan nya yang menyodori nya sendal.

"Terus kira kira lo siap bawa tim lo maju buat tampil?"

"Tanggal nya?" Diandra memilih berdiri di atas sendal zidane melainkan memakainya.

"4 bulan lagi"

"gue bakal diskusiin dulu sama tim gue, kira kira kapan gue harus kasih balasan ke lo nya?" Tanya diandra

Zidane menyerahkan map di tangan nya. "Ini soal acara nya, terus kasih balasan nya kurang dari tiga hari dari hari ini mungkin ya? Bisa?"

diandra mengambil map nya. "Okay bisa, kemana nih gue kasih tau nya? Ke nomer humas nya atau gimana?"

Zidane terdiam sesaat lalu mengeluarkan ponsel nya. "Ke gue aja deh, id line lo?"

sambil megang map dan berdiri di atas sendal zidane, diandra langsung menemukan satu kata yang cocok untuk zidane,

Buaya?

Diandra lebih takut sama pria yang tahu kelemahan perempuan, pria yang tau bagaimana mentreat perempuan better bertujuan untuk bermain main dengan nya.

ini alasan kenapa diandra belum pernah mau dekat dengan pria soft, ia takut kalah dalam permainan. menjadi pasif yang di mimpin. Menjadi lemah tidak bisa melawan. diandra tidak mau.

"Gue lupa id line nya, gue drop id line temen gue aja gak papa? Nanti kalau li chat dia langsung share id line gue kok"

"Oke gak papa"

"@anchikv"

diandra menyeringai dalam hati nya.

Ancika harus berterima kasih kalau gini.






____

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 11, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Into uWhere stories live. Discover now