Chapter 19 Panik

3.9K 405 40
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
-

"AKHHHH"

Brakkk

Prangg

"Gyu lo kenapa?"

Jeno benar-benar tidak mengerti dengan adiknya. Entah kenapa dia langsung ngamuk sampai di rumah, menjatuhkan banyak barang sambil berteriak.

"BEOMGYU NANTI LO LUKA!"

Jeno sudah tidak tahan, mana Bubu dan Jeje lagi keluar. Sial ia tidak tahu harus berbuat apa.

"BRENGSEK GUE BODOH BANGET ANJING AKHHHH KENAPA GUE BISA NGELAKUIN ITU?!"

"Beomie! Kalau nanti Bubu tahu lo pecahin gucinya jangan harap lo selamat!"

Beomgyu tidak mendengar, ia menarik rambutnya kuat seperti orang stress. Gila dia gila kalau seperti ini. Kenapa dia melakukan itu kemarin dengan Taehyun?

Jeno yang melihat Beomgyu ingin menjedotkan kepalanya ke tembok langsung menahannya. Ia membalik tubuh Beomgyu, sorot matanya sangat khawatir, sedangkan Beomgyu tidak memandanginya dia masih terus mengumpat.

"Gyu pandang gue!"

Beomgyu menghiraukannya.

"BEOMGYU!"

Beomgyu tersentak lalu mendongak. Matanya berkaca-kaca, setetes demi setetes air matanya pun jatuh. Jeno tidak tahan, ia langsung memeluk Beomgyu.

"Lo sebenarnya darimana sih? Kata Hyunjin lo tiba-tiba pergi. Tapi kenapa lo nggak pulang? Lo tahu satu rumah kemarin nyariin lo?"

Kaki Beomgyu lemas, isakannya semakin menjadi. Ia tidak tahu bercerita darimana. Ia terlalu malu untuk bercerita. Bagaimana kalau mereka marah? Bagaimana kalau mereka membencinya?

"G-gue hiks Jenoooo"

"Gyu tenangin diri lo dulu! Ceritanya nanti aja!"

Beomgyu bergerak gelisah, ia masih terus menangis. Jeno yang melihatnya ingin melepas tubuh adiknya, tapi sebuah warna merah keunguan terlihat pada tulang selangka adiknya karena kemejanya yang semrawut agak sedikit tersikap. Masalahnya tanda itu tidak hanya satu, tapi banyak membuat amarah Jeno memuncak.

Ia langsung melepas pelukannya, memang kedua sisi pindak Beomgyu. Jeno menatap adiknya dengan pandangan kosong. Sedangkan Beomgyu masih menunduk dengan isakannya.

"Tatap mata gue Gyu!"

Beomgyu mencoba menghindar. Ia tidak bisa, ia benar-benar tidak kuat.

"Beomgyu." Kali ini Jeno bicara dengan sedikit penekanan pada nada bicaranya.

Beomgyu akhirnya mendongak. Air mata masih mengalir, bibirnya bergetar. Rasa takut mulai menyelubunginya.

"Jenooo"

"Siapa yang ngelakuin ini ke lo?"

"Jeno gue-"

Youngest Child || Jung FamilyWhere stories live. Discover now