chapter 02

18 7 2
                                    

Bangun

Cahaya remah remang dan hangat menyentuh wajahnya. Qi Xingyun terjaga. Dia linglung sesaat.

Di mana aku?, bisiknya lemah dalam hati.

Qi Xingyun mencoba bangkit dari tempat tidur. Tapi ketika dia meregang sedikit, tubuhnya seakan akan terbelah. Rasa sakit tersebar luas di seluruh anggota tubuhnya dan kepalanya seakan di apit oleh benda seberat 100 pon .

Apa yang terjadi?, gumam Qi Xingyun.

Dia perlahan lahan meregangkan tubuhnya dan menggerakkan tangannya. Tapi detik berikutnya, dadanya terasa nyeri seakan akan organ dalam dadanya di paksa keluar. Qi Xingyun melihat bahwa tubuhnya sekarang berbusana balutan perban putih.

Dia kemudian teringat bahwa tangan kirinya terpotong akibat melarikan diri. Tanpa sadar dia tersenyum kecut karena berhasil kabur.

Tapi dimana ini...?.

Qi Xingyun menggali ingatannya, tapi sayang karena reaksi berlebihan kepalanya sakit luar biasa.

Dengan tubuh yang sakit, Dia mencoba bernapas untuk mencari cara agar busa bangkit.

1, 2, 3...

Qi Xingyun bangkit dengan wajah pahit. Luka di dadanya seperti terbuka akibat gerakan tiba tiba mengakibatkan perban putih bernoda merah.

Seketika pintu kamar tempatnya terbuka. Menampilkan sosok menggunakan jubah hitam dengan tutup kepala hitam. Ketika ia membuka capingnya, Qi Xingyun bisa melihat mata hitam pekat yang tajam.

Qi Xingyun menganalisis perawakan orang itu. Ia adalah laki laki dengan tubuh kurus, seperti kekurangan gizi. Penampilannya benar aneh, tapi tidak liar. Rambutnya panjang dan di beri tusuk tulang.

"Akhir nya kau bangun", ucap laki laki itu.

Qi Xingyun kaget dengan aksennya yang menggunakan aksen suku Mage.

"Tenanglah, aku bukan orang jahat", ucap laki laki itu kembali dengan nada ketus.

"Di mana aku sekarang?", tanya Qi Xingyun.

"Hutan Sunset"

"Apa yang terjadi?"

"Aku menemukanmu pingsan"

"Berapa lama?"

"Seminggu"

"Owh"

"Sepertinya kau sudah jauh lebih baik sekarang"

"Terimakasih sudah merawatku"

"Sama sama"

Qi Xingyun berhenti waspada. Dia lalu melihat balutan tangan dan tubuhnya yang di perban.

"Kau yang melakukannya", tanya Qi Xingyun menunjuk perban di tangan kirinya yang terpotong.

Laki laki itu mengangguk dan berkata: "Kau terluka parah. Tapi syukurlah lukanya belum sempat terinfeksi. Tapi itu bengkak dan berenang, jadi aku membalutnya dengan cepat agar tak terkena bakteri dan menjadi parah".

Qi Xingyun tersenyum. "Sekali lagi terimaksaih. Maaf merepotkanmu".

Qi Xingyun berkata dengan lemah dan kembali berbaring di ranjang.

Laki laki itu tiba tiba mendekatinya dan berkata: "Bolehkah aku tau kenapa kau bisa begini ?".

"Berhianat", jawab Qi Xingyun.

Kemudian dia melihat bahwa rantai belenggu besi sudah lepas dari tangan kanan dan kedua kakinya.

"Kau melepaskan rantainya ?", tanya Qi Xingyun.

Laki laki itu mengangguk.

"Kau pasti tau aku ksatria kekaisaran".

Laki laki itu kembali mengangguk.

Qi Xingyun tersenyum dan merasa tingkah laki laki itu menggemaskan.

"Apa kau tidak takut menolong orang sepertiku yang jelas jelas penjahat bagi suku Mage kalian ?".

Laki laki itu terdiam sebentar dan berkata: "Tidak. Jika aku takut, kau sudah mati dan ku letakkan sebagai tungku persembahan di pohon phoenix", ucapnya sambil memegang dagu.

"...", penyihir kecil ini sadis juga.

"Kenapa kau berhianat dan bagaimana kau bisa sampai disini ?", tanya laki laki itu sambil mengerutkan kening.

Qi Xingyun menyentuh hidungnya dengan canggung. Penyihir kecil ini mirip seperti pria dewasa, tapi dari perawakannya dia belum sampai usia 18 tahun. Masih anak anak.

"Aku di penjara karena tidak ingin membunuh kalian. Saat pasukan kekaisaran memindahkan tahanan ku. Aku dengan sigap memotong belenggu besi di kedua kaki dan tanganku. Tapi sayang tangan kiri ku tak sempat sehingga aku memotongnya. Saat kabur aku khawatir mereka bisa mengejarku sampai di sini. Tapi nyatanya, setelah berlari lama tidak ada yang mengejar. Jadi apakah ada orang atau hal aneh selama seminggu aku pungsan ?".

Laki laki itu menggeleng kepala dan berkata: "Tidak ada sama sekali".

"Kau menempuh perjalanan yang sangat jauh hingga sampai ke jantung hutan Sunset milik suku Mage", ucap laki laki itu simpati.

"Tapi apa kami yakin tempat ini terbaik untukmu ?".

"Maksudmu apa ?", tanya Qi Xingyun linglung.

"Lihat sekelilingmu ?", balasnya singkat.

Qi Xingyun menemukan ruangan tempatnya berada di buat dari dinding kayu yang di hiasi tulang dan kulit binatang. Selain itu dia menemukan sebuah giok merah yang terukir dengan Burung Phoenix sedang mengapakkan sayap.

Burung Phoenix adalah burung surgawi yang di puja suku Mage.

"Tidak apa", ucap Qi Xingyun sambil tersenyum.
"Namaku Xingyun dan margaku Qi. Aku tidak punya tujuan. Ngomong ngomong bisakah aku tinggal untuk sementara di sini ?", pinta Qi Xingyun dengan ragu tapi berharap.

"Namaku Feng Jiyu Tian. Kau bebas untuk tinggal di sini", balas Feng Jiyu Tian ramah.

Qi Xingyun tersenyum. Dia merasa senang karena di terima. Qi Xingyun merasa hatinya menghangat dan merasa beruntung. Dia ingin mengenal Feng Jiyu Tian lebih jauh sebagai dewa menolongnya.

Tapi tiba tiba rasa kantung merayap dengan cepat.

"Aku.....", Qi Xingyun berusaha mengucapkan terimakasih, melawan rasa kantung yang berat. Meski tak berhasil menyelesaikan kalimatnya, tapi dia tersenyum tulus sebagai perwakilan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 11, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[BL]Outcast Knight by SVD Where stories live. Discover now