Mask Boy

1

Nyaringnya suara dari bunyi kendaraan yang disebut kendaraan ninja tersebut mengalih perhatian siswa sekolah yang ada di parkiran menuju ke pemiliknya, Dirga Mahandi.

Dirga mematikan kendaraannya lalu mengangkat helm yang ia gunakan, dengan sedikit aksinya yaitu mengibas ngibaskan rambutnya yang membuat perempuan sedikit menjerit meliatnya, tampan yang ada di pikiran perempuan yang ada disana.

"Sayanggg"

Suara lembut mengalun memanggil Dirga, Dirga yang tak asing dengan suara itu menoleh ke arah suara tersebut. Sudut bibirnya naik menandakan bahwa dia tersenyum. Laras nama perempuan yang memanggilnya, pacar Dirga.

"Maaf ya ga bisa jemput kamu tadi pagi"

Dirga berucap sambil mengecup pucuk kepala Laras lalu mengusapnya dengan lembut, Laras yang mendapati perlakuan tersebut hanya bisa senyum malu dan pipi merah merona.

"Gapapa kok, ayo ke kelas."

Hubungan mereka bisa dikatakan hubungan baru, baru jadian 2 minggu yang lalu. Laras perempuan yang dikenal cantik dan berbakat dalam hal dance. Banyak perempuan yang iri dengannya apalagi faktanya dia baru jadian dengan Dirga. Banyak yang bilang Dirga cuma ngincar Laras buat ditiduri karena body Laras yang memang berisi tapi bagus. Tapi Laras tak peduli dengan perkataan tersebut, yang penting Dirga menjadi pacarnya.

"Aku ke kelas ku ya sayang, kamu belajar yang rajin"

Ucap Dirga ke Laras, Laras menganggukkan kepalanya lalu melambai ke Dirga dan menuju kelasnya. Mereka memang beda kelas, Dirga IPS 1 dan Laras IPA 2.

Setelah masuk ke kelasnya, Dirga berjalan ke tempat teman temannya lalu mengobrol dengan suara yang mendominasi di kelasnya tak luput dengan gelak tawa dari geng tersebut yang dikenal dengan Obenk, Cowo Brengsek kata mereka. Kumpulan anak cowo yang nakal dan tak lepas dengan pembullyan yang pastinya dipimpin Dirga.

Saat bel masuk kelas yang artinya mata pelajaran akan segera dilaksanakan masuk lah seorang laki laki yang tinggi tapi berpenampilan culun atau anak kelas menyebutnya si nerd.

"widihh tumben banget nih si nerd telat"

Ucap Gilang sambil menyenggol Reno, anak Obenk pastinya. Semua mata menuju si nerd karna memang ini bukan seperti biasanya, si nerd yang selalu pertama datang ke kelas dan mungkin ini pertama kalinya ia datang terlambat.

Si nerd tidak melihat ke arah geng Obenk dan langsung duduk di bangkunya lalu menyembunyikan mukanya dikedua tangannya di meja. Merasa di abaikan oleh si nerd, Gilang berdiri dari bangku lalu berjalan ke arahnya. Semua mata di kelas melihat aksi Gilang tersebut.

"Songong bat gua liat liat ni orang"

Gilang meninjak bangku yang di duduki si nerd yang sedikit membuatnya terhentak ke samping, tapi si nerd tak peduli dengan hal itu dia melanjutkan menyembunyikan wajahnya. Melihat hal itu Gilang mulai merasa marah. Ditinjaknya perut si nerd dari samping membuat si nerd terbatuk, tanpa di sangka si nerd berdiri lalu melihat tajam dari balik kacamatanya. Melihat hal itu geng Obenk
berdiri dan mulai sedikit ricuh.

"Waduhh"

"Njing"

"Beneran songong ni bocah"

Geng Obenk menuju ke arah si nerd memegang pundaknya lalu dengan keras mendudukkan si nerd di bangkunya. Dirga yang dari tadi diam meliat aksi teman temannya ke si nerd mulai bangkit dan menuju arah si nerd. Teman temannya membuka jalan buat Dirga, lalu Dirga duduk di meja belakang bangku si nerd. Tangannya ia gandengkan di bahu nerd lalu mendekatkan wajahnya ke telinga si nerd.

"Udah merasa jagoan?"

Sedikit berbisik tapi hampir terdengar semua anak kelas disitu, karna suasana yang sunyi dan sedikit tegang. Mendengar ucapan Dirga teman temannya serempak tertawa begitu juga Dirga dan si nerd yang hanya bisa diam.

"Woy! Bu Nisa jalan ke arah sini, balik lu pada ke bangku lu"

Perintah Aldi yang membubarkan geng Obenk dan anak anak lain yang duduk di meja teman temannya. Sebelum kembali ke bangkunya, Dirga membisikkan sesuatu ke si nerd.

"Jangan sok berani lu, awas aja."

Final Dirga ke si nerd lalu berjalan ke bangkunya, si nerd tetaplah nerd yang hanya bisa diam tak berkutik sampai Bu Nisa masuk dan mulai mengajar.