• PROLOGUE •

86 15 7
                                    


Sebuah kamera analog usang disudut lemari, memecahkan lamunanku tatkala hujan lebat mengguyur kota Jember sore ini.

Kamera itu sangat berdebu, karena sudah lama tak ku sentuh.

Aku baru kembali kerumah ini karena liburan semester perkuliahanku, dan ternyata tidak ada yang berubah dengan kamar ini, begitu pula letak kamera analog ini.

Aku membuka kamera itu, ternyata roll-nya masih ada.

Aku mencoba menerawangnya, membelakangi roll tersebut dengan cahaya lampu kamar, seketika membuatku tercekat dan merasakan sesak yang sangat.

Seseorang yang berpose disampingku, dengan senyum dan sorot matanya yang teduh, membuat tulangku terasa lunak seketika.

Reza, ternyata itu bayangmu, bayang kita..

Kukira Yogyakarta mampu menghapus kenangan kita, ternyata tidak za...

Aku bahkan masih menangisimu hanya karena sebuah bayangan.

Kukira aku telah ikhlas, ternyata hanya terpaksa, kemudian terbiasa.

Bahkan setelah aku menjelajahi Yogyakarta sekalipun, ikhlas tidak juga menghampiriku.

Padahal katamu, Yogyakarta mampu menghapuskan kenangan buruk dengan pengalaman yang baru.

Continued...


Reza [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang