part 14

353 42 2
                                    

"Fyodor"

Seringai yang sudah lama tidak ku lihat, serta tatapan menjijikkan itu
Dia di hadapan ku saat ini
Langkah itu perlahan mendekat, uh sial
Kenapa kaki ku tidak bisa di ajak bekerjasama sekarang

Melihat kondisi ku saat ini membuat seringai itu semakin lebar hingga tangan besarnya memeluk tubuh ku
Ah baiklah, hal yang paling ku benci saat bertemu dengan nya

"Akhirnya kau kembali lagi (y/n), kau tidak tau berapa lama aku menunggu mu hingga aku bosan" katanya dan itu tidak penting untuk ku
Tubuh lemah ku yang tidak berdaya ini dibuat semakin memburuk berkat dia yang seenaknya goyang kanan kiri sambil membawaku pada dekapannya

"Uh hoi hoi aku tau itu, hentikan aksimu, aku bisa muntah!" murka ku padanya yang akhirnya berhasil membuat ku terbebas dari pelukan mautnya

"Dasar kau tikus sialan" kaki ku yang tak lagi sanggup menopang tubuh ku akhirnya membuat ku terjatuh dengan posisi duduk membuat si pelaku tertawa kecil sambil membuat dirinya sejajar dengan ku
"Maafkan aku, aku benar-benar menunggu mu kembali selama lima tahun ini sampai akhirnya aku mendengar kabar bahwa kau kembali lagi ke Jepang, tapi kau tidak pernah menemui ku"

Aku menatapnya dengan sinis sambil melanjutkan "lalu kau melakukan ini agar aku menemui mu?" dan dia hanya terkekeh sebagai jawaban iya

Dasar

"Ingatkan aku untuk memukul mu lima kali karena kau sudah membuat Yokohama dalam bahaya selagi aku tidak ada" lanjut ku saat dirinya membantu untuk membopong tubuh ku
"Baiklah tuan putri" mendengar kata 'putri' membuat alis ku berkedut lalu mendaratkan satu pukulan mulus di kepalanya "berhenti memanggil ku begitu" protes ku yang hanya di balas dengan kekehan gilanya

Normal POV

Lima belas menit setelah kepergian mu membuat Dazai beserta Chuuya tidak tau lagi harus mencari mu di mana

Sebelumnya

"Apa yang kau lakukan di sini, Chuuya?" terdengar nada tidak senang akan kehadiran pria jingga yang tengah berdiri di belakang nya
"Bukan urusan mu sarden, yang jelas saat ini kemana perginya (y/n)?" tidak menggubris pertanyaan lawan bicaranya, Chuuya lebih memilih untuk mencari tau keberadaan mu

"Hoi Dazai, kau sudah meletakkan alat pelacak padanya kan?" tanya nya pada pria hanzel di hadapannya, sementara pria yang di ajak bicara masih berdiri membelakangi Chuuya tanpa menjawab, membuat perempatan urat kesal pada dahi si surai jingga

"Teme jawab pertanyaan ku-" sebuah alat pelacak kini berada di tangan Dazai yang seharusnya berada di kantung baju mu
Seingat pria hanzel itu dia sudah meletakkannya diam-diam, tetapi dia menemukan benda tersebut tergeletak di tempat sampah yang berada di dekat nya
"Begitu ya, cara seperti itu memang tidak akan mempan untuk memata-matai nya" sambung Chuuya

"Sepertinya begitu" jawab Dazai yang masih memandangi alat pelacak di tangannya

Lima belas menit berlalu, pencarian mereka pun tak kunjung usai karena kau tidak juga di temukan

Hampir putus asa kedua pria yang pernah menjadi rekan setim itu memutuskan untuk meminta bantuan pada salah satu anggota detektif yang mungkin bisa mencari tau keberadaan mu

Telpon berdering dari seberang sana dan tak lama setelahnya terdengar suara seorang detektif penggila manisan yang kini sedang bersantai di temani cemilannya

"Ada apa Dazai?"

"Ranpo-san, apa kau tau kemana biasanya (y/n)-chan pergi secara tiba-tiba?"

Dari ponselnya Dazai bisa tau kalau orang yang sedang dirinya ajak bicara saat ini sedang menikmati sebungkus keripik sambil berdehem panjang sembari berfikir

I'm Sorry [Dazai X Reader]Where stories live. Discover now