Part 1

1.9K 183 10
                                    

Sejak pagi, joy disibukkan dengan kegiatan nya membuat kue di dapur kecil nya. Sudah menjadi rutinitas nya setiap weekend untuk membuat donat dan menitipkan nya di warung-warung sekitar kontrakan nya.

Hidup berdua di ibukota dengan adiknya membuat joy harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup dan membiayai kuliah adiknya, yessenia cantika. Belum lagi jika ayahnya meminta jatah bulanannya. Maka dipastikan gaji joy sebagai seorang admin tidak akan cukup menutupi semua nya.

Kepergian ibu nya 7 tahun lalu masih menyisakan luka di hati joy. Ibunya yg sakit sakitan membuat joy harus bekerja sejak duduk di bangku SMP. Ayah yg seharusnya mencari nafkah hanya datang jika ingin meminta uang untuk nya agar bisa berjudi. Tidak jarang rentenir datang ke rumah mereka untuk menagih hutang sampai akhirnya ibunya harus menjual rumah peninggalan kakeknya untuk melunasi hutang hutang ayahnya.

Tin tin

Suara klakson motor membuat joy menatap yessi, adiknya.

"Kak, aku ke rumah tata dulu ya.. Nanti kalau udah selesai telfon aja" yessi yg sedari tadi duduk membantu joy membuat donat berdiri mengibaskan celana nya yg berlapis tepung.

"Yaudah, kamu hati hati" kata joy diangguki yessi.

15 menit kemudian

Setelah berganti pakaian yessi kembali ke dapur dan menghampiri joy "aku pamit ya kak" kata nya sambil mengecup pipi joy

Joy tersenyum manis "iya.." jawab nya

Yessi, adalah satu satu nya alasan joy bertahan di dunia ini. Jika tidak ada dia, mungkin sudah lama joy menyusul ibu nya.

"Nanti telfon aja kak" teriak yessi dari depan rumah, joy hanya menggeleng kecil mendengarnya. Mereka memang selalu berbagi tugas, joy membuat donat dan yessi yg mengantarkan nya ke warung.

Setelah selesai, joy mendiamkan adonan donat dan pergi membersihkan kontrakan kecil nya. Merapikan kamar dan menyapu setiap sudut rumah.

Duar!!!

Joy tersentak mendengar suara petir yg menggelegar. Joy menyapu dada nya, lalu segera pergi ke dapur dan menyelesaikan pekerjaan nya, menggoreng dan menghiasi donat dengan berbagai topping.

Hampir satu jam, semua donat nya sudah selesai barulah joy pergi mandi. Setelah nya joy kembali ke dapur dan menyusun donat nya di dalam box.

"Duh, mau hujan.. Kalau nunggu yessi takut ngga keburu" gumam joy sambil melihat kelangit yg gelap.

Joy memutuskan mengantar donatnya sendiri, di masukkan nya box donat ke dalam keranjang tidak lupa joy mengambil payung dan segera pergi ke warung warung sekitar.

Angin berhembus kencang, joy mempercepat langkah nya dengan harapan dia tidak akan kehujanan diperjalanan menuju warung.

"Yah tutup.." Satu warung tempat joy biasa menitipkan dagangan nya tutup.

Joy segera berjalan ke warung lain nya.

"Joy.. Yessi kemana neng? Tumben kamu yg anter" kata bapak penjaga warung

"Ngerjain tugas kuliah pak.." jawab nya sambil tersenyum "saya langsung ya pak, takut keburu hujan" pamit joy

"Oh iya iya, hati hati"

Rintik hujan mulai turun, buru buru joy melebarkan payung yg di bawanya dan kembali berjalan menuju ke satu warung lagi.

"Eh joy.. Yessi mana? Tumben kamu yg anterin" sapa ibu di warung

Joy tersenyum "yessi lagi kerja kelompok bu, sama temen kampus nya"

"Hari ini 3 kotak deh joy, ada ngga? dari kemarin banyak banget yg nyariin donat kamu. Padahal udah tau kalo donat adanya cuma sabtu-minggu"

Where is The Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang