pergi lagi?

27 4 0
                                    

Ini agak panjang, semoga kalian ga bosen ya.

Happy reading

.
.
.
.
.

Terhitung udah seminggu Wendy dan Cahyo ada di rumah, banyak kegiatan yang mereka lakukan bersama anak anak mereka yang selama ini terabaikan, namun tuntutan pekerjaan yang mendesak mereka untuk kembali ke negeri orang itu terus menghantui mereka, disatu sisi mereka ingin tetap tinggal di rumah dan menghabiskan banyak waktu bersama ketiga anaknya namun disatu sisi banyak pekerjaan dan meeting yang mereka tinggalkan.

"Pa ini kita harus gimana? Kasian anak anak kalo ditinggal terus" Wendy.

Wendy mengusap wajahnya dengan kasar, dia dilema antara dua keputusan yang sulit, dia ingin melihat anak anaknya lebih lama namun sekertarisnya terus menagih kepulangannya ke kantor pusat di amerika.

"Kita kumpulin dulu mereka bertiga disini, ajak mereka diskusi, mereka udah cukup dewasa buat ngertiin keadaan kita" Cahyo.

Disisi lain, Dara lagi duduk di meja belajarnya sambil tangan kanannya terus menulis catatan sejarah peminatan yang banyaknya ga kira kira itu mulai lelah, sejak setelah makan malam Dara  ga berenti nulis sampai jarinya lecet.

"Hahh capek anjir pegel juga ni jari gue lama lama" keluh Dara.

Dia menutup buku catatannya dan meletakkan pena warna biru muda kesayangannya itu dengan sedikit emosi.

TAK!

"Maap ya pen, lu gue jadiin pelampiasan bentar" Dara.

Setelah itu ia membanting penanya ke tembok, lalu Dara bangkit dari kursi dan melangkah keluar kamar.

Saat tiba di pintu dapur untuk mengambil minum, Dara melihat mama dan papanya seperti tengah membicarakan hal serius, Dara mendengar semuanya, dan seketika raut wajahnya berubah datar dan dingin.

"Andai gue terlahir dari keluarga biasa" gumam Dara.

"Jadi mama sama papa mau pergi lagi?" Nara.

"Maaf sayang, tapi mama cuma punya  waktu ssminggu untuk libur, mama harus kembali kerja"  Aletha.

Aletha sungguh merasa bersalah karna harus meninggalkan anak anaknya demi karir dan jadwalnya yang padat di korea selatan, terutama David yang baru seminggu ini mendapatkan kasih sayang langsung darinya.

"Kamu tenang aja kak, ada papa yang masih disini, papa udah atur jadwal libur selama sebulan" Saga.

Nara hanya kembali menampilkan senyum palsu andalannya di depan mama dan papanya, dia lelah dan ingin beristirahat dari tuntutan merawat adiknya, namun kenapa orangtuanya tak memberinya waktu lebih lama setidaknya untuk sekedar rebahan seharian dikamar.

"Ga papa Ra, ada gue sama papa yang bakal ngeringanin beban lo, tenang aja, kita jago kok jagain si David" Haikal.

Tak ada ikatan batin yang lebih kuat dari sepasang anak kembar, saat ini Haikal bisa merasakan sakit di hatinya sama seperti yang adik kembarnya rasakan hanya dengan melihat garis senyum tipis dari bibir Nara, ia tau jika Nara sangat lelah menjaga dan merawat David selama ini, dia butuh waktu lebih banyak untuk me time.

Baru seminggu kerinduannya kepada mama dan papa terobati, kini Dina harus kembali mendengar perkataan yang sama seperti tahun lalu, disaat orangtuanya akan berangkat pergi keluar negri.

"Sayang maafin mama ya nak, tuntutan pekerjaan mama ini penting banget ga bisa ditinggal, kamu disini jangan nakal sama mas Agam ya sayang" Airin.

Airin memeluk putri semata wayangnya itu, mengelus surai halus milik Dina, dan perlahan dapat ia rasakan bajunya yang mulai basah karna air mata Dina yang ditumpahkan di dadanya.

Girl's Cool SquadWhere stories live. Discover now