dua puluh tiga

5.3K 282 3
                                    

Putri Qhaisara tersedar apabila dia disimbah dengan air. Dia terbatuk-batuk seketika sebelum memandang ke arah orang tersebut.

"Miss Putri Qhaisara. Tak sangka dah tua tapi masih nampak seperti muda." kata orang tersebut. Putri Qhaisara memandang jijik.

"Kau nak apa dari aku? Apa yang kau tak puashati lagi?" soalnya dengan lantang. Keadaannya masih lemah pada waktu itu.

"Aku takde nak apa-apa dari kau. Aku cuma nak balas dendam dekat laki kau dan anak kau sekali," balas orang tersebut kepadanya dengan senyuman sinis. Putri Qhaisara memandang jijik.

"Kau nak apa lagi hah! Tak puas ke dulu kau buat anak aku hampir nak gila? Kau tak puas lagi ke? Tak puas lagi buat anak perempuan aku trauma? Disebabkan kau lah kedua anak aku ada masa silam yang buruk!" tengking Putri Qhaisara kepada orang tersebut.

"Bertenang, bu."

"Jangan panggil aku ibu! Aku jijik!"

Orang tersebut tergelak kuat melihat wajah Putri Qhaisara yang jelas membencinya. Dari mata sahaja dia sudah dapat tahu yang wanita itu jelas tidak menyukainya.

"Menarik. Takpelah. Ibu rehatlah dulu ek? Aku nak keluar sekejap." katanya lalu menampar pipi Putri Qhaisara dengan lembut. Gadis itu mengelakkan wajahnya daripada disentuh olehnya.

Orang tersebut tersenyum sinis. Dia memandang Putri Qhaisara dari atas hingga bawah dengan pandangannya yang sinis.

"Dasar orang tua bodoh!"

Kutuknya lalu melangkah keluar dari tempat tersebut. Putri Qhaisara mengeluh kecil. Apa lagi yang orang itu tidak puashati dengan mereka? Tidak cukup ke dia buat kedua anaknya mempunyai masa silam yang buruk sehingga memberi kesan yang besar kepada mereka berdua.

"Maafkan ibu, sayang. Ibu janji yang ibu takkan biarkan hal dulu berulang kembali. Itu janji ibu. Selagi ibu hidup, ibu akan pastikan hal tersebut tidak akan terjadi lagi." gumamnya dengan senyuman hambar terukir pada bibir cantiknya.

Memikirkan hal yang lalu membuatkan Putri Qhaisara mengalirkan airmata. Hal yang hampir membuatkan Ikmal gila dan menjadikan Putri Amelia trauma.

'Maafkan ibu. Maafkan ibu, sayang.'

𝐓𝐄𝐍𝐆𝐊𝐔 𝐈𝐊𝐌𝐀𝐋 𝐇𝐀𝐊𝐈𝐌𝐈Where stories live. Discover now