0.3

1.1K 86 30
                                    

Hari kunjungan sahabat

Berdiri megah di atas bukit tak jauh dari pantai, rumah baru Win dan Team yang kini tampak ramai dengan kedatangan Prug dan Manaow yang membawa putri kecil mereka. Dua bocah laki-laki kembar tampak membatu dengan mata tak berkedip memandang nong di depannya. Selama ini mereka hanya melihat nong dari foto yang Prug sengaja pamerkan. Nong cantik dengan pipi gembul berwarna putih kemerahan layaknya pao yang baru diangkat dari kukusan. Kulitnya masihlah tipis dan nyaris transparan yang menurut Thorn seperti kulit lumpia Vietnam.

Team mendekat lalu menepuk bahu mereka. "Apa yang kalian lakukan?"

Thi menghapus air liurnya, "Team, itu seperti pao ayam yang biasa kita beli. Aku ingin menggigitnya."

Team melotot tajam pada Thi, "Dia bukan makanan! Jika kau membuatnya menangis aku akan menggigitmu balik Thi."

"Aku ingin meremasnya, itu seperti squishy Team." Thorn mengeretakkan giginya karena gemas. Ia mengepalkan tangannya seolah tengah meremas sesuatu.

Team mendesah, "Ingatlah kalian, cukup melihat saja! Jangan memegangnya atau nong akan hancur!"

"Hanya memegangnya saja bagaimana bisa hancur?"

"Bukankan nong terlihat lembut seperti tahu sutra?"

"Lalu kapan kami bisa memegangnya?"

"Tunggulah dia sedikit besar. Tubuhnya akan lebih kuat." ujar Manaow.

"Aunty, apa jika nong sedikit lebih besar kau bisa meminjamkannya padaku?"

"Untuk apa?"

"Mainan." Jawab Thorn tanpa dosa.

"Ckk Thorn, nong bukan mainan."

"Bukankah dia mirip dengan mainan anak perempuan di kelas itu Thi? Milik mereka rambutnya panjang sedangkan nong rambutnya pendek seperti kita."

"Ya, tapi yang ini lebih kenyal seperti pao."

Team menggelengkan kepala, "Kalian saat lebih kecil juga sama seperti nong. Saat nong lebih besar nanti juga akan seperti kalian sekarang."

"Team, kau kan tak tahu bagaimana kami kecil?" protes Thi.

Manaow tertawa, "Jika Team melihat kalian yang masih seperti nong, dia pasti akan lari meninggalkan kalian."

"Bagaimana aunty tahu?"

"Lihatlah! dari tadi Team gemetaran dan tak berani menyentuhnya."

"Tanganku terlalu keras, nanti nong akan terluka."

"Kau hanya mengangkat buku dan membolak-balik kertas tiap hari, apa yang bisa membuat tanganmu mengeras? Apa penjaga toko buku bisa membuat tangannya kapalan?"

"Pinggiran kertas juga bisa jadi tajam."

"Bilang saja jika kau takut Team." ledek Manaow.

"Ckk tak bisakah kau tak mengatakannya di depan anak-anak?" Team cemberut.

"Ish..ish..ish..ish..ish.. Aku baru tahu Team, kau takut dengan sesuatu yang moe seperti ini!" Ledek Thi. Ia menggelengkan kepalanya.

Team terdiam tak bisa membalasnya, Win yang baru datang dan ikut bergabung menepuk pundak Team menghiburnya.

Manaow tersenyum melihat Win datang, "Phi, karena kau sudah di sini, biarkan aku meminjam Team sebentar dan tolong awasi anak-anak?"

"Ya. Mana Prug?"

"Keluar membeli sesuatu."

"Baiklah."

"Terima kasih phi." Manaow segera menarik Team menjauh.

Win ObsessionWhere stories live. Discover now