🍫 - 15

224 55 6
                                    

Yerima sudah merasa jauh lebih baik. Sudah makan malam, istirahat dan minum obat. Demamnya turun memang tapi belum sepenuhnya. Ia duduk di dalam tenda kesehatan sendirian setelah Airina pamit untuk keluar karena ada urusan dengan para guru.

"Yeri?" Jihan menyembulkan kepalanya ke dalam tenda.

Yeri terkesiap. Jihan yang menolongnya datang.

"Eh kak Jihan. Masuk saja kak."

Jihan mengenakan jaket tebal. Pasti sangat kedinginan. Tanpa berpikir panjang, Jihan masuk ke dalam tenda.

"Aku minta maaf ya Yer?"

"Untuk apa kak?"

"Aku tadi juga ceroboh. Harusnya aku cari pertolongan. Tapi malah aku juga ikut jatuh ke sungai. Aku kira airnya tadi tidak sederas itu arusnya. ."

Yeri menggelengkan kepala. "Kakak jangan minta maaf. Kan nggak salah. Aku saja tadi yang ceroboh. Kakak juga berusaha selametin aku. Makasih ya kak..."

Jihan tersenyum lalu mengangguk.

"Rima ... boleh enggak aku manggil kamu Rima?" Tanya Jihan dengan hati-hati.

Yeri mengangguk. "Kak, aku minta maaf ya sama kakak."

"Untuk apa?" Jihan mengernyit heran.

"Aku sebenarnya tidak suka sama kakak. Tapi bukan berarti aku benci. Hanya saja... aku tidak suka karna..."

"Daniel?"

Yeri terdiam.

Jihan meraih tangan Yeri. "Kamu tenang aja Rima. Kalo memang kamu tidak suka sama aku, aku akan pergi kok. Aku nggak akan ada di sekitarmu lagi."

Yeri berganti menggenggam tangan Jihan. "Nggak kakak! Aku nggak benci sama kakak. Aku kagum sama kakak. Tapi aku iri..."

"Aku juga iri sama kamu loh Rima. Dari sekian banyak fansnya Daniel, aku sempat cemburu sama kamu. Tapi waktu Daniel antar aku ke gramed yang dia nitip sesuatu ke kamu itu, kalian sudah saling kenal lebih dulu. Daniel sudah sayang sama kamu lebih dulu."

Yeri diam mendengarkan kata demi kata yang keluar oleh bibir cantik Jihan.

"Daniel menyayangimu dan ingin melinduungimu sebagai kakak yang melindungi adiknya. Benar kata Daniel. Kamu itu menggemaskan. Sulit untuk menjauhi atau tidak menyukaimu."

"Maaf ya kak," Yeri meneteskan air matanya. Ia merasa bersalah. Jihan sangat baik. Beruntung Daniel mendapatkannya dan Jihan beruntung mendapatkan Daniel.

"Mulai sekarang aku ikhlas kalo kak Ji sama kak Daniel. Aku nggak akan berharap lebih lagi. Asal kakak tidak melarang aku berteman dengan kak Daniel."

Jihan tertawa lalu memeluk Yeri. "Kamu bicara apa sih. Daniel sudah berkali-kali bilang ke aku kalau kamu adik perempuannya. Mana mungkin aku melarang kakak dan adik bertemu? Aku tidak seposesif itu Rima..."

"Terimakasih kak..."

"Sama-sama Rima.  Oh ya, aku mau balik ke tenda. Kamu mau ikut atau istirahat di sini?"

"Ikut saja kak. Aku bosan sendirian di sini."

.

Jihan membantu Yeri untuk berjalan ke tenda. Meski Yeri menolak, tapi Jihan tetap bersikeras. Mau tak mau Yeri diam dan menurut padanya. Setelah ijin yang sedikit sulit karena Airina ingin Yeri tetap di tenda kesehatan agar bisa dipantau keadaannya, akhirnya Yeri bisa kembali ke tendanya.

Waktu menunjukkan pukul sebelas malam dan suasana kelompoknya masih ramai. Kata Jihan memang masih ramai karena belum lama mereka menyelesaikan makan malam. Khusus kelompok mereka, makan malam sedikit terlambat.

CHOCOLATE LOVE√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang