↗ Pink

10 1 0
                                    

Sebagaimana ia harus menuntaskan pekerjaannya, Akechi Goro kerap kali dihadapkan dengan misi-misi penting untuk bercengkerama dengan orang-orang besar. Menarik informasi sebanyak mungkin dalam diskusi bersama orang-orang dewasa dengan perilaku mereka yang beragam. Tak luput diantaranya, ia akan menenggelamkan diri dalam sebuah interogasi penting di tempat-tempat yang tak cukup diperhatikan banyak orang.

Kali ini mungkin ia harus menyamar. Lantaran tempat pertemuannya dengan narasumber pemegang informasi penting dalam kasusnya kali ini adalah sebuah maid cafe yang cukup banyak mendapat perhatian warga Akihabara dan sekitarnya. Akechi menyimpulkan sebuah teori pribadi; bahwa orang yang ia temui tak sewajarnya berada di area seperti ini dan hanya bermaksud mengusir serangga pengintai yang mungkin saja diam-diam merekam aktifitasnya bersama sang detektif. Meski demikian, tak dapat dielakkan keraguannya mengisi.

Bagaimana dia harus mengatakannya…? Ini benar-benar sebuah maid cafe. Tentunya dia berhak menilai sang informan untuk sebuah selera yang … terlalu tak biasa.

Suasana tempat itu dapat dikatakan sepi sejak pertama dirinya langkahkan kaki. Teramat sepi seolah bermaksud mengatakan bahwa lokasi tersebut sedang diamankan dari mata pejalan kaki Akihabara yang lain. Akechi menyesap minumannya dengan waswas.

"Lho?"

Ekor matanya melirik dan berakhir membelalak dalam keterkejutan. Untungnya, ia tidak menumpahkan cangkir dalam genggamannya ketika bibir suarakan sebuah panggilan, "Shion-san…?"

Ah, di sana. Di hadapan meja dirinya tengah duduk berhadapan dengan sang informan---yang sepertinya tidak pandai dalam menilai reaksi seorang Akechi Goro---berdiri sosok yang teramat familier. Seorang gadis dengan kostum maid berwarna pink mencolok, menatapnya dengan sirat ekspresi yang hampir mirip dengan miliknya sendiri.

'…oi, tunggu sebentar---bukankah kostummu itu sedikit terbuka!?'

.

.

COLORUARY | Pink
Warna merah muda itu menjajaki area pipinya ketika netra lawan bicara berujung memperhatikan. Begitu memalukan … ya, begitu memalukan teruntuk sang gadis. Tapi entah mengapa sang pemuda begitu menyukai ekspresi malu-malu itu.

Akechi Goro x Shiraki Shion (OC)
Persona 5 Fanfiction by Cordisylum

.

.

"Kenapa kamu di sini?"

Kedua kalinya mereka bertemu di hari itu, adalah ketika keduanya beranjak melangkah keluar dari kafe yang sudah mulai sepi akan pengunjung. Jam tutup telah terlewat, dan sekarang Shiraki Shion bersama teman sekelasnya itu mengadakan sebuah janji untuk pulang bersama sebab sebuah kebetulan yang mungkin tak terlupakan.

"Tempat pertukaran informasi ditentukan oleh klien."

Shiraki Shion tengah mencuri-curi pandang pada detektif muda itu ketika kemudian ia dihadapkan dengan sebuah jawaban logis. Hilang rasa untuk sekadar mengumpat keras-keras karena kebodohan diri. Memilih untuk memendamnya dalam hati. "O-oh…."

Ia tidak sanggup untuk melihat wajah itu setelahnya.

"Shion-san kenapa di sini? Kau … bekerja di sini juga?"

"Bukan! A-anu … temanku." bagaimana caranya ia menjelaskan tanpa sosok itu mengganggapnya hanya alasan semata? Sang gadis Shiraki tidak begitu pintar berbohong, jadi ia berpikir untuk mengatakan sebatas kenyataannya saja. Namun entah mengapa anggapan semisal ia benar-benar bekerja di tempat itu sangat mengganggunya. Wajahnya mengumbar sedikit ekspresi panik ketika bermaksud menjelaskan, "temanku tidak bisa bekerja hari ini. Tapi dia sangat membutuhkan uang … jadi aku menggantikannya."

"Ah, begitu…," sebuah reaksi yang terlalu singkat itu entah mengapa mengiris-iris hatinya. Tidak bisa dipungkiri Shion curiga. Melirik kembali secara takut-takut pada sosok yang berjalan di sampingnya, namun ekspresi Akechi Goro tetap pada ketenangannya.

'Mungkin aku hanya terlalu khawatir,' itu yang ingin Shion percaya.

"Sebenarnya, ini … agak memalukan untukku. Tolong lupakan saja apa yang kamu lihat," adalah permintaan yang kemudian teruraikan dari bibir mungilnya. Mimik muka khawatirnya, ditambah dengan rona merah muda memulas pipinya, adalah apa yang kemudian ditangkap oleh netra cokelat kemerahan milik teman bicaranya.

Dengus kecil sebab tawa yang tertahan, menyelimuti sang gadis dengan kecurigaan kemudian. Kepala kembali menoleh pada sosok itu. Dan tampak bagaimana di seberang sana ketika iris saling bertemu, sang pemuda menyadari apa yang baru saja lolos dari dirinya.

"Ah, maaf. Aku tidak bermaksud, hanya saja---"

"Ini sedikit mengejutkanku. Melihat Shion-san dengan warna pink rupanya … cocok juga, ya."

"Ap---eeeh?" Kalimat ketidakpercayaan. Lucunya, rona itu semakin menjajaki raut ekspresinya. "Aaah! Kamu sedang mengejekku, ya?"

"Tidak, kok? Bukankah kalimatku terdengar seperti memuji?"

'Itu terdengar sarkastik untukku entah mengapa!'

Di seberang sana, Shion menutupi kedua sisi di dekat wajahnya dengan kedua tangan---dipenuhi rasa malu dan sengsara. Tapi yang menemaninya hanyalah tawa kecil Akechi yang terus mengudara.

"…aku tidak akan bilang pada siapapun, kok," kalimat Akechi Goro berikutnya bagaikan air dingin yang mengguyur sang gadis---sebenarnya, sedikit menyegarkan untuk mendengarnya. Seketika menatap pada sang pemilik kata, berharap bahwa ia akan temukan penjelasan---yang meyakinkan bahwa ia tidak sedang diperdaya.

Akechi menyadari itu, dan kemudian melanjutkan, "Aku tidak akan mengatakan pada siapapun. Tapi sebagai gantinya, jangan lakukan itu lagi, oke?"

'Mana mungkin aku ingin sosok selain diriku tahu.'

"Eh…?"

Masih dalam tatap bingungnya, meski begitu tak ada kalimat tanya lainnya dari Shion yang kunjung temani detik mereka. Akechi hanya mengulas sebuah senyuman---senyuman ramah seolah ia bermaksud menghentikan penjelasannya cukup sampai di sana.

'Jadi biar aku seorang yang akan mengingatnya.'

.

.

COLORUARY | Pink
Tanggal dipublikasi: 29 September 2021
Terakhir disunting: 29 September 2021

» See next chapter?

COLORUARY | Akechi GoroWhere stories live. Discover now