❣️Bangtan 19❣️

1.1K 107 16
                                    

Follow juga ya guys akun ku✌️
Annyeong 👋
Happy reading 💜

~~

Atas permintaan Taehyung. Kini mereka berada di toko buku, rencananya ingin membelikan buku sebagai hadiah Ulangtahun untuk Namjoon.
Kedua mengelilingi toko buku. Bau buku ini sangat di rindukan oleh Taehyung. Biasanya dia sering datang kesini bersama Namjoon.

Taehyung menarik Hosoek ke Rak Buku Fiksi. Namjoon akan membaca buku apa saja. Taehyung rasa Fiksi cukup bagus untuk Namjoon yang terlalu serius. 

Berkeliling di toko buku menghabiskan waktu cukup lama. Hoseok memaksa Taehyung untuk segera membayar dan kembali ke Rumah sakit. Tapi, bukan Taehyung namanya kalau tidak membantah. Tanpa sengaja ia melihat Jimin dan Jungkook sedang bergelut saling menjahili disana.
Dia hanya ingin melihatnya lebih lama.

Hosoek yang memegang Kendali pada kursi roda yang di gunakan Taehyung. Seberontak apapun dia Hoseok tetap melajukan kursi itu ke meja kasir dan keluar.

Hosoek kesal, sebab Taehyung sedari tadi dia ajak bicara hanya diam. Tak merespon sama sekali. Hoseok berhenti lalu melangkah berdiri tepat di depan Taehyung.
Hoseok terkejut bukan main saat melihat adiknya. Matanya tertutup dan keningnya di banjiri keringat dingin.

"Taehyung-ah," panggilnya. Hoseok mensejajarkan tubuhnya dengan Taehyung. Memegang tangan dingin sang adik. Dan terus memanggil namanya.

Bukan Hoseok namanya kalau tidak panikan, Hoseok dengan lantang meminta tolong pada orang sekitar.
Berujung dibawalah Taehyung ke rumah sakit tempat dia di rawat dengan mobil salah satu orang baik disana.

~~

Dua hari sudah Taehyung tak diizinkan kemana-mana oleh dokternya. Dia harus istirahat dan wajib mengurangi aktifitas. Hoseok juga sudah dua hari tidak kembali kerumah, juga tidak mengabari siapapun.
Menurutnya menemani Taehyung adalah hal terpenting sekarang.

Langkah tergesa-gesa dengan wajah yang sulit di artikan menghampiri pria bersenyum kotak yang sedang duduk di atas kasur rumah sakit. Pemuda dengan langkah tergesa-gesa itu melemparkan map coklat yang sama sekali tak di ketahui isinya.

"Kita pulang sekarang! Aku akan memberi tahu semuanya pada mereka. Tidak ada penolakan untuk ini!" tegasnya tak terbantahkan.

Pemuda bersenyum kotak yang di yakini adalah Taehyung mengeluarkan isi map tersebut. Lagi, ini hasil CT scan yang memperlihatkan kondisi jantungnya. Semakin parah. Adalah dua kata yang menggambarkan hasil itu.

"Aku tidak ingin mereka menyesali kematian mu!" cicitnya. Pemuda itu menunduk dengan kedua tangan memegang pundak Taehyung.

"Jadi ... aku akan mati, Hyung." Taehyung mengucap dengan polosnya tapi masih dengan senyum kotaknya.

Hosoek. Lawan bicaranya adalah Hosoek. Hosoek benci senyum adiknya itu. Apalagi dengan wajah pucat yang setiap hari semakin tirus. Genggaman pada bahu Taehyung menguat. Taehyung tau hyungnya  ini sudah muak dengan tingkahnya.

Seorang suster masuk dengan sebuah kursi roda yang di dorongnya. Suster itu meletakkan kursi roda tepat di sebelah Hoseok lalu membungkuk dan pergi.
Tanpa bicara diangkatnya adiknya dan didudukkannya di kursi roda itu. Melaju meninggalkan rumah sakit.

Sebenarnya dokter Kang tidak setuju dengan tindakan Hoseok yang membawa Taehyung. Kenapa tidak saudaranya saja yang ia bawa kerumah sakit?
Paling terpenting adalah kesehatan Taehyung, saat ini.
Tapi seluruh keluarga ini beranggotakan tujuh pemuda yang sangat keras kepala.

Mianhae~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang