If You Know What I Mean

9.1K 517 16
                                    

            Cinta...

            Apa kalian tahu apa artinya?

 

            Aku masih terdiam. Membisu dengan berbagai pikiranku yang sulit untuk kuutarakan pada siapapun. Aku masih membatu dengan ribuan kemungkinan yang pasti akan kualami kalau aku berani mengambil resiko. Sebenarnya aku tidak terlalu suka bicara banyak. Aku lebih suka diam dan tidak peduli dengan urusan orang lain. Aku memang cuek kalau aku tidak mengenal orang itu. Memangnya siapa yang akan bertingkah sok akrab pada orang baru. Mana tahu aku apa yang mereka pikirkan dengan sifat sok akrabku pada mereka nanti? Ah, tidak! Lebih baik aku diam saja!

            Orang-orang lebih suka memanggilku Dandi. Ya, itu memang namaku! Setidaknya nama yang kuambil untuk mempermudah orang lain memanggilku. Aku memang masih kelas 2 SMA, di jurusan IPA pula. Kelas ini begitu berisik, sangat kontras dengan pikiranku yang selalu menginginkan tempat yang damai dan sepi. Sepertinya keinginanku untuk hidup damai akan menorehkan cerita baru untukku. Seseorang yang berhasil menggambar sebuah lukisan dengan penanya pada buku gambar kecilku. Dan inilah kisahku.....

            Aku benar-benar terdampar di kelas IPA. Entah sejak kapan aku menyadari kalau aku harus mulai berurusan dengan angka-angka itu kalau aku ingin lulus. Aku tidak terlalu peduli dengan hal yang terlalu detail, tapi aku lebih suka menyelesaikannya secepat mungkin agar aku bisa santai di tempat mungilku. Kamar. Aku juga tidak tahu sejak kapan, aku juga tidak terlalu peduli dengan cinta. Bahkan aku lupa kapan pertama kalinya dan terakhir kalinya aku jatuh cinta.

            “Sttt...! Kelompoknya sama gue, ya...!” seseorang membuyarkan lamunanku. Vikri melambai. Aku tersentak dan menoleh. Salah seorang temanku itu tersenyum garing dari bangkunya.

            “Kelompok apaan?” aku masih bingung sambil menatapnya. Dia melongo.

            “Loe nggak dengerin, apa? Ada tugas tuh..! Nama loe tadi disebut dan satu kelompok sama gue...” dia menepuk dahinya sendiri. Aku menggaruk tengkukku dengan rasa bersalah. Sepertinya penyakit autisku kumat. Ah, sudahlah! Kali ini tugas kelompok apa lagi?

            “Siapa aja?” akhirnya aku bertanya untuk mengalihkan kebodohanku karena tidak mendengarkan ucapan guruku tadi. Vikri melemparkan buku tugasnya di depanku. Aku melihat ada tiga nama di sana. Namaku, namanya, dan nama seorang lagi. Rico. Aku mencari orang yang bernama Rico di sekelilingku dan begitu aku melihat seorang cowok yang berada di pojok kelas sambil tersenyum ke arahku, aku mengisyaratkannya untuk mendekat. Sebelumnya kami memang tidak saling mengenal karena dia berada di kelas yang berbeda denganku di kelas satu.

            Sayangnya satu hal yang aku ingat saat aku di kelas satu. Aku selalu hidup sendiri di duniaku, jadi aku tidak memiliki teman dekat saat aku di kelas satu. Rico menepuk pundakku lalu duduk di sebelahku. Aku tersenyum seadanya dan kembali fokus dengan tugas kelompok di depanku. Namun sayangnya tugas itu belum selesai sampai bel istirahat berbunyi. Ini artinya....

            “Eh, kita kerjain di rumah aja, ya? Gimana kalau ke rumah loe, Dan..?” Vikri memutuskan. Dia seenaknya memutuskan, mungkin karena dia anggap dia adalah ketua kelompok kami. Wajar, lah!

            “Minggu pagi, ya! Gue tunggu jam sembilan di rumah...! Jangan telat!” aku berdiri dan beranjak ke kantin sendiri. Namun baru beberapa saat aku duduk di salah satu bangku kantin, seseorang menepuk pundakku. Satu hal yang tidak kutahu tentang hidupku.

            Aku bukan orang populer, aku bukan orang yang dikenal di sekolah dengan pamor gono-gini, dan aku bukan orang yang aktif di komunitas-komunitas tertentu. Tapi entah kenapa aku rasa diamku terkadang membuat cewek-cewek seolah ingin mendekat ke arahku dan berkumpul di sekelilingku. Karena itulah aku sangat.. sangat.. sangat memimpikan memiliki sebuah tempat dimana aku bisa sendiri dan menikmati kesunyianku. Apa mungkin karena wajahku? Hah, bukannya lebih banyak yang juga lebih tampan dariku? Banyak yang lebih menarik dariku... Mungkin aku salah mengartikan antara pendiam dengan cuek, karena dua sifat itu sepertinya sedang merajalela dalam kepribadianku... Satu hal lagi, sepertinya hari indahku besok harus diusik lagi...!

If You Know What I Mean (ONESHOOT - BXB)Where stories live. Discover now