01

718 84 19
                                    

Beberapa bulan sebelumnya...

Di dalam sebuah kamar berukuran besar, terlihat sepasang suami-istri yang tengah tertidur lelap di atas kasus. Sepasang suami-istri yang saling berpelukan itu sama sekali tidak mengenakan pakaian apa pun selain selimut tebal berwarna hitam yang membalut tubuh polos mereka. Sinar matahari yang masuk dari sela-sela jendela kamar sang penguasa kaum Werewolf itu rupanya membuat pria kekar yang tubuhnya di hiasi berbagai macam motif tato itu terbangun, Alcander atau biasa di panggil Cander itu tersenyum senang sambil menatap wajah istrinya yang masih tertidur lelap di dalam pelukannya.

Cander mulai mengusap pipi kiri istrinya lalu jari-jarinya mulai menjelajahi wajah cantik istrinya, pria itu juga memberikan kecupan-kecupan kecil mulai dari kening, kedua mata, hidung, kedua pipi dan berakhir di atas bibir istrinya yang terlihat membengkak. Pria itu tersenyum sambil mengusap bibir merah merona istrinya, beberapa menit kemudian wanita cantik itu mulai terbangun dari tidurnya.

Elvina atau bisa di panggil Vina itu memberikan senyuman kepada smuanya dan baru saja Vina ingin memperbaiki posisi tubuhnya tiba-tiba saja wanita itu merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya, Vina meringis kesakitan terutama di are pinggangnya. Cander yang melihat raut wajah kesakitan dari istrinya itu langsung bangun dari tidurnya dan duduk, Vina mencoba membalikkan tubuhnya agar pinggangnya tidak terlalu sakit.

"Apa masih sakit sayang?" pertanyaan dari Cander justru membuat Vina merasa sangat kesal.

"Kenapa kau selalu mendadak tuli saat kita melakukannya, aku sudah berulang kali memintamu untuk berhenti dan kenapa kau selalu saja tidak mendengarkanku."

"Apa kau ingin membunuhku?" Cander yang mendengarkan itu hanya bisa diam sambil menghela nafas, pria itu mengusap pinggang istrinya sambil memberikan sedikit tekanan ringan.

"Bukan aku yang tuli sayang, tapi Black dia..." belum selesai Cander melanjutkan kalimat Vina sudah terlebih dahulu memotongnya.

"Intinya kalian berdua sama saja, sama-sama mesum."

"Aku minta maaf, aku janji sayang tidak akan..." ucapan sang Alpha itu lagi-lagi di potong oleh Vina.

"Kau terlalu banyak membuat janji tapi kau tidak pernah menepati janji itu dan kejadian yang sama selalu terulang, mulai besok malam kita berhenti dulu tidur di kasur yang sama."

Mendengar ucapan yang keluar dari mulut istrinya itu seketika membuat Cander terdiam "A.. Apaa? Sayang, ayolah. Jangan seperti itu,"

Vina bangun dari posisi tengkurap-nya dan sekarang posisi suami istri itu sama-sama duduk saling berhadapan "Untuk masalah ini aku sama sekali tidak mempercayaimu, pokoknya kita harus tidur di kasur yang berbeda sampai pinggangku tidak sakit lagi."

"Dan kalau sampai kau berbuat curang, aku akan memotong juniormu itu. Jadi berhati-hatilah..." seketika Cander langsung menelan ludah sambil mengangguk-kan kepalanya.

"Auhh, sakit sekali..." Vina kembali meringis kesakitan.

"Aku mau mandi." Cander langsung menggendong tubuh polos istrinya dan mereka berdua masuk kedalam kamar mandi.

Sampai di dalam kamar mandi Cander meletakkan tubuh istrinya dengan sangat hati-hati kedalam bath hub yang sudah terisi oleh air hangat, pria itu selalu bangun lebih awal untuk mengisi air yang ada di bath hub. Cander menuangkan cairan sabun mandi yang di sukai oleh istrinya dan saat pria itu ingin masuk ke dalam bath hub Vina langsung melarangnya.

"Kau mau apa?" tanya Vina dan Cander mengerutkan keningnya.

"Mandi sayang, seperti biasa..."

Vina menggelengkan kepalanya "Untuk hari ini kita mandi secara bergantian,"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 29, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Mate Is Little Wife 2Where stories live. Discover now