08# Bodoh

1.7K 374 13
                                    

disclaimer: cw // harsh words

Maaf bila ada typo(s)
Jangan lupa feedbacknya dengan vote dan komen (pertanyaan, saran, atau kritik)
Enjoy Reading!



__________









"Kapan mau bawa pacar kamu ke rumah?"

Rose baru saja sampai di rumah dengan tubuhnya yang bercucuran keringat di minggu pagi ini. Ia merasa sangat puas dan lelah ingin langsung beristirahat ketika sampai, namun siapa sangka begitu ia menginjakkan kakinya ia melihat sang Ibu sedang berdiri di depan pintu dan langsung melempar pertanyaan yang Roseanna sangat hindari, bahkan ia kini terbatuk dengan botol air di tangannya.

"Makanya, minum pelan-pelan." ucap Ibu membuat Rose mendelik padahal ia begini karena pertanyaan yang baru saja ia dilontarkan itu.

Rose tidak ingin menjawab dengan, "Lagian Ibu tiba tiba nanya kayak gitu." atau semacamnya. Karena ia tahu itu justru akan menjadi pancingan besar bagi Ibunya untuk semakin bertanya. Maka dari itu, ia memilih berdehem lalu langsung masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan sepatah katapun lagi.

"Kamu beneran deh, kapan punya calon? Anak-anak temen Ibu sudah pada nikah, bahkan udah punya anak. Ibu juga mau gendong cucu..." 

Rose menghela nafasnya, ucapan sangg ibu benar-benar terdengar sangat menuntut. Membuat Rose sudah merasa tertekan di pagi hari, "Iya, bu. Sabar, yaaaa." jawab Rose berbalik badan menatap sang ibu dengan senyum sabarnya.

"Ibu sudah gak bisa ngitungin berapa kali kamu jawab itu." sang ibu kini mulai terlihat tak acuh sembari berjalan ke arah dapur. Namun hal itu justru membuat Rose merasa lebih baik. Rose tersenyum tipis melihat ibunya yang terlihat kesal di dapur, ia lantas berujar, "Kirana mandi dulu, yaaa. Nanti Kirana aja yang selesaiin masaknya."

Sang ibu tidak menjawab, tapi Rose hanya terkekeh jahil lalu masuk ke kamarnya. Diam-diam pergerakan pisau di tangan ibu semakin cepat karena ia melampiaskan rasa kesalnya itu kepada Rose, sehingga menimbulkan bunyi yang kencang.

"Jangan salahin ibu kalau nanti ibu ngelakuin sesuatu buat kamu." gumamnya kecil.

Sementara itu di kamar, Rose memandangi jam yang berdiri di atas meja kerjanya kini sudah tergeletak di lantai dengan kondisi depan yang pecah. Rose lagi-lagi menghela nafas, ia langsung mengambilnya dan mengecek apakah jam itu masih berfungsi, "Astaga, pagi ini gakjelas banget." keluhnya kesal. Ibunya sudah membuat ia merasa kesal dan sekarang jamnya pakai acara jatuh segala.

Merasa jamnya sudah rusak, Rose mendengus kesal dan menaruhnya di atas meja dengan emosi, "Jadi males mandi." keluh Rose, merasa moodnya hancur seketika. Ia lantas menjatuhkan tubuhnya di kasur, meraih handphonenya dengan malas, Rose kini membaca deretan pesan— dengan isi yang ssma— yang semakin bertambah banyak setiap harinya.



Ayah Gibran

|Maaf masih menganggu kamu
|Aku bakal nunggu kamu sampai kamu siap dan mau untuk bicara lagi
|Have a nice day, Rose





Rose mendecak malas setelah membacanya. Sudah bebeapa hari sejak mereka berdua bertemu, ia pikir Jaehyun akan menjauhinya ketika respon buruk yang ia berikan. Namun, ternyata ia salah, pria itu tidak menyerah dan terus mengiriminya text setiap hari. Bahkan tak jarang pria itu mengiriminya sesuatu— entah barang atau makanan ke sekolah dengan sepucuk surat yang setiap harinya bertujuan sama. Memohon bertemu.

be my mama, teacher Where stories live. Discover now