LANGIT 30

9.1K 1.5K 26
                                    

Bughh

Sebuah pukulan telak Langit terima di bagian perutnya saat ia di hadang oleh tiga orang pria berpakaian sedikit urakan yang sejak tadi berniat merebut toples berisi uang yang Langit dapatkan hari ini.

"Serahin duit lo bangsat" sarkas seorang pria berambut pirang yang terus berusaha merebut uang yang ada dalam dekapan Langit.

"Aku mohon jangan, ini uang untuk Mas Juna"

Dughh

"Gua ga peduli itu" lagi lagi Langit menerima pukulan di bagian wajah nya membuat sebuah aliran darah keluar begitu saja dari ujung bibir Langit, niat nya yang tadi ingin kabur dari Saka malah bertemu kesialan yang lebih buruk dimana kini ia tengah berhadapan dengan preman pemalak.

Tubuh Langit yang melemas hanya tergeletak di atas aspal, jalanan yang memang cukup sepi dan arang di lewati banyak orang membuat Langit hanya bisa terisak sambil mendekap uang yang ia kumpulkan untuk Mas Juna.

Bughh

Satu dari mereka dengan tiba-tiba memukul bagian belakang kepala Langit membuat Langit langsung tak sadarkan diri begitu saja. Dengan rasa panik yang menghantui si pemukul dengan cepat mereka mengambil uang yang ada dalam dekapan Langit dan pergi begitu saja meninggalkan nya sendirian.

Mingyu terlihat berlari di sepanjang jalanan gelap dengan menggendong seorang pria di belakang nya yang terlihat tak sadarkan diri.

"Langit tahan sebentar lagi" lirih Mingyu di sela kepanikan nya, kejadian ini bermula saat Mingyu yang hendak menjemput Langit seperti biasa. Namun sesampainya disana Mingyu hanya menemukan kepala karakter badut yang biasa Langit kenakan, awalnya Mingyu berfikir mungkin saja Langit sedang keluar untuk membeli minum atau makanan namun setelah satu jam menunggu Langit tak kunjunh kembali membuat Mingyu segera mencari keberadaan Langit di sekitar tempat itu.

Rasa ke khawatiran yang menjalar di hati Mingyu membuat nya segera pergi berlari ke sekitar daerah itu hingga melupakan motor serta tas nya yang ia tinggal begitu saja di sana.
Matahari yang mulai terbenam dari barat menciptakan cakrawala senja yang begitu apik.

Detak jantung Mingyu berdekat dua kali lipat saat mendapati seorang pria yang tergeletak di dekat taman yang sangat jauh dari lampu merah dimana Langit biasa mencari uang. Dengan banyak spekulasi yang bersarang dalam benak nya Mingtu dengan hati hati mengecek pria yang tergeletak itu.

Deg

Dengan cepat Mingyu yang mendapati jika itu adalah benar-benar Langit yang tak sadarkan diri dengan darah yang mengucur dari daerah kepala nya membuat nya lalu menggendong Langit dan berlari pergi mencari rumah sakit terdekat. Dengan alas kaki yang telah hilang entah kemana Mingyu terus menyusuri jalanan berharap akan ada yang membantu nya.

"Dek itu kenapa?" seorang sopir pick up berhenti tepat di samping Mingyu membuat Mingyu sontak berhenti menatap sang sopir.

"Pak bisa bantu antar teman saya ke rumah sakit?" tanya Mingyu dengan nada yang bergetar, air mata yang entah sejak kapan turun membasahi kedua pipi nya membuat Mingyu benar benar tak bisa melakukan apapun selain berlari menuju rumah sakit.

"Tapi bisa nya di belakang gak papa?"

"Iya gapapa pak"

"Yaudah ayo naik bapak anter"

Setelah mendengar itu Mingyu dengan cepat meletakkan kepala Langit diatas paha nya sebagai bantalan, ia merapalkan segala doa yang ia percayai untuk bisa membuat Langit tetap bertahan hingga Rumah sakit.

"Mi gyu" lirihan dari Langit membuat Mingyu sedikit menundukkan kepalanya, membersihkan sedikit aliran darah yang membekas di pelipis Langit.

"Tahan sebentar, kita ke Rumah sakit"

LANGIT DAN SEMESTA Where stories live. Discover now