It's Love? | Part 3

3.4K 264 38
                                    

♡ ♡ ᕬ ᕬ ♡ ♡  + ♡ ( ⌯′-′⌯) ♡ +┏━♡━ U U━♡━┓♡        ♡┗━♡━━━━♡━┛| ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄  ̄ ̄ ̄ || Story by salpiaaa_| _________ |     (\_()     ||    (• ̀ㅅ•́)   ||    /   づ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

♡ ♡ ᕬ ᕬ ♡ ♡
  + ♡ ( ⌯′-′⌯) ♡ +
┏━♡━ U U━♡━┓
♡        ♡
┗━♡━━━━♡━┛
| ̄ ̄ ̄ ̄ ̄ ̄  ̄ ̄ ̄ |
| Story by salpiaaa_
| _________ |
     (\_()     ||
    (• ̀ㅅ•́)   ||
    /   づ














***
"Pasien dari kamar rawat Mawar-Anggrek nomor 017 mengalami kejang! Tolong segera kirimkan petugas medis sekarang juga!!"

Seorang perawat laki-laki berkata melalui sebuah alat berbentuk seperti radio kepada rekannha, kemudian masuk ke dalam ruangan rawat inap.

Bersamaan dengan itu pula sosok pemuda tampan berkulit Tan keluar dari ruangan tersebut. Wajahnya sayu, tampak seperti orang yang kelelahan dan kurang tidur. Rambut dan pakaiannya acak-acakan, disertai kantung mata yang menggelap.

Pemuda itu menyender ke dinding dan memperhatikan dokter juga perawat yang masuk ke dalam ruangan. Tubuhnya merosot jatuh ke lantai, dengan kasar dia mengacak rambutnya, frustasi.

"Jisung, kenapa kamu hukum Kakak sampai sejauh ini? Bangun, Sayang, Kakak butuh kamu," gumamnya sambil menunduk dalam.

Pemuda itu—Haechan—menatap pintu ruang inap yang tertutup rapat. Dunianya seakan hancur saat ini. Tepat beberapa waktu yang lalu saat dia masuk ke dalam ruang inap itu, pujaan hatinya tiba-tiba mengalami kejang dan detak jantungnya sangat lemah.

Banyaknya perban yang melilit tubuh ringkih itu dan banyaknya selang yang menempel padanya membuat Haechan merasa sangat putus asa.

Bagaimana jika Jisung tidak bisa sadar?

Bagaimana jika Jisung berhenti berusaha untuk melawan masa kritisnya?

Dan bagaimana jika Jisung memilih pergi dibanding melanjutkan hidupnya?

TIDAK!

Haechan menjambak rambutnya frustasi.

Seandainya ... seandainya saja saat itu dia tidak terlambat untuk menyadari bahwa Jisung pasti ditinggalkan oleh kekasihnya seorang diri, anak itu pasti tidak akan terbaring di bangsal itu. Dia tidak akan tergantungan dengan alat-alat medis untuk bertahan melawan maut.

"Maaf, maaf, maaf, Jisung. Kakak selalu saja telat menyadari sesuatu."

Haechan menyenderkan kepala pada dinding. Matanya terpejam erat untuk melawan rasa sesak dan kecewa terhadap diri sendiri di hatinya.

"Kalau terjadi sesuatu yang lebih parah dari ini, Kakak nggak akan pernah bisa maafin diri Kakak sendiri. Tolong, Jisung, bangun ..."

.
.
.
.
.

Bibi Shin menutup mulut tak percaya dengan apa yang dia dengar, matanya menatap ke arah sang dokter yang ada di hadapannya. "Dokter tidak berbohong, 'kan? Putriku benar-benar akan sembuh, 'kan, Dok?"

Jaemsung Love Story [BOOK I] ✅✅✅Where stories live. Discover now