Back to the Apocalypse ✔

67

Kelompok itu mempertahankan langkah cepat mereka, hanya makan beberapa potong roti masing-masing untuk makan siang.  Langit semakin gelap dan gelap, dan hanya ketika Xiao Sa melihat bahwa orang-orang yang belum mengembangkan kemampuan membeku kaku, tubuh mereka hampir membiru, dia akhirnya memerintahkan mereka untuk menemukan tempat untuk beristirahat.

Untungnya, rumah-rumah sangat mudah ditemukan meskipun akan segera dibanjiri oleh salju yang lebat;  mereka hanya perlu membersihkannya sedikit untuk tinggal di sana.  Orang-orang penuh energi mengetahui bahwa ada tempat untuk beristirahat.  Hal pertama yang dilakukan Bai Jing saat memasuki rumah adalah mengeluarkan generator.  Bergegas di jalan dan bermain kemarin berbeda.  Mengendarai kereta luncur dengan angin dingin yang menggigit masuk, meskipun ada kaca depan, bagaimana mungkin area sekecil itu bisa menghalangi masuknya hawa dingin dari semua sisi?

Bai Jing sangat yakin bahwa tidak mungkin membuat kuda itu berlari tanpa membiarkannya memakan rumput.  Masih ada rumah yang hangat di malam hari, selimut tebal, semangkuk sup panas, dan beberapa piring kecil dan nasi.  Semua orang menghela nafas dalam penghargaan, memikirkan hari-hari sebelumnya di mana mereka hanya makan makanan kering.  Begitu Tuan Muda Jing bangun, kualitas hidup mereka meningkat tajam, dan itu tidak bisa dibandingkan.  Di hati semua orang, rasa hormat mereka terhadap Bai jing bangkit lagi.

Leng Han dan Sister Lian baru tahu sekarang bahwa kelompok di depan mereka awalnya dibagi menjadi dua kelompok.  Selain orang-orang di pihak Xiao Sa, pasukan Bai Jing juga tidak bisa diremehkan.  Meskipun dia tidak memiliki banyak orang di sisinya, masing-masing dari mereka adalah pengguna kemampuan, dan mereka semua memiliki latar belakang sebagai pengawal yang sangat terlatih.

Hati Sister Lian tenggelam.  Dia awalnya tidak pernah bermaksud meremehkan mereka, tetapi sekarang dia bahkan lebih berhati-hati.  Meskipun dunia sekarang dalam kekacauan, sistem pemerintahan belum runtuh, dan kekuatan militer dan politik telah bergandengan tangan.  Ini membuatnya berpikir tentang Bai Jingcheng, yang juga merupakan tokoh penting negara tidak peduli bagaimana orang melihatnya.  Dengan dukungan semacam ini, dan menambahkan senjata yang mereka miliki, dia dan Wenhua tidak mungkin bisa mendapatkan keuntungan apa pun dari mereka.

Sister Lian berguling-guling sepanjang malam, dan hari berikutnya semua orang melanjutkan perjalanan.  Pada siang hari, mereka tiba di Kabupaten Pingyuan.  Sister Lian buru-buru mengucapkan selamat tinggal pada Xiao Sa, arti dari kata-katanya jelas.  Dia mengaku perlu membicarakan banyak hal dengan suaminya, tetapi kelembutan nadanya tidak bisa dilewatkan.

Anggukan acuh tak acuh dan sikap tidak peduli Xiao Sa membuat Suster Lian lebih cemas.  Leng Han melihat ini dan mengangkat alisnya.  Setelah bergaul dengannya kemarin dan hari ini, dia bisa yakin bahwa investasinya kali ini adalah pilihan yang tepat.

Setelah Saudari Lian pergi, Xiao Sa tidak menemukan tempat untuk beristirahat, tetapi langsung membawa orang ke penjara dengan keamanan tinggi.  Kabupaten Pingyuan sesuai dengan namanya – Provinsi L selalu memiliki banyak dataran.  Tembok tinggi penjara dan gedung-gedung yang berat dan khusyuk sangat mencolok, dan dapat dilihat sekilas bahkan dari kejauhan.  Bahkan jika semuanya tertutup lapisan salju tebal, itu masih menarik perhatian orang.

Tidak peduli berapa banyak harapan orang telah dihancurkan oleh penjara ini, atau berapa banyak tahanan yang ditahan dan berapa banyak kebebasan orang yang telah diambil dan dikurung di penjara ini, pada saat ini, itu tampak seperti benteng yang sangat baik untuk semua orang.

Xiao Sa menunjuk ke kejauhan, suaranya tenang dan kuat, dan matanya yang gelap dan sedingin es bersinar dengan tekad yang tak terelakkan.  Dia memberi semua orang perasaan percaya diri dan kekuatan bawah sadar saat dia berkata, “Lihat di sana?  Di masa depan, tempat itu akan menjadi rumah yang akan kita bangun.”