one.

1.4K 62 5
                                    


"Aku tidak gila, kalian saja yang tidak tahu 'aturan'!" Jeno menatap tajam keluarganya. Renjun mendekati sang kekasih; memeluk erat lengannya, tersenyum sekilas lalu menatap nyalang orang-orang yang menghakimi kekasihnya itu.

"Apa kalian tahu, bahkan 'Jaemin' lebih baik daripada kalian, bermuka dua dan sangat munafik."

"Renjun!"

"Apa? Aku selama ini diam karena aku menghargai kalian sebagai keluargaku dan Jeno. Tapi apa yang kalian berikan? Jeno tidak gila! dan Jaemin itu tidak seperti apa yang kalian pikirkan diaㅡ

ㅡ cukup! Kau membela boneka itu daripada keluargamu sendiri? Jangan membuat lelucon!"

Renjun menghela nafas lelah, "kenapa kalian selalu menyudutkan kami? Apa salah kami? Kalian yang memberikan Jeno boneka itu lalu kalian juga yang ingin membuang boneka itu? hah, kalian lucu sekali"

"Jaga sikap pada keluargamu Renjun, kita kesini untuk menyadarkanmu bahwa boneka itu membawa kesialan pada kami!"

"Bukti mana?" Jeno menatap tantenya dengan tajam, "Mana bukti kalau selama ini bonekaku yang menghancurkan kami, jangan buat aku tertawa. Aku tahu kalian hanya mencari cela untuk menggeruk saham perusahaan milik daddy bukan? menyebarkan pada dunia bahwa aku selalu berbicara dengan boneka, tertawa dengan nya, tidur bersama sehingga mereka mengatakan jika aku gila; sama seperti pikiran kalian, begitu?"

Semua orang terdiam mendengar pernyataan Jeno, "Aku tidak peduli dengan apapun yang akan kalian lakukan, jangan sentuh milikku maka aku akan  membuat kalian tenang, tapi jika kalian berani menyentuh milikku sedikitpun; neraka menyambut kalian dengan terbuka."

Jeno membawa pergi Renjun dan Jaemin dari rumah itu. Mereka pikir selama ini mereka tinggal ditempat yang bisa dijadikan 'rumah' namun ternyata; tidak pernah sesuai dengan realita.

faktanya, hanya berisi orang-orang bodoh yang selalu menyudutkan dan mengucilkannya kekasihnya;

Lee Jeno akan selalu bersama Renjun dan Jaeminnya.

.

.

.

Jeno duduk diam menatap danau buatan di belakang rumah kecilnya.

Ya, Renjun dan Jeno memiliki sebuah rumah kecil  hasil kerja keras mereka berdua. Tempat yang nyaman dan jauh dari keramaian; sangat sejuk karena masih banyak pohon-pohon yang senantiasa menari bersama angin, membawa kedamaian bagi yang menikmatinya.

Jeno menatap lembut Jaemin yang duduk disebelahnya, mengusap kepalanya dengan halus; merasakan tekstur dari rambut buatan boneka tersebut, terkekeh kecil lalu mencium pipi Jaemin;

'Hah, aku mencintaimu selalu Lee Jaemin"

.

Renjun datang dengan membawa sekantong makanan untuk dirinya dan Jeno, langkah kecilnya mengalun indah di ruangan yang hangat itu.

"Jenoo~"

Tidak menunggu lama, Jeno mendatangi Renjun dengan senyuman kecil tersungging dibibirnya.

"Hm?" Jeno berjalan mendekati Renjun, mengecup pelipisnya dan memeluk erat tubuh Renjun.

"Membawa apa hm?" bisik lembut Jeno yang membuat Renjun merinding,

"ㅡ Jen, please jangan dibiasain kamu bisik-bisik ke telinga aku, geliii~"

Jeno terkekeh, lalu mencium pipi Renjun, "ㅡ kebiasaan sayang."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 29, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

our doll || norenminWhere stories live. Discover now