29.Kaos tangan

262 56 0
                                    

Happy reading 🥶

-Ruang BK

Setelah kejadian tercyduk di belakang sekolah yang harus membuat Yoga, Avi, Dika, dan Gilang, di bawa ke ruang BK dan berurusan dengan Butut. Avi yang sebenarnya tidak tau menahu tentang apa yang terjadi harus ikut terseret masuk ke ruangan yang sebelumnya belum pernah ia masuki karena sebuah kasus.

"Bagus ya, kalian sudah berani merokok di area sekolah saat jam pelajaran masih berlangsung." omel Butut sambil mempermainkan rotan berukuran besar di tangannya.

"Sudah bolos! Nge-rokok lagi! Apa kalian gak malu dengan tingkah kalian ini? Kalian sudah kelas dua belas. Dan tidak lama lagi kalian akan lulus. Sebagai kakak kelas seharusnya memberikan contoh untuk adik-adik kelas kalian."

"Kasus kalian sudah banyak sekali. Apa kalian tidak pernah kapok?"

"Gak lah, bu, buat masalah itu enak. Ye gak?" ujar Gilang pada sahabatnya.

"Gilang! Kamu juga satu. Selalu saja membantah ucapan guru-guru. Punya sopan santun tidak kamu?"

"Yaelah Bu, kan tadi ibu nanya, makanya saya jawab. Kata ibu saya dirumah yang lagi makan ketoprak begini... ehem 'kalo ada yang nanya itu harus di jawab. Kalo gak di jawab gak sopan namanya' gitu Bu," seru Gilang menirukan gaya bicara ibunya.

"Pftttt!" Yoga dan Dika menahan tawa mati-matian di belakang.

"Awhhh!" tiba-tiba saja Yoga meringis karena cubitan pada perutnya.

"Kenapa lo?"

Yoga menatap Avi yang tersenyum manis padanya. Bukan senyum manis tapi senyum mengerikan bagi Yoga. "G-gapapa,"

Butut mengehela napas, ia harus sabar menghadapi ketiga trio dekil ini. Lalu atensi-nya beralih ke Avi yang terus menunduk. "Kamu Aviva kan?"

Saat namanya disebut Avi mendongak dan menatap dengan takut-takut. "Iya Bu,"

"Kamu kenapa bisa bergabung dengan mereka?"

Avi melirik Yoga, Dika, juga Gilang yang sama halnya menunggu jawaban dari pertanyaan tersebut. "A-anu Bu, itu... Saya telat. Terus saya lihat mereka lagi nge-rokok di belakang sekolah." ujarnya menjelaskan.

Bu Tuti mengangguk paham. "Baiklah, ibu akan memberikan hukuman mati buat kalian."

"HUKUMAN MATI??!!!" kaget mereka serempak.

Ctak

Rotan itu mendarat di meja menimbulkan suara keras yang siapapun mendengarnya bergidik ngeri. "Diam!"

"Ibu hanya bercanda." Keempatnya menghembuskan napas lega.

"Alhamdulillah, tak kira ibu algojo tadi."

"Apa kamu bilang?!" Butut emosi.

"Eh! Bukan apa-apa Bu,"

"Sudah! Ibu akan berikan hukuman buat kalian. Yaitu mencabut rumput di samping gudang belakang."

Whattt?!!

MY COUSIN MY HUSBANDWhere stories live. Discover now