Bosen

14.3K 1.3K 26
                                    

Voment!

(◍•ᴗ•◍)✧*。





"Om Nana, echan keluar dulu ya??."

Jaemin mendongakan kepalanya, "kemana? Kalau kamu tersesat disini bagaimana?." Haechan cemberut menghentakan kakinya, berjalan menuju kearah Jaemin.

"Aaaa om nanaaa, echan bosennn!."

Jaemin menghela nafasnya. "Baiklah, silahkan keluar— tapi hanya sekitar perusahan saja mengerti?." Mata haechan langsung berbinar, lalu mengangguk semangat.

Haechan akhirnya keluar dari ruangan Jaemin, menengok ke kanan dan kiri melihat lihat perusahan adik dari papanya ini.

Ia Jaemin terpaksa berangkat ke kantor karena ada permasalahan, Jaemin orang nya yang tak tegaan sama makhluk manis macem haechan, yaudah lah dibawa.

Haechan menelusuri koridor dengan bersenandung riang, melompat lompat kecil dengan mulutnya yang terus bersuara.

Disini senang di sana senang....

Di mana - mana echan selalu senanggg... Kkkk

Haechan berhenti berjalan, saat kerah baju belakangnya ada yang menarik, ia lalu menolehkan kepalanya.

Matanya mengerjap beberapa kali saat ada dua wanita berdiri didepannya dengan wajah galak nan sinis kepadanya.

"Lho Tante Tante ngapain narik baju echan?." Dengan polosnya haechan berkata Tante dan itu membuat kedua wanita itu semakin marah.

"What Tante? Aku tidak setua itu bocah!!."

Haechan terkejut saat dirinya di bentak, hei Se umur hidup nya dia gak pernah sama sekali di bentak, palingan cuman di manja hehe.

"Kok Tante bentak echan?!." Ucap haechan membuat wajah garangnya sembari berkacak pinggang.

Itu jatuhnya lucu tolong.

Semua karyawan yang tengah melintas berhenti berjalan, mereka ingin melihat keributan ini tepatnya.

"Kamu tuh siapa sih hah?! Anak SMA macem kamu kok ada disini? Kamu tau tidak ini dimana!!."

"Echan tau kok!! Ini kantor nya om Nana!." Ugh haechan ingin menangis saja kalau begini, ia tidak suka jadi bahan perhatian semua orang.

"Om? Hey kau tidak sopan sekali memanggil atasan kami om bocah!." Sungut wanita itu.

Hiks

Tuh kan haechannya jadi nangis.

Haechan berjongkok menyembunyikan wajahnya dikedua lututnya,dengan tangan yang sebagai penghalang.

Jaemin mengecek arloji nya beberapa kali, ia mendongak lagi memandang pintu ruang kerjanya.

"Oh baby, kau keluar lama sekali."

Jaemin menyerah, ia segera menutup laptopnya dan berjalan keluar, di tengah - tengah koridor ia melihat semua karyawannya tengah berkumpul dan itu membuat Jaemin terheran sekaligus marah.

Apa apaan mereka, ini waktunya kerja bukan bergosip.

Salah satu karyawan disana yang menyadari aura intimidasi dari seseorang langsung membelalakkan matanya. Ia menyenggol temannya untuk menengok kebelakang.

Semua karyawan langsung saja memberi jalan Jaemin untuk berjalan, semua kepalanya langsung tertunduk. Akan tetapi dua wanita itu masih belum menyadari adanya Jaemin dibelakangnya.

"Tsk cengeng sekali, lebih baik kau keluar saja dari sini dasar pengganggu."

"Akan lebih baik jika itu anda yang keluar dari sini."

Kedua tubuh wanita itu menegang saat suara dingin memasuki Indra pendengaran mereka, mereka berdua langsung membalikan badan dan terkejut melihat Jaemin yang memandang kearah mereka dengan datar.

"Bo-bos?." Cicit salah satu wanita itu.

Haechan mendongak menatap Jaemin yang tengah memandang tajam kearah dua wanita tadi.

Wajahnya yang memerah akibat menangis jangan lupakan ingusnya juga, akan tetapi langsung haechan bersihkan menggunakan bajunya.

"Om Nanaa ....."

Jaemin mengalihkan atensinya, pandangannya langsung melembut dan ikut berjongkok dihadapan haechan, dan itu membuat semua karyawan menahan nafasnya.

"Baby kau baik - baik saja? Apakah mereka melukaimu?." Haechan menggeleng kecil.

"Tapi mereka membentak echan, echan takut ...." Haechan langsung berhambur ke pelukannya Jaemin.

Untung Jaemin dengan sigap menangkapnya kalau tidak ia akan jatuh terduduk dengan haechan.

Jaemin berdiri dengan haechan yang sudah berada digendongan nya. Jaemin menatap tajam kearah mereka.

"Siapa yang membuat baby bear saya menangis?."

Semuanya terdiam menunduk.

"Jawab!."

Dengan reflek Jaemin meninggikan suaranya, haechan memper erat pelukannya terhadap Jaemin.

Jaemin yang sadar langsung mengelus punggung sempit remaja itu. "Kalau sampai sore ini belum ada yang mengakuinya, saya tidak segan segan memecat kalian dan jangan berharap akan ada yang menerima kalian bekerja di manapun itu."

Ucapan dingin Jaemin serta gertakan itu membuat mereka kalang kabut termasuk kedua perempuan tadi.

Jaemin berjalan menjauhi mereka kembali menuju kearah ruangan pribadinya. Jaemin tersenyum lembut saat tahu beruang nya ini malah tertidur digendongan nya.

Ia segera meletakan haechan di sofa panjang itu tidak lupa juga ia melepaskan Jaz nya untuk menyelimuti tubuh haechan.




Tbc

Vote yaaaaa
✧\(>o<)ノ✧

𝙾𝚖 𝙽𝚊𝚗𝚊!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang