42.chance

8.9K 498 39
                                    

Shia sudah dipindahkan ke kamar Taehyung. Menggunakan kursi roda dengan infus masih melekat di telapak tangannya. Selama di dorong Taehyung menuju kamar Taehyung, Shia tidak berbicara sama sekali ia hanya diam menatap kedepan. Beberapa kali Taehyung mencoba Shia berbicara, tapi Shia tetap bungkam.

Perlahan Taehyung mengangkat tubuh Shia supaya berbaring di ranjang kamar hotel. "Aku ambilkan air ya?" Tawar Taehyung.

"Tidak usah"

Taehyung sudah tidak bisa lagi membujuk Shia. Dia sudah berusaha menjelaskan semuanya pada Shia para member BTS lainnya juga ikut membantu, tapi tetap Shia shia mendiamkan Taehyung. Mau bagaimana pun Taehyung bertingkah di depan Shia saat ini, respon shia tetap sama.

"Kalau begitu aku keluar saja"

"Hm"

Sebenarnya Taehyung ingin tetap menemani Shia, tapi Shia sepertinya merasa tidak nyaman berada didekat Taehyung sekarang ini. Pilihan Taehyung adalah memberikan Shia waktu untuk sendiri. Siapa tahu saat Shia sendiri, ia bisa memikirkan penjelasan Taehyung dan para member lainnya mengenai Taehyung dengan Yoona.

Shia pov

Aku pikir dia akan menemaniku sekarang, tapi ternyata dia memilih keluar. Hati ku sudah memaafkannya tapi otakku dan pikiranku mengatakan jangan maafkan. Mendengar penjelasannya sampai menangis tadi aku merasa kasihan. Sungguh.

Tunggu dulu!

Apa dia merasa kasihan juga padaku?

Lengan ku yang terluka sedikit terasa sakit. Aku cukup berani ya tadi padahal aku sudah tahu kalau dia memegang pisau. Bisa saja dia menusuk perutku, tapi untung saja mengenai lenganku. Jika dia berani melakukan itu, aku jamin akan membunuhnya saat itu juga, jika aku masih memiliki tenaga.

"Aauu!!" Tiang infus jatuh menimpa ku saat aku berusaha mengambil air di atas nakas. Bagaimana caraku mengangkat tiang infus dari dadaku? Sial sekali kau Shia! Sendiri, tangan kanan sakit, perut sakit, tiang infus jatuh. Komplit surah penderitaan ku!

Biarkan saja seperti ini.

"Aaaaaakkk!!! Na-ppeun-nom!
Gae sae kki!"

Aku tidak perduli mau orang-orang yang ada di luar akan mendengarkan teriakan ku atau tidak sebab pintu kamar tidak tertutup dengan benar.

"Sekali lagi yeoja itu berani mendekati suamiku, aku tidak segan-segan menghajarnya!! Dasar kau yeoja ular! Jalang berkedok wajah  polos!"

Umpatan pahit ku keluarkan, aku tahu itu perbuatan dosa, tapi aku benar-benar ingin mencekik leher Yoona!

Omo! Aku mual lagi. Tidak lucu kan kalau aku muntah di atas ranjang? Bagaimanapun caranya aku harus bisa bangun menyingkirkan tiang infus sialan ini. Perlahan aku cabut infus dari punggung tangan eeugh rasanya perih. Malas bertele-tele aku jatuhkan saja tiang infus ke bawah dan itu menghasilkan suara keras akibat benturan antara tiang dan lantai.

"Huhh tinggal berdiri semua akan selesai"

kaki ku turunkan pertama bersentuhan dengan lantai dingin, tubuhku terasa tersengat. Mungkin suhu badanku panas atau bagaimana aku tidak tahu. Intinya lantainya begitu dingin. Berhasil duduk di tepi ranjang, kini aku tinggal bangun dan melangkah menuju kamar mandi. Jaraknya tidak terlalu jauh sekitar tujuh langkah atau sepuluh langkah mungkin.

"Kau mau kemana?! Kenapa infusnya di lepas?"

Dia datang lagi. Ayolah Shia Jangan hiraukan dia!

"Jangan berdiri!" Taehyung melarangku berdiri. Langkah panjang Taehyung dengan cepat membawanya dari pintu sampai di depan ku.

"Kenapa kau cabut infusnya? Kau masih lemah sayang!"

With You [M] || KTHWhere stories live. Discover now