4172 word lumayan panjang tapi di jamin nggak bosen.
Oke, sadhappy reading
Eh maksudnya, happy reading😊
• • •
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tersenyum bukan berarti seseorang bahagia, bisa jadi senyuman adalah penutup luka..
Too much pain than happiness
•••
"Gue pelakunya. mau apa lo, hah?"
Algara membulatkan mata. gadis yang terlihat jelas bahwa memiliki perbedaan dengan gadis lain membuat Algara mengerti sekarang. Gadis itu memiliki sifat menentang apa yang menurutnya salah.
Grafika memiliki sifat mematikan sama sepertinya, tetapi bagaimanapun ia harus melakukan sesuatu agar membuat grafika tidak lagi berani menganggu adik sepupu yang sangat ia jaga.
Algara melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju milik Kaligrafi. Beralih pada Grafika.
"Lo pelakunya, hah?" Algara menatap mata Grafika dengan tajam. Ingin melihat Grafika menciut ketakutan karena tatapannya.
Grafika yang sejak tadi memilih menahan dirinya karena di suruh oleh Kaligrafi untuk tidak melakukan apapun akhirnya membuka suara. Ia tidak ingin membuat Kaligrafi semakin di kelilingi oleh masalah.
Salah, sangat salah jika Algara menakuti Grafika seperti ini. bukan Grafika namanya jika tidak berani melawan balik.
Grafika berbalik menatap mata Algara, tidak ada tatapan takut yang terlihat hanya sebuah senyuman yang mengukir di sudut bibirnya.
"Telinga lo budeg? Gue udah bilang tadi, kan?" kekehan Grafika mengejek Algara.
"Apa perlu gue ulang, hm?" cibir Grafika.
Algara mengusap dagu Grafika lembut namun sedetik kemudian mencengkramnya. Grafika tersenyum makin lebar karena cengkraman tangan kekar milik Algara.
"Algara saya rasa Graf—"
"DIAM LO!?!" ancam Algara pada Kaligrafi.
Kaligrafi diam. Kaligrafi bingung, di satu sisi Grafika sahabatnya di satu sisi Algara sedang marah besar. Tidak mungkin ia ikutan bersifat seperti apa yang dilakukan Algara. Sama saja itu dengan api yang melawan api, justru itu akan makin besar masalahnya jika ia melakukan itu.
