🌔 Chap 11: Malam Pertama

8K 367 55
                                    

#Fino POV

Gua bingung mau jawab apa pas ada di hadapan Anjas. Apalagi dia masang muka sok ganteng lagi.

Dia udah pake setelan rapih banget. Sama satu lagi. Wangi. Bau parfum nya cukup pekat.

Buset ini mau main apa mau ngelonT sih.

Astagfirullah Fino gak boleh ngomong kasar.

Gua juga gak mau ikut campur sama urusan dia, dan gua disini orang baru.

Kontrol emosi lu Fin, ini cuma 2 bulan. Buat diri lu seramah mungkin.

"Maaf mau nanya?"

"Apa?" jawab Anjas dengan bersandar tiang teras dan natap gua sambil senyum.

"Apakah pak Sukarmi ada di dalam? Saya perlu ketemu dengan beliau."

Gua udah coba pake bahasa se formal mungkin.

"Oh bapak ku? Tuh ada di dalem.
Tapi sebelumnya....."

"Maaf saya perlu bertemu dengan pak Karmi."

Buset ni orang kenapa gak pergi pergi sih. Mana nih mbak Esti.
Gua butuh bantuan dia di posisi kaya gini.

"Heh.... Jangan macem macem ya sama aku. Ini rumah aku.
Dan seharusnya kamu harus patuh sama aku."

Dih makin ngelunjak ni orang.
Pandangan kita saling bertemu dan tak ada seucap kata pun setelah itu.
Kalau aja ini bukan di rumah orang tua nya pasti udah gua tonjok ni orang.

Tapi tiba tiba,

"Fino! Buruan cepet sini. Pak Karmi lagi nyariin lu."

Haaah akhirnya mbak Esti keluar disaat yang tepat.

"Iya mbak."

Gua lihat Anjas yang langsung terdiam saat mbak Esti datang.
Gua lewatin dia dan hanya bilang,

"Permisi."

Lalu gua masuk ke dalam rumah.

Di ruang tamu sudah ada sosok pria paruh baya bersama bu Tinah.
Gua yakin itu pasti pak Karmi.

"Mari dek Fino. Gimana desa kami? Sudah keliling sampe mana aja tadi?" tanya lelaki paruh baya itu sambil salaman sama gua.

"Ee keren pak. Bapak ini pak Sukarmi?"

"Iya dek Fino. Saya pak Karmi. Baru saja tadi dosen pembimbing kalian menghubungi bapak memastikan bahwa kalian sudah sampai disini."

Singkat cerita kami pun duduk di ruang tamu dan membicarakan soal kegiatan KKN yang akan kita lakukan mulai besok.

Pak Karmi menjelaskan bahwa di desa ini kekurangan pengetahuan tentang tenaga medis. Belum ada klinik yang berdiri di desa. Bahkan untuk menuju puskesmas pun agak jauh.

Dan juga beliau berpesan kepada gua dan mbak Esti supaya ikut dalam kegiatan masyarakat yang diadakan setiap hari senin dan jumat.
Kegiatan nya beragam sih, dan beliau juga mengatakan nantia di bantu juga oleh pemuda pemuda karang taruna desa sini.

Hmm....
Cukup menarik.

Gua dan mbak Esti juga antusias dengan hal itu. Seakan gak sabar gua pengen kenal lebih jauh tentang desa ini. Desa terpencil dengan surga pemandangan yang bikin gua jatuh hati.

Lalu disela sela obrolan kami, ga sengaja gua menyebut nama Anjas. Anak pak Karmi.
Sama seperti bu Tinah tadi, pak Karmi juga mengeluhkan soal kelakuan buruk anak kedua nya yang bisa memperburuk citra pak Karmi sebagai kepala desa di desa ini.

"Maaf ya mbak Esti, dek Fino kalo misalkan nanti anak saya membuat gara gara lagi."

"Sebenarnya bapak juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengingatkan Anjas, tapi terkadang bapak sendiri gak mampu."

Lubang Idaman Season 3 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang