Awal

14.7K 531 22
                                    

"Shit! Gue telat!" pekik pria tersebut sembari berjalan menuju perusahaan yang ia tuju.

Sebut saja Rafael. Laki-laki tulen tersebut merantau dari Palembang hingga saat ini di Jakarta untuk merubah kehidupan nya di kampung halaman. Rafael adalah anak Yatim Piatu. Sejak ia lahir hingga saat ini, ia tidak tau siapa orang tuanya dan siapa suadaranya. Back to story!. Saat ini dia memasuki bangunan megah itu tergesa-gesa. Saat sampai di ruang resepsionis, dia langsung menanyakan ruang interview.

"Permisi kak dimana kah letak ruang interview? Saya Rafael seharusnya 5 menit yang lalu sudah interview." ucap Rafael dengan berusaha tenang sedangkan sang resepsionis sedikit tersenyum melihat tingkah Rafael yang menurutnya menggemaskan.

"Baiklah Rafa saya Anggun. Kamu bisa menaiki lift ke lantai 5 disitu ruang pemilik perusahaan tempat kamu interview. Fighting yaa semoga kamu di terima Rafa." ucap Anggun sang Resepsionis sembari tersenyum. Rafael pun ikut tersenyum.

"Terima kasih kak Anggun. Kalau begitu Rafa permisi dulu ya. Mari kak." ucap Rafael berlari ke arah lift. Anggun hanya tersenyum tetapi senyum yang sulit di artikan. Ia menekan nomor di telfon dan berbicara.

"Halo bu. Untuk kali ini sangat sesuai dengan kriteria anda." ucap Anggun sembari menampilkan smirk.

"Bagus. Bianca kali ini memberikan ku kesenangan. Lanjutkan kerjamu Anggun. Bonusmu sudah saya transfer." ucap Sang bos lalu menutup telfon begitu saja.

Anggun pun segera membuka ponselnya dan mulai mengecek jumlah saldo nya. Ia sedikit berteriak karena bonus yang di kirimkan bos nya tidak main-main jumlahnya. 56 juta memasuki rekeningnya dan dia berjanji akan selalu setia kepada bos nya.

Di sisi lain, seorang wanita cantik sedang duduk menghadap jendela. Ucapan sang resepsionis terngiang di kepalanya. Ia menunjukkan smirk kala menemukan apa yang dia cari selama ini. Apa kalian fikir dia normal? Jawaban nya Tidak. Dia memang wanita namun seorang Butchy (pihak atas dalam permainan ranjang). Selama ini yang ia cari adalah sosok pria penurut dan bisa ia gunakan ketika ia ingin bermain. Ia mendengar ketukan pintu juga suara pintu terbuka.

"Maaf bu saya terlambat tadi saya ketinggalan bus." ucap Rafael sedikit takut.

Iya dia takut kalau dia tidak di terima oleh bos nya dan berakhir gagal interview Oh tidak membayangkan saja sudah membuat Rafael kelabakan sendiri. Sedangkan sang bos tersenyum tipis melihat kelakuan Rafael.

"Silahkan duduk Rafael. Apa kamu tidak lelah berdiri terus seperti itu?" tanya wanita itu sebut saja Ari. Ia melihat Rafael menunduk dan duduk di hadapannya.

"Ini pertama kalinya kamu bekerja?" tanya Ari sembari melihat CV milik Rafael.

"Iya bu. Saya pertama kali melamar bekerja dan saya bersyukur dapat di panggil interview untuk pertama kalinya." ucap Rafael berusaha tenang padahal dia gugup setengah mati. Ari tersenyum tipis.

"Kamu dari Palembang? Jadi kamu anak perantauan?" tanya Ari sembari menatap Rafael sejenak.

"Iya bu. Saya anak perantauan." ucap Rafael sembari memegang celana bahan nya. Oh C'mon guys dia gugup sekali. Ari menutup berkas dan berdiri lalu menyerahkan map di hadapan Rafael.

"Kamu saya terima sebagai Sekretaris saya. Kamu akan tinggal 1 atap dengan saya dan memenuhi kebutuhan saya. Jika kamu bersedia, silahkan tanda tangani map itu." ucap Ari sembari menjelaskan tugas Rafael.

Rafael terdiam namun dia tidak dapat berfikir keras karena kegugupannya. Akhirnya dia membuka map itu dan menandatangani begitu saja tanpa membaca apapun isinya. Ari tersenyum puas melihat hal itu lalu menarik dagu Rafael menghadapnya.

"Setelah ini, kamu duduk di meja sebelah sana. Saat istirahat makan siang, kamu harus bersama saya. Saat jam pulang, kamu harus pulang bersama saya. Kita akan ambil perlengkapan mu dan memindahkan ke apartemen saya. Kamu faham?" jelas Ari sedangkan Rafael yang di perlakukan seperti itu hanya mengangguk.

"selamat bekerja Rafa. Panggil saya Bu Ari saat kita di apartemen panggil saya Mommy. Kamu faham?" tanya Ari.

"S-saya faham bu." jawab Rafael. Ari pun membiarkan Rafael mulai bekerja sedangkan dia juga menyelesaikan berkas-berkas nya.

Skip Pukul 12.04

Ari melihat Rafael sedang fokus mengerjakan tugasnya. Ia berinisiatif untuk mengajaknya makan siang di luar untuk sejenak. Ia pun berdiri dan menghampiri Rafael.

"Rafa ayo makan siang. Saya nggak mau sekretaris saya kekurangan makan karena tugas yang saya berikan." ucap Ari lembut dengan memegang pundak Rafael. Rafael sedikit terkejut namun berusaha untuk biasa saja.

"Baik bu. Bu Ari mau makan di mana?" tanya Rafael sambil menatap Ari.

"Restoran langganan saya. Ayo." ucap Ari sambil menarik tangan Rafael untuk mengikutinya.

Rafael dan Ari saat ini sedang menuju ke restoran tempat biasa Ari menghabiskan makan siang. Mereka mengendarai mobil dengan kecepatan sedang. Saat sampai di restoran, mereka memarkirkan mobil nya dan mulai berjalan masuk ke ruang VIP biasa Ari pesan. Disana sudah di sediakan berbagai macam makanan sedangkan Rafael hanya melongo tak percaya. Ari yang melihat hal itu pun hanya terkekeh.

"Jangan seperti itu Rafa. Nyamuk akan masuk ke mulutmu. Ayo kita duduk." ucap Ari sambil menuntun Rafael ke kursi yang ada di sebelahnya.

"baik bu." ucap Rafael sambil duduk.

"hei panggil aku mommy jika sedang berdua seperti ini kamu faham?" tanya Ari dengan sedikit bentakan membuat Rafael menunduk takut dan mengangguk pelan.

Mereka pun makan dengan hikmat hingga saat selesai, Ari menyadari bahwa Rafael tidak memainkan ponsel sama sekali. Ia memilih diam dan berusaha mengambil keputusan secara langsung. Ia pun menghubungi Bianca adik nya.

Whatasapp On
My sister 💕

Ari :
Bianca kamu handle kantor
Kakak ada perlu
Read

Bianca :
Ok aman kak
Read

Whatssapp Off

Ari tersenyum puas melihat balasan Bianca. Lalu melihat Rafael yang sedang memandang luar jendela. Ia berinisiatif bertanya mengenai Rafael.

"Boleh mom bertanya?" tanya Ari dengan lembut.

"Boleh mom. Mom mau tanya soal apa?" tanya Rafael sambil menatap Ari.

"Keluarga dan kehidupanmu disana." ucap Ari sambil mengusap pipi Rafael. Rafael menunduk.

"Rafa yatim piatu mom. Dari lahir Rafa selalu di panti. Disana Rafa selalu mendapatkan perlakuan yang nggak bagus hehe tapi nggak papa." jelas Rafael dengan cengiran sedikit. Ari tersenyum sendu.

"Kamu tinggal dimana sekarang? Kost atau?" tanya Ari. Rafael menunjuk sebuah jembatan yang banyak orang tinggal disana. Ari mengangguk faham.

"Kita bereskan barang-barangmu disana lalu pindah ke apart mom. Ayo" ucap Ari sambil berdiri dan menarik Rafael untuk berdiri.

Ari langsung menuju kasir dan membayar tagihan makan siangnya bersama sang sekretaris baru. Mereka berjalan beriringan menuju mobil dan pergi menuju tempat tinggal Rafael.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


-TBC-

Yuhuuu ini cerita pertama Ari ndee
Semoga kalian suka dan maaf jika
Ada banyak kesalahan dalam ketikan.
See you too next capter yaaa...

My Bos My Buthcy [REVISI]Where stories live. Discover now