- MLMD 23 -

177 22 4
                                    

***

Dalam ruang perawatan Yuri, terlihat sang Ibu yang sedang membersihkan jemari gadis itu dengan handuk kecil. Matanya menatap sendu sang putri yang sudah koma selama beberapa hari.

"Sayang, ini sudah hari keempat. Apa kau masih belum mau bangun juga?" Gerakan tangan itu terhenti, matanya memperhatikan wajah pucat Yuri.

Hatinya kembali sedih, membayangkan semua hal yang telah terjadi membuatnya hancur. "Miane Yuri-ya, hari itu kau meminta izin pada Eomma untuk menikah, tapi Eomma sama sekali tidak bisa menyadarinya jika kau sedang menegarkan dirimu."

Wajah itu tertunduk, air matanya mengalir tanpa bisa dicegah. "Miane Yuri-ya, miane..."

Di saat bersamaan, suara ketukan pintu membuatnya melirik. Dengan perlahan sosok itu menghapus air matanya. "Masuklah."

Pintu itu terbuka, sosok Nyonya Seo muncul dari balik pintu membuat sang Ibu terdiam.

"Samunim."

Nyonya Kwon mengalihkan pandangannya dengan segera. "Ada perlu apa kau kemari?"

"Samunim, aku ingin melihat bagaimana kondisi Yuri dan juga..."

"Tidak perlu, kami semua ada untuk menjaganya. Sebaiknya kau pergi saja dari sini."

Nyonya Seo tertunduk seraya menghela napas berat. Dia tahu jika sosok itu berubah ketus padanya karena semua yang telah putranya perbuat.

"Aku tahu jika kemarahanmu tidak akan pernah berkurang, tapi percayalah aku sudah melakukan yang terbaik untuk mencegah semua ini. Putraku memang bersalah tapi rasa sayangku pada Kwon Yuri tidak akan pernah berkurang."

Mendengar penjelasan itu Nyonya Kwon kembali menatapnya. Ada senyum di wajahnya, dia ingin tertawa mendengar kalimat barusan.

"Rasa sayang? Kau bilang jika kau menyayangi putriku?" Dengan segera jemari itu meletakan handuk kecil ke atas meja. Sosok itu bangkit dari duduknya membuat Nyonya Seo terdiam. "Kau juga seorang Ibu, kau tahu pasti bagaimana perasaanku saat ini. Putriku yang sudah sangat kesulitan akan penyakitnya selama ini, yang harus bertaruh nyama setiap kali penyakitnya itu datang, dengan sangat kejamnya putramu menyakitinya." Sang ibu tak kuasa menahan air matanya, hatinya sakit seolah ikut merasakan kesedihan Yuri selama ini.

"Apa kurangnya putriku selama ini? Putramu selalu mendapatkan apa yang dia mau. Semua koneksi dan juga aset yang kalian dapatkan sampai saat ini, bukankah kau tahu benar dari mana asalnya?"

"Samunim, aku benar-benar menyesal. Putraku membuat kesalahan besar dan aku..."

"Sudahlah, aku tidak ingin lagi mendengar soal penyesalanmu begitu pun putramu. Aku bersumpah demi nama putriku, kau dan juga putramu akan mendapatkan ganjaran akan apa yang sudah kalian lakukan."

Nyonya Seo terkejut mendengarnya. Dia mendekatkan diri dengan segera, menyentuh jemari wanita itu seraya memohon. "Tolong jangan katakan hal itu Samunim, kami memang bersalah tapi jangan tutup pintu hatimu untuk putraku."

"Kau mengerti sekarang bukan? Sakit hati seorang ibu yang hancur karena anaknya disakiti. Jika kau sudah mengerti, sebaiknya kau pergi."

My Lovely My Destiny ( Complete ) Where stories live. Discover now