Awal

775 68 4
                                    

Awal

Cast : Fenly & Fajri

Genre : misteri

Happy reading

Di sebuah hutan yang rimbun angin mulai bertiup kencang dan hujan mengguyur dengan begitu deras. Suara tangisan terdengar di sana dua orang dewasa dan satu anak kecil tampak menangis meraung-raung, tak peduli seberapa derasnya hujan turun dan kencangnya angin bertiup mereka tak sekalipun memiliki niat untuk beranjak dari sana.

"Please, hiks ... Please ...," Ucap seorang wanita yang tampak berlutut dan memohon di tengah tangisnya sampai sebuah rambut yang begitu panjang merambat keluar dari dalam tanah dan melilit tubuhnya secara perlahan.

Tak ada yang dapat membantu tak ada yang dapat dilakukan untuk menolongnya, ia hanya menitikkan air mata terakhirnya sambil menatap dua orang yang dikasihinya, hingga akhirnya ia lenyap menghilang tanpa jejak.

"MAMA," teriakan anak kecil terdengar tak lama setelahnya.

🚪

"Matahari akan bersinar hari ini atau mungkin hujan yang akan datang di siang hari nanti...,"

Sebuah radio kecil terletak di atas meja, Fajri atau yang lebih akrab dipanggil Aji seorang anak berusia 8 tahun itu tampak mengarahkan perhatiannya secara penuh pada radio di depannya, yang justru mengundang gelak tawa dari kakaknya.

"Aji, kamu ngerti apa maksudnya?" Tanya Fenly, kakak dari Fajri yang saat itu baru berusia 10 tahun

Fenly menghampiri Aji dan mematikan radionya serta menatap adiknya yang tampak begitu menggemaskan baginya.

"Katanya hari ini akan hujan," ucap Aji

Tetapi Fenly menggelengkan kepalanya, selain Aji tak ada satupun anggota keluarganya yang percaya akan ramalan cuaca. "Hal itu tidak penting toh apapun cuacanya kegiatan pasti akan tetap berlanjut," itulah yang selalu mereka katakan

"Abang, adek, ayo kita berangkat," teriakan Ismi terdengar oleh kakak beradik itu dan sesegera mungkin keduanya berlari menghadap sang ibu.

"Hari ini kita akan kemping di hutan, kalian siap?" tanya Reza dengan semangat

"Iyaaa....," teriak Aji dan Fenly dengan semangat menjawab pertanyaan sang ayah

Perjalanan dimulai tempat yang mereka pilih adalah sebuah hutan belantara yang jauh dari jangkauan manusia, kota atau bahkan bisingnya kendaraan. Hal ini dikarenakan sang ayah yang ingin memperkenalkan hobinya kepada kedua anaknya.

Di sepanjang perjalanan Fenly tampak sibuk dengan buku gambarnya dan Aji yang terus menggumpal kertas dan menutupinya dengan kain putih serta mengikatnya dan mulai menggambar di atasnya.

"Apa ii?" tanya Fenly yang baru saja sadar akan kegiatan adiknya itu

Aji tersenyum dengan bahagia menunjukkan karyanya yang telah ia ciptakan, Fenly tersenyum saat melihat sebuah boneka teru-teru bozu yang dibuat oleh adiknya tersebut dengan cepat ia mengambilnya dan segera menggambar sebuah wajah di atas kain tersebut.

"Jika matanya hanya titik kecil nanti dia gak bisa melihat," ucap Fenly yang dengan antusias menggambar sepasang mata juga garis melengkung anggar bonekanya terlihat seperti sedang tersenyum.

"Lihat, bagus kan?" Tanya Fenly bangga dan Aji mengangguk setuju serta menatap sang kakak takjub.

"Sekarang tinggal pasang tali di belakang kepalanya agar bisa di gantung," lanjut Fenly

Tak lama setelah boneka teru-teru bozu itu tergantung mobil pun terhenti, dan sang ayah yang mengajak ketiganya turun untuk melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki dengan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh.

"Kita pasang tenda di sini, Abang... Kamu jaga adeknya ayah sama ibu mau pasang tenda dulu, dan kalau mau main jangan jauh-jauh" ucap Reza yang dibalas anggukan mantap dari Fenly

Waktu terus berlalu dan malam pun telah tiba namun tanpa di duga hujan mulai turun dengan derasnya membuat Reza dan Ismi terjaga seketika.

"Hujannya deras banget," lirih Ismi yang nyatanya masih dapat terdengar oleh Reza membuat Reza segera beranjak dan hendak keluar dari tenda namun tertahan oleh Ismi.

"Mau kemana?" tanya Ismi khawatir

"Aku mau ke mobil dan ambil skop, mau buat jalan air supaya airnya gak mengenang dan masuk ke tenda," jelas Reza

"Aku ikut, lagian anak-anak juga udah tidur," pinta Ismi yang tentu saja membuat Reza berpikir keras namun akhirnya menyetujuinya.

Angin semakin kencang dan hujan semakin deras di bagasi mobil Reza tampak mengobrak-abrik peralatannya dengan Ismi yang masih setia di sampingnya dengan senter di tangan.

"Ketemu, ayo kita balik ke tenda," ucap Reza tergesa

Keduanya kembali dengan tergesa-gesa hingga tanpa mereka ketahui bahwa sejak awal mereka telah di perhatikan oleh seorang anak kecil dengan gaun hitam yang menatap mereka dengan aneh, serta tak lama kemudian boneka teru-teru bozu yang sempat di buat oleh Aji terputus seketika yang membuat kepala boneka tersebut menggelinding ke bawah kursi.

Tbc

"Nasibku tak pernah ada yang baik,"_Fajri

"Lepaskan dia, bawa aku sebagai gantinya,"_ Fenly

BLACK DOOR ✅Where stories live. Discover now