Dukun

305 51 6
                                    


Happy Reading

10 tahun sudah berlalu, setelah kepindahan Fenly dan Fajri yang mendadak kini keluarga kecilnya mulai hidup dengan tenang, perusahaan ayah mereka mulai berkembang, dan Ismi sang ibu juga membuka sebuah butik untuk menambah pemasukan.

Semuanya terasa damai namun kedamaian itu tidak selalu bertahan setiap harinya, kesibukan kedua orang tuanya membuat mereka sangat jarang berada di rumah, dan hal itu tentu selalu membuat Fajri menggerutu kesal dan merasa tidak diperhatikan. Fenly juga merasakan perubahannya sendiri semakin hari tanda di pundaknya semakin terlihat jelas dan keanehan lain juga ia rasakan belum lama ini.

"Aku bisa melihat mereka yang sudah meninggal dunia," ucap Fenly tepat di depan cermin besar yang berbeda di dalam kamarnya

Fenly juga merasa keanehan lain mulai bermunculan satu persatu, ia bisa mendengar isi hati orang lain dan melihat bayangan di masa lalu namun semua itu hanya dapat ia pendam sendiri, ia tak mau di anggap aneh dan di jauhi jika mengatakannya kepada orang di sekitarnya.

🔮

Fajri

"Good morning," sapaku yang baru saja selesai bersiap diri untuk berangkat sekolah

"Morning too," jawab kak Fenly yang masih tampak sibuk membantu bi Surti menyiapkan makanan di atas meja, aku hanya duduk diam melihat kakak yang tampak berbeda hari ini, dan kak Fenly pun menyadari tatapanku dan tersenyum

"Kenapa?"

"Enggak, cuma... Hari ini kak Fen kelihatan beda, mau kemana?" tanyakan penasaran

Kak Fenly mulai duduk dan mengucapkan makasih pada bi Surti lalu menatapku sekilas dan beralih mengambilkan makanan untukku, tetapi tetap tak menjawab pertanyaanku.

"Kakak mau kemana?" tanyaku lagi dengan lebih tegas

"Hari ini kakak ada kelas, tapi nanti siang setelah kelas kakak mau jalan dulu sebentar,"

"Jalan? Sama siapa? Cewek?" tanyaku penasaran pasalnya kak Fenly sangat jarang atau bahkan tidak pernah keluyuran atau bahkan jalan dengan temannya setelah urusan di kampusnya selesai.

"GOOD MORNING EVERYBODY,"

Sebuah suara menggema dan menyela jawaban yang baru saja akan kak Fen ucapkan terlebih lagi suara itu datang dari orang yang tak tahu malu yang selalu datang tepat waktu untuk sekedar meminta makanan.

"Hai Ji, adikku tersayang selamat pagi," sapa pria itu tersenyum manis

"Adik-adik, kapan gue berojol dari emak lo?" tanyaku kesal sedangkan pria itu langsung duduk di samping kak Fen dan tanpa malu-malu mengambil piring dan meletakkan nasi serta lauk-pauk dengan porsi jumbo, ku lihat kak Fen menatapnya sambil sesekali meringis kecil melihat kelakuan sahabatnya.

"Hai rakyat jelata, udah gak makan berapa bulan?" tanyaku yang langsung menghentikan kegiatan bang Lang. Bang lang menoleh ke arahku dan menampakkan ekspresi seolah tengah berpikir lalu menjawab,

"Kira-kira dua bulan,"

Ingin rasanya ku tendang keluar orang yang duduk di sampai kakakku itu namun sayangnya aku hanya menatapnya dengan kesal tanpa dapat melakukan apapun. Lagi dan lagi kegiatan sarapanku di ganggu oleh mahluk manis ini dan ujung-ujungnya pasti aku hanya akan menjadi nyamuk yang hanya dapat mendengar interaksi bang Lang dan kak Fen.

🔮

Author

Sesuai jadwalnya seusai kelas selesai Fenly lantas menemani Gilang yang juga di temani Shandy menuju sebuah rumah kontrakan yang jaraknya cukup jauh dari halayak ramai, rumah petakan yang terlihat bersih dan terawat namun cukup dikenal dengan kisah masa lalu yang cukup kelam, membuat rumah itu menjadi tak berpenghuni bahkan ditolak oleh banyak orang.

BLACK DOOR ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang