✨9✨

3.4K 471 59
                                    










🥀__🥀






"Kadang-kadang karna kita gak bisa nyalahin mereka, makanya kita malah nyalahin diri kita sendiri" Chenle menoleh, Jisung duduk di sampingnya, tatapan adiknya itu lurus kearah danau. Keduanya memang memutuskan untuk penyegarkan fikiran sepulang sekolah. Dulu, setiap hari minggu mereka pasti akan piknik disekitar sini.



"Gue faham kenapa lo segalau itu abis dengerin bunda cerita. Kesannya kayak egois kan? Inti dari cerita bunda tuh cuma dia yang pengen bahagia tanpa mau ngasi ayah kesempatan. Padahal ayah udah berubah banyak, ayah bahkan ngalah waktu mereka debat karna bunda gak mau ayah ikut biayain kehidupan gue. Sekali lagi, bunda tutup mata sama semuanya" Perkataan Jisung tidak membantu menenangkan fikiran Chenle, yang ada malah semakin ribut.




"Aku egois gak sih kalo pengen bunda sama ayah balikan?"


"Enggak kak, lo berhak berharap. Gue juga berhak. Tapi keputusan tetep sama bunda kan? gue udah bilang tadi, bunda cuma mau dia bahagia, bunda ngerasa kalau ayah gak bisa membahagiakan dia" Chenle menghela nafas pelan. Ia yang anak saja bahkan melihat perubahan besar ayahnya. Ayahnya adalah orang terkeras kepala yang keluarganya tau, tapi semenjak lelaki itu menyesali perceraiannya ia bahkan menjadi sangat menurut. Ego ayah mana yang tidak terluka ketika ia dilarang membiayai kehidupan plus pendidikan anaknya?? Tapi Jeno mengalah, ia tidak mau menyakiti perasaan Haechan lagi.





"Bunda, Ayah, orang tua kita baru pertama kali jadi orang tua. Jadi maafkan aja kalo mereka mengecewakan" Kalimat Jisung membuat Chenle terbahak. Bukan tawa lucu, ada luka yang tersirat disetiap tawa yang keluar.


"Aku juga baru pertama kali jadi anak, maaf kalau ternyata keinginan ku seberat itu, maaf kalau ternyata harapan aku malah nyakitin"


"Kak anjir!! gak gitu maksud gue" Jisung panik ketika melihat Chenle menangis. Sebenarnya ia juga sakit, tapi mau diapakan lagi. Dia, Chenle, bahkan Jeno sekalipun tidak ada yang bisa memberitahu Haechan bahwa sikapnya selama ini sangat egois.















🥀__🥀














Sedang di cafenya, Haechan sedang mendapat ceramahan dari Reina. Wanita itu terus-terusan mengomeli Haechan.


"Anak cewek lo tuh jagoan. Bisa banget dia jagain adeknya. Tapi Chan, Chenle cuma bisa lindungin Jisung dari temennya. Dia gak bisa lindungin Jisung dari gurunya. Lo gak tau kan anak lo ditindas di sekolah?? Guru-guru bahkan kayak sepakat buat jadiin dia babu disekolah, kalo dia ada kasus sama murid lain gak perduli siapa yang salah pasti korbannya Jisung. Chan anak lo baru SMA, mentalnya bisa rusak!! " Haechan menghela nafas pelan.



"Gue harus apa Reina? harus datengin sekolahnya?"


"Yang harus lo lakuin, kasi Jeno akses buat ketemu Jisung. Buat biayain Jisung. Buat buktiin kalo Jisung tuh beneran anak salah satu donatur terbesar si sekolah itu!!"


"Lo gila ya??!!" Nafas Haechan memburu, sepertinya dari tadi perkataan Reina masih bisa ia terima. Tapi yang satu ini tidak.


"Dia sendiri yang ngusir gue sama Jisung. Dan sekarang lo nyuruh gue nyerahin anak gue ke dia?" Mata Haechan memerah, tapi Reina tidak gentar.


"Lo tutup mata selama ini Haechan. Jeno selalu berusaha untuk minta maaf. Ngerasa kalau perkataannya gak lo hiraukan, dia ngelakuinnya secara langsung biar lo bisa liat petulus dan sekeras apa dia berjuang. Tapi percuma, lo udah terlanjur buta!! Denger ya Haechan, gue gak perduli hidup lo sesusah apa, lo mau banting tulang sampe sakit juga itu urusan lo!! Tapi Jisung??!! Dia gak seharusnya hidup menderita bareng lo!! Terserah Haechan. Hati lo terlalu keras" Reina berjalan dengan penuh emosi, keluar dari cafe. Ia sadar bahwa perkataannya terlalu menyakitkan. Tapi tidak ada pilihan lain. Sesekali Haechan memang harus disadarkan.



Sementara Haechan?? Lagi-lagi ia bergelud dengan pemikirannya. Memikirkan seegois apa dirinya sehingga Jisung ikut menderita karenanya.














🥀__🥀





Double update yeayy!!!

Good night dear 💕

aku mau nanya deh, kalian kalo suka sama author di wattpad tuh suka nyari akun authornya di platform lain gak sih?? (ini aku beneran penasaran🙂)

why✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang