__S A T U__

367 51 18
                                    

"Ervan, mama ingetin sekali lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ervan, mama ingetin sekali lagi. Kamu nggak boleh main sepeda, apalagi sampai ngumpet-ngumpet gini."

"Kamu mau belajar bohong sama mama?" Sergah seorang wanita paruh baya yang berhasil memergoki anak bungsunya tengah mengendap-endap keluar pagar menuntun sepeda milik kakaknya.

Anak yang dipanggil Ervan pun hanya  mampu menunduk sambil memilin ujung bajunya. Dirinya sadar bahwa perbuatannya sungguh tercela.

"Ervan cuma pengen kaya bang Vicky, bisa main sepeda sama temen-temen." Lirih Ervan berusaha membela diri.

"Tapi bahaya sayang, kamu dirumah aja ya temenin mama. Papa kan belum pulang." Bujuk Najwa yang ternyata ialah ibu dari Ervan.

Mau sampai kapan pun menolak mamanya pasti terus membujuknya dan tak kenal lelah, sedangkan ia sendiri lelah diperlakukan seperti ini. Dengan berat hati Ervan meletakkan sepeda yang tadi ia bawa diam-diam didekat pagar dan mengikuti tuntunan mamanya masuk dalam rumah.

"Nah, Ervan nonton TV aja ya kalo bosan bilang sama mama, mama selalu nemenin Ervan."

"Ma, Ervan bukan anak kecil lagi. Ervan udah 17 tahun, Ervan bosen ma." Keluh Ervan kesal. Dengan marah Ervan meninggalkan Najwa yang sibuk berteriak-teriak memanggil namanya.

Didalam kamar, cowok ini hanya duduk di balkon melihat semua kegiatan orang-orang di lingkungannya. Andai saja ia bisa ikut bermain sepak bola di lapangan bersama teman-temannya, setiap pagi marathon sepeda, berangkat sekolah dengan teman sebayanya mengendarai motor. Ini Ervan, boro-boro mengendarai motor, naik sepeda saja sudah dilarang keras oleh Najwa.

Suara ketukan pintu membuyarkan khayalan Ervan tentang bermain sepak bola. Ia sungguh enggan diganggu, apalagi oleh Najwa. Ia sedang marah.

"Van, bukain dong. Ini bang Vicky." Seru seseorang yang mengaku bernama Vicky dari balik pintu. Dengan berat hati Ervan membukakan pintu untuk kakaknya. Ia memang marah pada Najwa, tapi ia tidak bisa merasa marah pada orang lain maka dari itu ia mempersilahkan Vicky masuk.

Vicky mengikuti adiknya duduk ditepi kasur milik si bungsu. Ia baru pulang kuliah dan mendapati mamanya berteriak-teriak memanggil si bungsu. Setelah mendengar Najwa bercerita, Najwa juga meminta untuk membujuk Ervan agar tidak marah pada Najwa.

"Kenapa marah sama mama?"

"Salah mama sendiri, gue cuma pengen main sepeda dilarang-larang. Lah elo main motor aja nggak dilarang."

"Kan nggak adil." Sungut Ervan tak terima. Usianya memang 17 tahun tapi soal adu mengadu raut dan perilakunya seperti bocah SD. Mungkin ini efek tidak pernah bersosialisasi jadi tidak pernah tau pertumbuhan yang sesuai untuk umurnya.

"Mama cuman nggak mau Lo kenapa-napa Van." Nasehat Vicky. Mau bagaimana pun Vicky harus benar-benar bisa menyesuaikan diri dengan Ervan yang kelakuannya kadang berubah-ubah.

Free MeWhere stories live. Discover now