The Doll - Changmin

164 49 3
                                    

by : pinkberrylifie

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

by : pinkberrylifie

"Sebenernya gue udah nunggu-nunggu mau cerita ini."

Kesepuluh temannya menelan ludah takut. Pasalnya orang bernama lengkap Ji Changmin ini suka sekali dengan hal-hal mistis. Bahkan mempunyai boneka Chucky dirumahnya. Tidak hanya boneka itu, banyak hal menyeramkan lainnya.

Eric mengangguk patah-patah. "O-oke lanjut."

***

Hari itu, Mama Changmin mengajaknya ke mall untuk belanja bulanan. Mau tidak mau, cowok itu menuruti kemauan ibu kesayangannya itu.

Mall berada tidak jauh dari rumah mereka, paling dekat sekitar 4 kilometer. Karena sudah jarang ada angkutan umum, sang ibu memutuskan mengendarai mobil agar sampai dengan cepat.

Setelah sampai dan membeli banyak barang, mereka beristirahat sebentar di restoran yang ada. Changmin berpamitan kepada ibunya dengan alasan ingin membeli barang.

Ia berjalan dengan tenang di lorong-lorong yang penuh orang itu. Sesekali matanya berhenti di toko yang menarik perhatiannya.

Sebenarnya ia sendiri pun jarang ke pusat perbelanjaan ini. Selain karena ia tidak punya hal untuk dibeli disini, didekat rumah mereka pun sudah ada toko swalayan yang bisa dibilang lengkap.

Entah apa yang dipikirkan ibunya karena malah pergi ke tempat ini daripada toko itu.

Saat lorong semakin panjang, orang-orang yang ada pun semakin berkurang. Entah kenapa perasaan Changmin sedikit merinding.

Merasa sudah terlalu lama, ia memilih berbalik dan kembali ke tempat ibunya berada. Setelah 5 menit berjalan, ia tak kunjung menemukan orang-orang. Apa dia salah jalan? Pikirnya.

"Apa gue telepon mama aja ya?"

Sial, teleponnya mati. Padahal tadi baterainya masih tersisa banyak. Jangan-jangan dia terjebak di dunia lain yang mana ponsel tidak bisa digunakan?

Ayolah Ji Changmin, hilangkan pikiran buruk itu. Mungkin hanya tersesat, mall kan tidak kecil.

Pemandangan di matanya masih tidak berubah. Lorong gelap dengan dinding kusam dengan berbagai noda disana.

Sesaat ia merasa kakinya pegal. Tanpa pikir panjang ia mendudukkan tubuhnya di lantai dan bersandar di dinding. Changmin memekik kala merasa benda keras di lantai yang ia duduki.

Sebuah boneka. Dan bentuknya sama persis dengan boneka yang ia miliki di rumah.

Drt drt drt

Laki-laki itu menatap ponselnya heran. Benda yang sedari tadi kehilangan daya kini berkedip karena panggilan telepon yang masuk. Changmin harap itu ibunya.

Namun harapannya pupus sudah. Di layar yang hitam itu muncul deret nomor tidak dikenal. Ragu-ragu ia mengangkat telepon, dan hanya hening yang ada di seberang sana.

Saat berpikir untuk mengakhiri panggilan ini, sesuatu menjerit di seberang telepon. Karena terkejut, ia refleks melempar ponselnya ke depan.

Dua detik, ia akhirnya kembali memungut benda kotak berwarna hitam itu dengan hati-hati.

"Aduuh, hp mahal ini, pasti di marahin sama mama."

Untung hanya layarnya yang pecah. Dan untungnya juga panggilan misterius itu sudah berakhir. Meski ia menyukai hal-hal berbau horor, dia tidak pernah menginginkan mengalaminya sendiri.

Tanpa sadar juga boneka yang hanya berukuran sedang kini berada di genggamannya. Padahal ia ingat dengan jelas kalau sudah membuangnya tadi.

Dipikir-pikir ini semakin tidak masuk akal. Kakinya bergerak dengan sendirinya, mencoba menjauh dari segala keanehan disini. Keringat dingin sebesar biji jagung menetes di dahinya yang kini basah.

Cahaya didepan sana membuat harapan kembalinya semakin besar. Namun sejauh apapun dia berlari, ia merasa cahaya itu juga semakin menjauhinya.

Setelah mencapai batasnya, Changmin terduduk di lantai dengan tangan mengepal.

Memangnya apa salahnya sehingga mengalami hal seperti ini?

"Bukankah kamu senang?" Suara mengerikan terdengar ke kedua telinganya.

"Meski kamu tidak menyadarinya tapi kamu sengaja datang ke tempat ini."

"Gak mungkin!" Jeritnya menggema ke seluruh lorong.

"Mungkin, itu salahmu karena sudah melihat toko ku tanpa ijin."

"Lalu tanpa sadar kau terkena hipnotis dan kini berada di dimensi yang tidak dikenal, yaitu dimensi yang kubuat sendiri."

Omong kosong apa itu. Memangnya dimensi lain itu benar-benar ada?

"Mana ada yang kayak gitu! Pulangin gak?!"

"Jangan seperti itu, aku akan memulangkan mu dengan satu syarat."

"Tolong jaga boneka itu untukku."

"Terserah!"

***

"Habis itu gue ditemukan gak sadarkan diri di dekat pintu belakang."

"Gila, berasa nonton horor."

"Antara merinding sama gak percaya sih."

"Karena syarat itu, gue jadi kebiasaan bawa boneka ini kemana-mana."

Ucap Changmin sambil menunjukkan boneka gadis kecil dengan senyuman mengerikan di wajahnya.

"Senang bertemu kalian."

𝗧𝗵𝗲 𝗛𝗼𝗿𝗿𝗼𝗿𝗶𝘂𝗺 | THE BOYZOù les histoires vivent. Découvrez maintenant