chapter 2

1.4K 48 8
                                    

Jane membereskan dengan bosan buku-bukunya yang berserakan di atas meja, bel sudah berbunyi sejak beberapa menit lalu, hari ini moodnya sedang tidak baik dan itu petaka bagi siapa saja yang berani mengganggunya termasuk Zyn, Jane sudah tidak melihat Zyn sejak tadi pagi entahlah ini berarti buruk atau baik bagi Zyn. Jane mulai meninggalkan kelasnya dengan beberapa buku di dekapannya, seorang gadis sedang berusaha mengejar langkahnya meskipun gadis tersebut tidak memanggil nama Jane, tentu saja Jane dengan jelas bisa merasakannya. Jane bersumpah akan mengutuk siapa saja yanag berani mengusiknya.

"Jane kau meninggalkan kaca matamu di kelas" seorang gadis berusaha mengejar langkah kaki Jane dengan cukup terburu-buru.

"ambil saja" kata Jane begitu saja setelah gadis tersebut berhasil mengimbangi langkah kaki Jane.

"kau serius ? ini berlian asli aku sempat melihat harganya di majalah" Presley menunjuk salah satu berlian yang berada di ujung kaca mata classic tersebut.

"jika kau tikak mau, lemparkan saja ke sampah"

"kau sungguh-sungguh ?" gadis tersebut hampir meloncat kegirangan sebelum tangan cekatan Jane meraih kaca mata tersebut dan melemparkannya ke tembok sehingga pecah berserakan di lantai.

"mudah bukan ?" Jane kembali berlalu dari gadis tersebut. Gadis tersebut yang masih terheran-heran dengan perlakuan Jane yang begitu angkuh. Ia dengan mudah menghancurkan barang super mahal dengan sekali lempar.

"freak !" gadis itu menggumam kesal, Jane segera membalikkan tubuhnya, menatap murka gadis tersebut, ini petaka, moodnya benar-benar sedang tidak baik.

"kau akan sangat menyesal karna sudah mengatakannya" Gadis tersebut benar-benar sedang tidak beruntung. Jane kembali membalikkan badannya, ia tahu betul kapan ia harus memberi gadis tersebut pelajaran.

•••

"kau sudah mendengar kabarnya ?" Jane sudah terbiasa dengan kedatangan Zyn yang secara tiba-tiba.

"apa ?" Jane berlagak bodoh, seakan-akan ia gadis rumahan yang tidak tahu apa-apa.

"Presley mati diterkam hewan buas" Zyn sibuk mengacak rambutnya.

"bagaimana jika aku yang melemparkannya kehutan" raut wajah Jane masih datar, hanya senyum tipis sedikit tersungging di balik novelnya.

"aku tahu" Kini Jane menghentikan aktivitasnya namun wajahnya masih ia benamkan di balik bukunya,

"Jika Zyn benar-benar mengetahui yang sebenarnya kenapa ia tidak takut sama sekali" Jane mengeryitkan keningnya.

"kau akan melemparkan siapa saja yang merusak moodmukan ?" Jane membuang nafas beratnya meskipun ia tidak benar-benar sedang bernafas.

"kemana saja kau kemarin ?"

"kencan" Jane masih terdiam di balik novelnya. "dengan Vanessa" sambung Zyn, kini Jane benar-benar meletakkan novelnya begitu saja.

"Vanessa ?" Zyn hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Jane. "jauhi dia" Zyn hanya mengeryitkan keningnya tidak paham dengan perkataan Jane.

"kenapa ?"

"turuti saja apa kataku"

"pasti ada alasannya Jane"

"kencani seribu gadis lain Zyn, jangan dengannya" nada Jane mulai meninggi.

"katakan satu alasan saja, aku akan menjauhinya" Zyn mulai bersungguh-sungguh.

Jane masih terdiam, ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, hal tersebut bukan hanya berdampak buruk pada dirinya, melainkan juga berdampak buruk pada Zyn, bagaimanapun juga ia harus melidungi Zyn. Jane terdiam untuk beberapa saat, namun dengan segenap keberaniannya ia mulai berkata.

"because I love you Zyn.."

Take my bloodWhere stories live. Discover now