Our Shining Sherlock x William

285 53 8
                                    

Ini adalah hari Minggu di pertengahan musim panas.

Tak terasa hampir 3 tahun lamanya terlewati. Dimana kedua orang yang ditakdirkan menjadi "musuh", telah mengubah takdirnya menjadi "ikatan". Sebuah ikatan berharga yang disebut "persahabatan".

Mereka adalah "The Lord of Crime" dan "The Great Detective". William James Moriarty dan Sherlock Holmes.

Usai terhindar dari kematian karena insiden na'as di London Bridge, membuat kehidupan "kedua" mereka mengalami perubahan. Suatu perubahan yang benar-benar tidak pernah mereka duga sama sekali.

Terutama bagi William. Yang sama sekali tidak pernah menyangka bahwa dirinya masih bisa bernapas.

Bahkan, "mimpi" kecilnya sudah terwujud.

Mimpinya untuk bersama dengannya. Tanpa memandang status, tujuan, atau apapun.

Sebuah mimpi yang tidak pernah diduganya akan terwujud. Karena selama ini dia menganggap, London Bridge adalah tempat terakhirnya memandang sosok sang detektif itu.

Sekali lagi, mimpinya benar-benar telah terwujud.

Walau dalam hati kecil William, yang masih terombang-ambing dengan kesalahan di masa lalu dan kebimbangan dengan perubahan yang dialaminya, setiap kali Sherlock berada disisinya, seolah kebimbangan itu sirna.

Seolah hatinya menekannya untuk "kau masih hidup, manfaatkanlah kesempatan kedua ini sebaik mungkin."

Sehingga William terus berusaha sebaik mungkin, untuk bertahan hidup bersama Sherlock disisinya.

"Aghh, panas banget...... suhunya berapa derajat sih?!"

William melirik ke arah Sherlock yang sedang berbaring ditempat tidur, hanya memakai kaus dan celana pendek, wajahnya terlihat berkeringat karena kepanasan, dia mengibas-ngibaskan kipas kecil di tangan kanannya.

"Hampir...40 derajat celcius..."

"Gila panas banget!"

"Biasanya di pertengahan musim panas, suhunya memang semakin naik..."

"Rasanya aku ingin berendam di air es yang banyak!"

William terkekeh melihat sikap Sherlock yang kekanak-kanakan itu. Dia menutup buku yang dibacanya lalu menghampiri Sherlock.

"Kau ini kekanak-kanakan sekali. Apa tak ada pekerjaan lain selain menggerutu seperti itu?"

"Semua kerjaanku kan sudah beres, kau lupa ini hari Minggu, aku mau santai-santai~"

William hanya menghela napas pasrah, dia bangkit dari tempatnya lalu memakai mantel tipisnya.

"Aku akan pergi membeli beberapa buah."

"Aku ikut!"

Sherlock dengan antusias langsung bangkit dari posisi berbaringnya, dia mengambil seutas karet dan segera mengikat rambutnya, memakai celana panjangnya dan mengambil mantel tipisnya juga.

"Kau ini, tadi katamu mau santai-santai."

"Aku merasa gatal kalau gak ngapa-ngapain~"

"... Terserah deh."

William menghela napas pasrah lagi dengan kelakuan ajaib temannya itu, sambil membuka pintu apartemennya diikuti Sherlock di belakangnya.

Saat ini pukul 13.00, sudah lewat dari jam makan siang. Orang-orang kembali melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Walau hari libur, suasana di tengah kota New York tetap ramai, apalagi di pusat perbelanjaan.

William berjalan dengan tongkat kayu di tangannya, dan Sherlock di samping kirinya. Mata kanannya memandang ke kanan dan kiri mengamati keramaian yang selalu berbeda setiap harinya.

Our ShiningМесто, где живут истории. Откройте их для себя