# S E M B I L A N B E L A S

47 12 3
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

🌾🌾🌾

hari ini kami tidak terikat dengan peraturan pasantren, meski begitu kami tetap memilih menghapal sambari menunggu acara khataman nanti malam. masih dengan kebiasaan ku menghapal didepan teras, entah mengapa disini rasanya nyaman dibanding didalam asrama, kali ini aku juga membawa buku diary ku yang telah lama tak kubuka. Aku mulai menulis sepatah dua patah dengan tenang, hingga panggilan Nia membuyarkan lamunanku. Aku menoleh lalu menutup diaryku

"Assalamualaikum Zahra, ini ada titipan dari ustad Hasan." Ucap Nia yang baru kembali setelah membeli perlengkapan tulis sambil mengulurkan sebuah kotak berwarna coklat

"Wa'alaikumussalam, ini kotak apa?" Tanyaku masih diposisi semula

"Tadi pas aku beli peralatan tulis nggak sengaja ketemu sama ustad Hasan, terus ustad Hasan nitip ini nyuruh ngasih ke kamu." Ucap Nia sambil menyerahkan kotak berwarna coklat dengan hiasan pita berwarna biru diatasnya

"Kenapa ustad Hasan ngasih kotak ini." Ucapku lagi sambil mengambil kotaknya

"Mana aku tau, yaudah aku mau masuk."

"Yaudah makasih ya Nia."

Nia hanya mengangguk lalu berlalu masuk asrama

Sebenarnya banyak pertanyaan-pertanyaan yang masih belum aku temui jawabannya dari sikap ustad Hasan. Dari mula ustad Hasan memanggil ku kemarin lalu memberi kotak ini. Aku sedikit kebingungan melihat kotaknya, dengan rasa penasaran aku perlahan membuka kotaknya. Terlihat ada mushaf Al-Qur'an disampingnya dan ada sebuah buku sejenis diary berwarna biru yang dibawahnya jilbab berwarna abu-abu.

Kertas. Gumamku sambil mengambil lalu membuka lipatan kertasnya

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Az-Zahra latisya...
Selamat bertambah umur, semoga dengan apa-apa yang kamu perjuangan kan sekarang akan menjadi penolongmu diakhirat kelak. Tulisan ini tak kalah penting dari Doa saya yang insyaAllah selalu hadir di setiap sujud saya, Minggu depan saya akan berangkat ke Cairo Mesir untuk melanjutkan pendidikan saya. Sebelum saya berangkat kesana ada beberapa hal yang ingin saya katakan padamu Zahra, mungkin tulisan ini mewakili perasaan yang saya rasakan terhadap kamu sekarang, saya minta maaf telah menaruh hati padamu. Beberapa Minggu ini saya tidak fokus mengerjakan apapun itu, saya telah mencoba sholat istikharah untuk menemukan jawaban dari apa yang saya rasakan terhadapmu. Dan saya telah menemukan jawabannya, saya akan memperjuangkan mu dengan cara yang sebaik-baiknya. Kamu tidak perlu menjadikan ini beban pikiran, kamu fokus pada hapalan mu saja, Jangan pikirkan tentang ini. kemarin saya cari info tentang kamu ternyata kamu juga suka literasi, ini ada buku buat kamu nulis tentang apapun itu. InsyaAllah setelah saya pulang nanti saya akan menemui kedua orangtuamu untuk mengutarakan niat baik saya yang akan menkhitbahmu, Saya harap kamu bersedia Zahra. Semangat Zahra dan selamat ulangtahun.
Jazakumullah Khoiron

Tertanda

Hasan Ansari

Dengan hati yang sudah tak menentu aku melipat ulang kertasnya, kenapa dengan hati ini? gumamku sambil menatap lurus kedepan

"Zahra, kamu kenapa?" Tanya Muliya yang baru keluar dari asrama

Aku yang mendengar itu langsung memasukkan kertasnya kedalam kotak yang diberikan ustad Hasan.

"Nggak apa-apa kok mul, yaudah ya aku masuk dulu." Ucapku lalu berlalu memasuki asrama

Dilain tempat, ternyata ada seseorang yang diam-diam mengintip dibalik pohon sambil memegangi dadanya.

Aku pasrahkan ini hanya pada-Mu ya Rabb. Jika memang dia yang tertulis di lauhul Mahfudz sebagai pelengkap hidup saya maka jagalah dia ya Rabb. Saya akan memperjuangkan dia dengan cara terbaik menurut-Mu ya Rabb.

Setelah bergumam dengan dirinya dia berlalu meninggalkan tempat itu.

_o0o_

"Zahra, ustad Hasan ngasih apa ke kamu?" Ucap Nia sedikit berbisik padaku

Aku lalu menghadap kearah Nia

"Nanti ya aku ceritanya, sekarang mau siap-siap makan dulu." Ucapku lalu berlalu meninggalkan Nia

Pikiranku masih saja tertuju dengan isi surat yang diberikan ustad Hasan.

Ya Rabb..
Aku tak tau harus menyikapi ini dengan cara apa, apa aku harus bahagia atau bahkan sebaliknya, aku takut mengecewakan dia, apa pantas dia mencintaiku sedangkan aku masih bingung tentang hatiku sendiri?

Ya Rabb..
Engkau maha membolak-balikkan hati manusia, aku tak tau harus melakukan apa terhadapnya.

Ditengah gundah yang menghampiriku, Nia datang menanyakan perihal yang sama.
Ya sekarang kami sedang berada di sebuah taman disekitaran pasantren

"Zahra, kalau kamu ada apa-apa boleh cerita ke aku ya." Ucap Nia memulai obrolan kami

"Nia, apa pantas seseorang mencintai orang yang telah mencintai orang lain?" Tanyaku dengan pandangan lurus kedepan

"Nggak ada yang salah dengan cinta, karena dia fitrah setiap manusia. Yang salah itu cara kita mengaplikasikannya, ustad Hasan bilang apa ke kamu?" Tanya Nia lagi

"Ustad Hasan sudah menaruh harapan padaku Nia, Minggu depan ustad Hasan ke Cairo melanjutkan pendidikannya dan setelah beliau kembali ke tanah air beliau akan menemui kedua orangtuaku untuk mengutarakan niat baiknya."

"Bagus dong kalau gitu, berarti tugas kamu sekarang adalah mempersiapkan hari itu datang."

"Masalahnya bukan itu Nia, Sekarang aku masih ingin melanjutkan hapalan dan memutqinkan nya."

"Aku yakin bukan itu alasan kamu galau saat ini." Ucap Nia menghadapku lalu melanjutkan perkataannya "pasti ada sesuatu yang kamu belum tau jawabannya."

"Aku mengagumi bahkan mungkin telah mencintai sosok yang telah memberiku motivasi hingga aku berada disini Nia."

"Pertanyaanku sekarang apa orang itu juga mempunyai perasaan yang sama denganmu?"

"Entah lah Nia. Aku benar-benar belum terpikirkan untuk sampai ke tahap yang demikian."

"Satu setengah tahun lagi bukan waktu yang lama Zahra, saran ku kamu pikirkan lagi dengan beik-baik, karena kamu belum tau orang yang kamu cintai itu juga mencintaimu." Ucap Nia lalu berlalu meninggalkan aku

Makin kesini aku semakin bingung dengan perasaanku sendiri. Benar kata nia, aku belum tau ustad Ilham punya perasaan yang sama atau tidak denganku. Setidaknya ustad Hasan telah menunjukkan keberaniannya meski belum secara resmi menemui kedua orangtuanku.
Aku mengusap wajahku dengan gusar, harapanku sekarang hanya ingin menyelesaikan hapalanku dan memutqinkan nya.

.
.
.
.
.

Gimana nih perasaan kalian setelah baca part ini?
Tetap semangat buat kalian yang sedang berjuang menghapal kan Al-Qur'an.

.

Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak🤗

Terimakasih❤️



TAKDIR [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang