ke-47

1.7K 145 43
                                    


Fidel Pov

Aku menutup pintu mobil setelah memastikan tidak ada yang ketinggalan, ditangan kananku menjinjing kantong makanan sementara tangan kiriku aku gunakan untuk memengangi tas sekolah dan kunci mobil aku taruh di saku seragam.

Tadi kekasihku pulang lebih dahulu karena aku masih ada urusan dengan pihak sekolah mengenai donatur. Keyla ingin menungguku agar bisa pulang bersama namun aku melarangnya bukan karena tidak mau bersamanya tapi aku menangkap sorotan matanya menahan kantuk jadi aku memintanya pulang dan beristirahat.

Bibirku tersenyum ketika mendapati sosok gadis cantik terbaring di sofa ruang tengah. Seperti tebakanku tadi Keyla memang mengantuk terbukti deru nafas beraturannya yang sedang tidur pulas. Aku mendekat ke arahnya lalu aku taruh makanan serta tas ku diatas meja dengan hati-hati takut membuat ia terbangun.

"Cape ya?" Kataku pelan sambil jongkok melihat muka tidurnya.

Bagiamana bisa dalam kondisi tidurpun dia masih tetap kelihatan cantik. Beruntungnya aku dipertemukan dengannya hingga menjadi sangat dekat bahkan gadis bak bidadari ini mencintaiku, iya dia kekasihku dan akupun juga mencintainya.

Tanpa sadar tanganku membelai lembut wajah putih mulusnya, dia sama sekali tidak terganggu akan belaian ku dia masih tidur tenang. Aku penasaran disana dia bermimpikah? Jika iya mimpi apa? Ingin rasanya aku masuk kedalam dunia mimpinya aku terkekeh sendiri membayangkannya.

Cup

Satu kecupan singkat mendarat dipipinya lalu naik menuju keningnya agak lama aku diamkan bibirku disana. Puncaknya aku merapikan helaian rambut yang menutupi setengah wajahnya sebelum aku bangkit berdiri, lama-lama memandangnya tidak sehat untuk jantung dan otakku bisa saja nanti aku khilaf dan berakhir menyerangnya.

Sepertinya kekasihku yang cantik dan baik hati ini kecapean sekali semakin membuatku tidak ingin menganggu waktu tidurnya. Baiklah aku akan diam memperhatikannya sampai putri tidur ini terbangun.

Ketika aku tersadar kalau Keyla masih memakai seragam Allezord membuat ku langsung terpikir jika dia tidak langsung pulang kerumahnya. Duh Key kenapa kamu tidak pakai bajuku saja daripada tidur dengan seragam berkeringat. Aku mengerti dan tahu kenapa dia memilih datang kesini daripada berisitirahat di rumahnya sendiri, ya alasannya adalah keberadaan ayahnya dan juga kenangan buruk yang telah terjadi disana.

"Key, meskipun aku bukan laki-laki dan ada kemungkinan juga ayahmu menganggap kalau aku bukan pilihan yang baik untukmu tapi aku janji Key akan selalu ada untukmu dan apapun yang terjadi kedepannya nanti aku akan tetap mencintai kamu."  Janjiku padanya tentu juga untuk diri ku sendiri.

"Aku akan menembus semua waktu yang aku gunakan dulu sewaktu mengabaikan perasaan mu." Aku mengusap pelan rambutnya.

"Maafin aku Key." Kembali aku kecup lama puncak kepalanya. Sebut lah aku penjahat tak punya hati karena bertahun-tahun aku sengaja menganggap hadirnya tidak ada serta bersikap acuh padanya.

"Makasih untuk kesetiaan mu." Aku tersenyum tetapi air mataku jatuh begitu saja. Segera aku apus air mataku takut tetesannya mengenai muka Keyla.

****

Mysha Pov

Tatapanku masih terfokus menatap wajah khawatir Meisie yang sedang mengobati luka di pinggangku akibat cubitan mautnya. Namun aku tidak masalah dia melukai ku separah apapun malahan aku senang terutama karena alasan kecemburuannya.

"Kok bisa sedalam ini ya? Keknya aku terlalu keras deh cubitnya." Ujarnya mengolesi Betadine sembari meniup pelan lukaku.

"Kamu cubitnya pake tenaga dalem tembus sampai tulang rasanya." Kataku sambil nyengir kuda.

MEISHAWhere stories live. Discover now