4

886 130 11
                                    

"Yang paling menakutkan adalah hati manusia. Di sana bisa tumbuh kebencian yang terdalam dan kesunyian yang terpekat bersembunyi."

.

.

Air hujan jatuh dan mulai membasahi sekitar, udara menjadi sejuk.

Setelah diselamatkan oleh dua lelaki misterius, mereka memutuskan untuk berteduh di sebuah gua.

Salah satu dari lelaki misterius yang bermata biru sapphire masuk ke dalam gua sambil memegang sebuah obor. Dia berhenti berjalan lalu berbalik ke arah Peppey, Samsul, Marvel, Ren dan [Name]. "Kita.. berteduh dulu di sini."

Lelaki bermata biru tersebut menoleh ke arah temannya yang bermata merah. Mengangguk pelan.

Api dari api unggun yang baru saja dihidupkan membuat suasana menjadi hangat dan tenang.

Seperti biasa, [Name] bersandar si lengan kanan Ren yang sedang duduk di sebelah kanan Peppey.

Samsul duduk sambil menghela nafas lega. "Akhirnya kita bisa beristirahat dengan aman.." ucapnya pelan.

Peppey mengangguk melihat kelegaan adiknya. "Iya, Sul.." Peppey tersenyum tipis.

Pandangannya beralih pada Ren dan [Name]. "Oh iya, kalian berdua gapapa kan? Nggak ada yang terluka kan?" Peppey bertanya, menunjukkan wajah khawatir.

"Em.. Gak kok, semuanya aman saja." Ren tersenyum tipis, menatap Peppey.

[Name] kembali mengangguk sebagai jawaban.

"Ah.. aku masih ngantuk." keluh [Name] pelan. Peppey dan Ren tertawa mendengar keluhan [Name] yang bisa dibilang terdengar lucu.

Peppey menggeleng pelan, lalu menatap ke arah Marvel, menatapnya heran. Marvel tidak memakai kalung emeraldnya.

"Loh Vel, kalung lu ke mana?" tanya Peppey heran.

"Tadi yang nyelamatin kita suruh gw lepas kalungnya." Marvel mengeluarkan kalung emerald itu dari kantungnya. "Pas.. gw tanya kenapa, dia tetep maksa untuk disimpen aja kalungnya. Gw juga nggak tau kenapa sih." Marvel menjelaskan dengan heran, lalu kembali menyimpan kalung emerald itu di kantungnya.

"Hati-hati jatuh lagi kayak peta tadi." sahut [Name] pelan.

Marvel terkekeh lalu mengangguk.

[Name] terdiam sesaat sebelum memutuskan untuk menutup matanya, mencoba untuk istirahat.

Singkatnya, Marvel mengetahui kalau dua lelaki yang menyelamatkan mereka bernama Gizan dan Daazan.

Di situlah Gizan memberitahu kalau dia dulunya adalah Pangeran dari kerajaan Zerberus. Dia juga memberitahu kalau ayahnya dulu mendidiknya lumayan keras. Dia hanya ingin hidup bebas seperti anak-anak pada umurnya.

Gizan juga bercerita bahwa sembilan belas tahun yang lalu pada suatu malam dia bertemu dengan makhluk bermata putih, alias Herobrine. Dan dia yang terpaksa mengikuti Herobrine agar kerajaannya tidak dihancurkan oleh Herobrine. Dia dulu hanya anak kecil berumur tiga belas tahun, dia hanya bisa menurut agar Herobrine tidak menghancurkan kerajaannya.

Namun, banyak kerajaan yang hancur karenanya, dia merasa bersalah. Tapi dia akan tetap melakukan apapun demi kerajaan Zerberus agar tidak hancur.

Dan, empat tahun kemudian, alias lima belas tahun lalu, terjadilah penyegelan Herobrine, dan dia bebas dari pegangan Herobrine.

Disaat melarikan diri, dia bertemu dengan Daazan. Daazan melatihnya untuk menjadi kuat, serta menjaganya.

Lima belas tahun dia berkelana, namun sayangnya dia sama sekali tidak menemukan kerajaannya, padahal dia merasa sudah mengelilingi seluruh pulau.

The Silent Wind • Viva Fantasy × F!ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang