TAK BOLEH KELUAR

78 22 25
                                    

Yerin, Ratih, dan dua teman laki-lakinya keluar dari sebuah kafe. Mereka baru saja menyelesaikan acara reuni singkat mereka. Mereka tampak happy, sama seperti masa-masa SMP mereka dulu yang menyenangkan.

"Next time kita undang banyak teman-teman yang lain juga. Bisa pada ngumpul dan ngobrol seru kayak tadi," ucap Anton.

"Setuju banget. Rasanya bener-bener nggak nyangka sama perubahan kalian. Ada yang udah nikah, ada yang punya anak, dan ada yang jadi pengusaha sukses. Pokoknya lain waktu kita harus ngumpul lagi," sahut Fadhan.

"Ya gue insya Allah pasti datang, ya. Soalnya kan urus anak. Mana suami gue baperan banget," celetuk Yerin.

"Baperan?" heran Anton.

"Cemburuan," sahut Yerin.

"Dih, galak dong?"

"Ya gitu deh. Susah sumpah kalau udah ada cowok lain. Pasti dia mikir macem-macem."

"Ya ajak aja suami lo, Rin," ujar Fadhan.

"Nggak ah. Dia nyebelin kalau udah sok possessive gitu. Yang ada kalian malah sindir dia dan berakhir berantem. Gue nggak mau."

"Tapi ya, masalahnya lusa gue mau balik ke Malang. Cuma besok terakhir waktu gue bisa liburan di sini," celetuk Anton.

"Ya udah kenapa nggak besok aja?" tanya Ratih.

"Tih, gue kan ada acara malamnya sama suami gue," ucap Yerin.

"Ya kan malam juga. Kita bisa kumpul pagi atau siang. Nggak lama juga. 3-4 jam cukup kok buat seru-seruan."

"Jadi fiks besok, ya? Gue bakal kabarin Ema, Silvi, dan Bima. Kebetulan gue temanan di instagram. Gimana?" ujar Fadhan.

"Gue oke. Lo, Ratih?" tanya Anton.

"Gue oke sih. Tapi jangan sampai Yerin nggak ikut nih. Rin, lo bikin alasan apa kek sana suami lo. Ada arisan kek atau lo ada urusan bisnis kek. Mau, ya? Nggak rame kalau nggak ada lo, Rin," rengek Ratih menatap sahabatnya penuh harap.

Dengan hati yang bimbang Yerin mengangguk kepalanya. Ratih merasa puas begitu pun ke dua temannya.

"Oke, kita bakal kumpul di sini lagi, ya. Nanti gue kabarin kalian. Ya udah, gue cabut duluan," ucap Anton. "Yerin, salam buat suami galak lo," ucap Anton seraya memeluk singkat Yerin.

"Kurang asam lo. Gitu-gitu ganteng dia daripada lo."

"Dih, jadi penasaran. Ntar gue stalking deh. Bye semua!"

"Dadah Anton!" teriak Ratih.

***

Yerin baru saja pulang ke rumahnya. Begitu Yerin hendak membuka pintu, pintu tersebut telah dibuka oleh Setyo. Yerin awalnya terkejut, tetapi setelahnya ia memasang raut lega.

"Sayang, kamu udah gapapa?" tanya Yerin.

"Masuk!"

"Ditanyain kok malah marah. Emang nggak bisa dikasih perhatian ya kamu tuh!" komentar Yerin seraya masuk ke dalam rumah.

Yerin berjalan menuju ruang tengah dan mendudukkan dirinya di sofa. Siap mendengarkan omelan apa lagi yang akan Setyo lontarkan. Setyo duduk di sofa sebelah sambil bersedekap.

"Habis dari mana?"

"Toko baju. Kan udah bilang tadi pagi."

SETYO FAMILY [COMPLETED] Where stories live. Discover now