02. WHO?

36 2 0
                                    

Hari ini Renjun dan Jeno sudah siap dengan pakaiannya, hari ini mereka akan berkeliling di kota Amsterdam, ini adalah pertama kalinya bagi mereka berdua, walaupun Jeno sudah dua bulan ini di Amsterdam tetapi ia belum tau betul tempat tempat diAmsterdam dan mereka juga sekalian berkencan.

"Sayang, udah belum?"tanya Jeno yang masih berdiri didepan pintu apartement menunggu sang kekasih yang tidak keluar keluar.

"Ish! Iya sebentar"balas Renjun, lalu ia keluar sambil membawa tas selempang.

"ngapain aja sih? Lama banget"ujar Jeno langsung menggandeng tangan Renjun.

"aku belum pake liptint sama Sunscreen tau!"ucap Renjun mendengus kesal, Jeno terkekeh dan mencubit pipi gembil Renjun sambil mengunci apartementnya.

"Nanti dimobil aja, kalo kesiangan jalanan malah macet, nanti malah gajadi lagi kencannya"ujar Jeno mengerlingkan matanya.

"Iyaiya!"balas Renjun lalu mereka berdua memasuki lift sambil tertawa karena Jeno yang terus menjahili Renjun.

••••••

Hari ini Jeno dan Renjun tengah duduk dikursi mobil sambil menunggu lampu lalu lintas berubah hijau.

"Jeno kita mau kemana dulu?"tanya Renjun, Jeno menoleh kearah sang kekasih lalu menjalankan mobilnya.

"Makan dulu aja gimana?"tanya Jeno, Renjun mengangguk semangat ia juga lapar.


Setelah sampai disalah satu tempat makan, Renjun langsung menarik Jeno untuk segera memasuki restorant.


"Jeno, Halo!"Renjun dan Jeno menoleh kesumber suara, Renjun dan Jeno menautkan alisnya bingung.

"Karina-ssi?"balas Jeno, gadis bernama Karina itu tersenyum manis pada Jeno membuat Renjun mendengus kesal.

"Apa yang kau lakukan disini?"tanya Jeno pada Karina.

"Ah aku sedang mencari angin lalu aku lapar jadi mampir kesini, dan aku malah bertemu denganmu"balas Karina sambil tersenyum manis.

"Ah seperti itu"balas Jeno lalu menatap sang kekasih yang lagi lagi mendengus kesal.

"apa aku bisa bergabung disini? Sepertinya kursi disini sudah penuh"ujar Karina masih dengan senyumnya. Renjun semakin mendengus kesal dan langsung membuka ponselnya guna merendam rasa kesalnya.

Jeno melirik sang kekasih yang seperti sudah sangat kesal, lalu ia tersenyum kikuk dan mengangguk. "A-ah silahkan"

Karina membalas dengan senyum manis dan duduk disebelah Renjun yang sedikit bergeser."Jeno dia temanmu?"ujar Karina sambil mengulurkan tangannya kearah Renjun

Renjun mendongak dan menatap Jeno sinis."A-ah bukan, dia Renjun kekasihku"ujar Jeno

Bagaikan terkena petir disiang bolong, Karina lantas menarik tangannya kembali dan senyum manisnya luntur. Diam diam Renjun tersenyum sinis.

"Halo Karina-ssi, aku Renjun kekasih jeno"ucap Renjun menekankan kata 'kekasih jeno' sambil mengulurkan tangannya. Karina menoleh dan tersenyum kikuk.

"aku Karina, senang bertemu denganmu"balas Karina dan menjabat tangan Renjun dengan senyum kecut.

"kau ingin memesan apa? Biar aku panggilkan pelayan disini"ujar Jeno, Renjun melepas tautan tangan mereka dan menatap Jeno sinis.

"Ah tidak perlu, aku akan memesan sendiri"ujar Karina tersenyum manis pada Jeno. Renjun mengepalkam tangannya dan sedikit menendang meja didepannya.

"Jeno aku ingin pulang, kita makan dirumah saja! Tiba tiba saja aku badmood."ujar Renjun berdiri lalu mengambil tas selempangnya.

"eh? tidak jadi jalan jalan?"tanya Jeno lalu ikut berdiri.

"tidak usah, lain kali saja aku sudah malas"ujar Renjun lalu berjalan menjauh.

Jeno tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan menatap Karina. "Karina-ssi maaf yaa aku tidak bisa berlama lama, sepertinya kekasihku marah"

Karina hanya tersenyum kecut kearah Jeno dan mengangguk, lantas Jeno langsung pergi menyusul sang kekasih.

Jeno melihat sang kekasih tengah menghentak hentakan kakinya karna kesal.

"sayang...."

Renjun tidak menoleh ia malah masuk kedalam mobil, disusul juga dengan Jeno.

Setelah memasuki mobil Jeno langsung menoleh ke arah Renjun, ia menggenggam tangan mungil milik si manis dan mengecupnya berkali kali.

"Sayang, jangan marah dia cuman teman kelas aku"ujar Jeno masih setia mengecupi tangan Renjun.

"apasih, ayo pulang, siapa juga yang marah"ujar Renjun menarik tangannya agar Jeno berhenti mengecupi tangannya.

"enggak marah ko, mukanya merah gitu!balas Jeno mencubit pipi gembil Renjun.

"Sakit tau!"ujar Renjun dengan mata berkaca kaca, Renjun akhirnya menangis. Jeno panik bukan main dan langsung memeluk tubuh simungil.

"hei hei hei kenapa menangis? Aku minta maaf karena membuatmu cemburu, dia benar benar hanya teman kelasku tidak lebih dari itu"balas Jeno sambil mengecupi puncak kepala Renjun.

"T-Tetap saja! K-Kamu mengabaikanku!"ujar Renjun memukul dada bidang Jeno pelan.

"Hei sudah sudah jangan menangis aku minta maaf"ucap Jeno membersihkan air mata yang keluar dari mata si manis.

Renjun akhirnya diam ia menunduk dan menghela nafasnya. "Jeno, aku minta maaf"

Jeno lantas menukikkan alisnya bingung dan menatap sang kekasih. "kenapa meminta maaf?"

"A-aku terlalu kekanakan"ujar Renjun menunduk, Jeno tersenyum dan menatap mata sembab dan hidung merah serta bibir mengerucut milik sang kekasih.

"hei jangan bilang begitu, aku mencintaimu karna aku suka dengan sisi sifat kekanakanmu itu"ujar Jeno mengecup tangan Renjun.

Renjun mendongak dan memegang rahang tegas Jeno, dan tanpa Jeno duga Renjun mengecup bibirnya, hanya menempelkan sebentar dan Renjun langsung melepasnya.

Jeno yang masih dengan ekspresi kaget itu langsung tersenyum dan mendekatkan diri pada sang kekasih, dan mengecup bibir semerah buah ceri itu dan melumatnya perlahan, Renjun membalas ciuman Jeno dan mengalungkan tangannya pada leher Jeno.

Ciuman mereka semakin dalam sampai dimana Renjun menepuk dada Jeno pelan karena sudah kehabisan nafasnya lantas Jeno melepas ciumannya dengan tidak rela.

"sudah jangan menangis, kita lanjut atau pulang saja?"tanya Jeno mengelus pipi mulus sang terkasih.

"Pulang aja, aku udah ga mood, aku mau cuddle aja sambil boboan!"ujar Renjun mencebikkan bibirnya lucu, Jeno terkekeh gemas dan mencium pipi gembil kekasihnya.

"Yaudah, mau beli cemilan enggak? Kita nonton aja nanti tapi dirumah enggak ada cemilan"balas Jeno. Renjun mengangguk dan Jeno pun mulai menjalankan mobilnya dari parkiran kafe.










"tch, manusia setampan Jeno malah memilih menjadi seorang gay? awas saja renjun, jenomu akan jadi jenoku"


(づ ̄ ³ ̄)





Jodoh ─ NoRen Where stories live. Discover now