6. Sebuah fakta

131 54 18
                                    


🍌
🍌
🍌

"Untuk Praticia Nata Weldon diharap segera datang ke ruangan guru."

Praticia mendengar pengumuman itu dengan santai, berbeda dengan ketiga temannya yang tampak panik.

"Lo ngapain sampai di panggil guru segala?!"

"Mungkin lomba? Tadi subuh gue liat pengumuman, kalau gue masuk dalam peraih juara." Ujarnya bangga.

Dengan heboh Margaret tepuk tangan, lalu Aretha dan Selena pun begitu.

"Selamat, cepat pergi sana!"

"Dih, ngusir!"

Haruskah ia senang? Atau sedih? Karena terpaksa harus bertemu dengan kawanan top SMA Xrevansa lagi, siapa kalau bukan Aaron dan teman-temannya. Namun Praticia tersenyum senang karena bayaran untuk Aaron berhasil ia penuhi. Nanti akan dia tanya alasannya kenapa harus menang.

"Kita pergi hari ini ke Xrevansa, jadi kamu siap-siap, ibu akan menelpon papa mu," guru pembimbing itu berucap lalu diangguki oleh praticia.

Setelah banyak persiapan, mereka pergi menuju Xrevansa.

'lagi, bertemu mereka.'

.....

"Yang ditunggu-tunggu, peraih peringat pertama di lomba sains tahun ini....siswi dari SMA 10, Praticia Nata Weldon!"

Dengan perasaan yang sangat bangga, gadis itu naik ke atas podium dan menerima piala emas. Benarkah? Benar-benar emas asli?

Sedikit berpidato lalu matanya menangkap sosok yang tak asing di kerumunan penonton. Aaron.

Cowok itu berdiri dengan tangannya dilipat di depan dada dan menyandar di dinding. Tak lepas menatapnya hingga Praticia mengalihkan pandangan Aaron tak kunjung beralih.

'ngapain dia natap gue begitu ?'

Selain uang, ternyata ada hadiah spesial yang diberikan kepada peraih juara pertama di lomba sains. Praticia terbelalak, tak tau akan hal ini sebelumnya.

Juara pertama akan mendapatkan kehormatan tinggal dan belajar di SMA Xrevansa selama satu bulan. Selama itu, akan diberi bimbingan dan dipastikan lolos di kampus ternama Indonesia.

"ANJIR?!"

Dengan langkah loyo, Praticia mendekat kepada perkumpulan guru pembimbing dari sekolahnya. Ia menatap dengan tatapan bingung, kenapa ada hadiah ini juga? Louis tak menyebutkannya waktu itu, dan di pengumuman sebelum lomba juga tak tertulis.

"Maaf ya ci, ibu lupa kasih tau kamu, tapi kamu tenang aja, papa kamu akan ibu bujuk supaya mengizinkan kamu disini selama sebulan," ujarnya lalu mengelus pelan lengan Praticia.

"Barang barang keperluan kamu akan ibu bawakan kemari, sekarang, kamu lebih baik menyesuaikan diri dengan lingkungan Xrevansa. Agar kamu bisa nyaman selama sebulan penuh disini."

"Tapi Bu, kalau aku menolak gimana? Emang harus ya?"

"Sebenarnya kamu boleh saja menolak, namun bukankah itu akan sangat merugikan? Kamu bisa dengan mudah melangkah menuju ke masa depan yang cerah hanya dalam waktu satu bulan. Mereka sudah menjamin kamu masuk kampus impian kamu ci," dengan nada meyakinkan guru itu berhasil membuat Praticia terdiam.

ZonnebloemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang