12-11-2021

580 65 30
                                    

Sajen buat orewa_dare yang dikabarkan mau buka harem :)

(Kalo dia mau buka, sy juga mau buka. Yok, calon istri baru ku, daftar sini)


***


Aku masih ingat kejadian di sore itu. Ketika langit yang masih secerah biru di mataku dan putih lembut mirip dengan helaiku. Kamu berdiri disana dekat dengan pagar pembatas atap.

"Halo ?"

Aku memberanikan diri menyapamu. Selanjutnya tidak ada kejadian spesial.

Ah.

Aku tarik ke'tidak ada kejadian spesial' tadi.

Momen ini terlalu spesial sampai-sampai aku merasa paru-paruku tidak lagi memasok oksigen ke dalam tubuh.

Kamu disana dengan surai senada cakrawala yang mulai berubah warna. Tak lupa sebuket bunga kuning yang indah, tapi tidak dapat melampaui kuning netramu. Kamu tampak seperti personifikasi langit senja yang sempurna.

"Ma-maaf mengganggu waktumu! Aku hanya ingin mengingatkan kalau berbahaya berdiri terlalu dekat dengan pagar pembatas—" 

Kamu tidak bergeming.

Aku jadi salah tingkah kan kalau begini ?!

Menetralkan degup jantungku, aku berjalan mendekat. Tidak jauh, mungkin lima langkah sebelum tepat berada di sisi kananmu, aku berhenti. Menjaga jarak tentunya, kami masih berstatus sebagai orang asing.

Yah, aku berharap sih bisa berkembang lebih jauh lagi.

"Um, perkenalkan namaku Satoru, Gojo Satoru. Boleh ku tahu siapa namamu ?" Tanganku perlahan naik, mencari sebuah balasan.

"—lah."

"Maaf ?"

Kamu mengangkat wajah dan menatap lurus ke mataku. "Aku sudah lelah."

Aku bergetar. Tidak ada cahaya meskipun kuningmu adalah warna yang bergitu terang. Bahkan bibir merah mudamu sama sekali tidak membuat lengkungan. Hanya segaris datar tanpa ekspresi.

"Aku tidak tahu apa yang membebanimu, maukah kamu duduk bersamaku barang sebentar ?"

Aku menarik tanganmu menjauhi pagar menuju sebuah bangku panjang yang disediakan disini. "Ayo duduk!" Aku menuntunmu untuk menempatkan dirimu disebelahku. Tapi kamu masih tidak bergeming, hanya menatap kosong ke arah tempat kamu berdiri sebelumnya.

Aku tidak lagi membuka mulut. Menunggumu untuk lebih dulu bercerita. Beberapa menit berlalu dan kami hanya duduk diam sambil menatap langit senja. Tak apa, menunggumu berabad-abad pun aku rela.

Karena kamu telah mengambil sisa rasa di hatiku saat pertama kali kita bertemu.

Jadi menunggumu untuk bercerita bukan masalah besar.

"Kenapa ?"

Kamu akhirnya membuka suara. Suara yang begitu lemah namun terdengar sangat lembut di telingaku. "Hm ?" Aku menyatakan ketidakpahaman.

"Kenapa kau menarikku kesini ? Kau sudah tahu aku ingin melompatkan ? Tolong jangan ikut campur urusanku."

Ahaha, aduh, sakit juga.

"Ah, maaf. Tapi aku tidak suka melihat orang tidak bernyawa di depanku." Aku akhiri kalimatku dengan senyum. Berusaha menghilangkan canggung akibat penolakanmu untuk 'diikut campuri'.

SAJENHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin