5. Gerbang Menuju Kematian

526 221 99
                                    

Syok kardiogenik, itulah nama penyakit yang singgah secara tiba-tiba di tubuh Olivia. Syok kardiogenik merupakan kondisi gangguan jantung yang cukup parah dan terjadi secara mendadak. Kondisi ini bisa menyebabkan jantung tak mampu mencukupi pasokan darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi tersebut umumnya komplikasi dari serangan jantung dan membutuhkan pertolongan segera.

Jeiden menatap Jay yang sedari tadi hanya duduk dengan wajah sedih di samping ranjang Olivia.

Jay tiba-tiba memegang dadanya yang terasa sakit, Ulu hatinya terasa panas. Buru-buru dia mengambil obat yang selalu dia selipkan di saku celananya kemudian meminumnya.

[Emmm... Author sebenernya rada bingung, obat tu dimakan apa diminum ya? Kalau author si obat ya dijual jiaaaaakkkk ... dah ah lanjut!]

"Jay, kamu sakit?" tanya Jeiden sesaat setelah menyaksikan kegiatan Jay tadi.

"Tidak, aku baik-baik saja. Aku memang selalu seperti ini jika telat makan," jawab Jay.

"Kamu makan saja dulu sana, Olivia biar aku yang jaga. Bisa-bisa kamu ikut-ikutan sakit juga ...."

Awalnya Jay ingin menolak. Namun, rasa nyeri pada Ulu hatinya semakin tak tertahankan hingga memaksanya untuk keluar dari ruang pasien.

Sementara itu Simon yang berdiri di sudut ruangan, terlihat menatap kosong Olivia yang terbaring lemah pada ranjang pasien. Pikiran pria itu melayang tak tentu arah saat tahu bahwa sang hantu ternyata adalah Emily. Dia benar-benar penasaran, apa yang terjadi kepada gadis itu sampai tak pulang ke alam baka? Pasti ada alasan kenapa Emily tak pergi ke tempat seharusnya dan pasti ada alasan pula dengan wujudnya yang sangat menyeramkan. Sesuatu telah terjadi, dan Simon harus mencari tahu tentang hal itu.

"Kakak tampan ... mau bermain bersama Sila?" Seorang anak kecil tiba-tiba menarik ujung baju Simon yang seketika membuyarkan lamunan pria dengan seragam lengkap itu. Kepala Simon langsung menunduk ke bawah untuk mencari tahu siapa pemilik suara manis itu.

Saat atensi Simon berhasil menangkap sosok itu, seketika tubuhnya memegang. Kepala anak itu pecah dan memperlihatkan isi yang membusuk. Darah hitam menggerat pada dahi anak manis yang kini tersenyum memancarkan kekosongan.

Tapi sepertinya Simon sudah mulai terbiasa dengan kemampuan baru yang dia miliki saat ini. Bukannya takut, Simon malah terenyuh menatap anak kecil yang menyebut dirinya Sila itu.

Dia pasti telah mengalami sesuatu yang menyedihkan sebelum mati. Simon jadi membayangkan betapa tersiksanya gadis kecil itu yang terjebak dengan wujud mengerikan. Simon berlutut di hadapan anak kecil itu lalu menyentuh bahunya.

"Boleh, Sila mau main apa?" Simon bertutur dengan lembut tak lupa dengan senyum teduhnya.

"Ihihihi ... Sila mau main petak umpet! Kakak tampan cari Sila ya," ucap anak itu sambil berlari kecil dengan gaya manisnya. Simon kembali menegakkan tubuhnya lalu mengikuti anak itu dengan langkah tenang.

Sila terlihat berlari dengan riang di lorong Rumah sakit, sementara Simon mengekor di belakangnya. Langkah demi langkah Simon tapaki masih dengan pikiran melayang. Tampaknya pria itu masih sulit mendapatkan fokusnya hingga abai terhadap keadaan sekitar. Dia bahkan tak peduli dengan arahnya melangkah, yang terpenting dirinya tak kehilangan gadis itu.

Langkah Simon mulai menemui sebuah tangga, satu persatu anak tangga Simon jejaki, mengikuti gadis kecil itu yang tak berhenti tertawa.

"Ihihihi ...." Tawa Sila seakan menjadi penungtun Simon untuk menemukannya hingga dia sampai pada sebuah pintu tua. Sepertinya ini adalah lantai tertinggi di rumah sakit.

Terlihat janggal memang, namun ....

"Ihihihi ...." Tawa anak itu kembali terdengar, artinya Sila ada di dalam sana.

The Mystical PowerWhere stories live. Discover now