⋆ The Reksawardhana : Travis⋆
Kehidupan hampa dan kekosongan yang tak pernah terisi sepenuhnya membuatnya sadar jika ia hanya berusaha menutup diri dari wajah kamera yang menodongnya. Tidak pernah sekalipun Travis merasa kehidupannya akan melibatkan...
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
"Jadi bagaimana target ekspansi tahun ini?" Seorang jurnalis terdengar mengajukan pertanyaan pada sosok yang terbalut jas rapi dengan dasi motif bunga kecil berderet bergaris garis yang tidak diizinkan melenceng sedikitpun. Sosok penuh wibawa itu tersenyum sampai menampilkan kerutan di ujung matanya. Setelah mengetuk dokumen di depannya yang sedari tadi ia amati, tangan keriput itu ganti beralih membenarkan kacamata.
Beberapa kilat kamera membidik wajah yang kini mengangguk dan membenarkan mic table agar tepat di depan suara yang hendak dilantangkannya. "Ada beberapa hal yang masuk dalam rencana yang harus dibenahi. Melihat ekonomi saat ini dalam posisi melemah, tentu harus menyiapkan banyak hal agar posisi tidak lagi tertinggal termasuk penguatan produk-produk yang telah dimiliki. Dari sini perusahaan akan menambahkan modal dari produksi serta penambahan kapasitas diiringi dengan marketing yang dekat dengan konsumen... Jika ini berjalan sempurna, maka perusahaan akan mengambil langkah untuk menyasar negara lainnya dengan kata lain akan ditargetkan untuk memperluas pasar. Apabila mampu dan berhasil, maka ekonomi nantinya juga bisa bertahan di posisi yang cukup menguntungkan."
Lelaki itu memberi jeda dan kilat kamera kembali menyambar dari segala arah ketika ia terlihat hendak kembali berucap.
"Namun kembali lagi perusahaan harus memperkuat struktur yang sudah dibentuk, melihat investasi yang belum dimiliki, melakukan akuisisi, serta menyiapkan segala hal termasuk teknologi dan SDM"
"Lalu dari mana teknologi atau unit produksi diperlukan...jika di dalam negara tidak memiliki kapabilitas yang sesuai? Tentu...perusahaan akan mempertimbangkan seluruh unit baik dari dalam dan dari luar negeri. Tidak ada batasan untuk melihat yang terbaik untuk hasil maksimal."
Gumaman terdengar di segala penjuru, entah setuju atau tidaknya dengan pernyataan yang diberikan sosok lelaki yang memenuhi layar utama itu. Tanpa melirik atau mendengar adanya keluhan atau tanggapan lebih jauh, lelaki itu kemudian menambahkan.
"Sebenarnya jika dipertimbangkan seluruh rencana menyasar pada dua titik. Satu, pengembangan skala besar di Asia, dan kedua, menyasar konsumen yang lebih besar lagi di dalam negeri. Namun keduanya ini adalah satu market dan harus dapat dituntaskan dalam 5 hingga 10 tahun mendatang dengan koneksi antar perusahaan yang ada di bidang serupa. Oleh karenanya dibandingkan menunggu hasil dari rencana yang hendak direalisasikan, lebih baiknya jika perusahaan mampu menjemput market tersebut."
Tepuk tangan terdengar satu persatu dan saling menyahut atas jawaban yang lelaki itu lontarkan. Diiringi dengan gumam pujian serta suara bidikan dan kilat cahaya yang berentetan hingga membutakan seisi layar dengan warna silau.
Lelaki tadi tersenyum dan mengangguk lalu tangannya terdengar mengetuk tangkai mic meja di depannya, dua hingga tiga ketukan.
Tuk tuk... Hanya dengan demikian, lelaki tadi seakan menginstruksikan agar semuanya kembali diam. Ajaib. Kurang dari lima detik semua suara riuh dan bidikan kamera itu lenyap seketika.
