4. Harapan ✅

618 68 3
                                    

Beberapa tahun telah terlewat, Beomie telah tumbuh menjadi anak SD yang sebentar lagi statusnya berubah menjadi anak SMP. Harapan Beomie cuma kecil, bahagia tanpa ada rasa sedih, dan selalu bersama orang tersayang. Walau itu tidak akan mungkin semulus harapan yang di inginkan Beomie. Beomie adalah perempuan, perempuan mana yang tidak ingin bahagia. Bahkan semua orang pasti ingin bahagia.



"Huwaaaa bubu!!!" Rose berlari menuju tempat bermain saat salah satu anaknya menjerit seperti kesakitan.

"Astaga beomie sayang?!" Beomie hanya terus menangis tanpa peduli seberapa terkejut Rose.

"Kenapa kepala kamu merah dan... Astaga baju kalian juga kotor, Beomie kau ajak adik mu David main di halaman?" Dan sekali lagi Beomie tidak menjawab dan terus menangis hingga bubu memeluk Beomie, barulah tangisan Beomie mereda dan mulai bercerita apa yang barusan terjadi.

"David pukul Beomie, sakit banget bu..." Rose hanya mengeluarkan nafas panjang dan membawa David di gendongan sedangkan Beomie di gandeng. Mana kuat Taeyong angkat keduanya. Beruntung, Beomie bisa mengerti Rose dan tidak berulah.

Saat di obati Beomie menjerit kesakitan membuat David mau nangis. Yah, David anak bungsu dari keluarga Jung yaitu Jung David. David lahir karena insiden setelah Beomie sembuh dan mereka berjanji akan piknik,saat itulah bibit mulai tertanam dalam perut kecil Rose. Dasar Jung Jaehyun 😑 kelebihan hormon.

"Aff, afff, aafff (maaf, maaff,maaaf)" Kata David yang sepertinya setelah ini ia akan menangis.

"Hu..huu...huwaaa..... aaf iii" Taeyong dan Beomgyu menoleh ke si bungsu. Beomie yang sayang sama adiknya pun, berhenti menangis dan memeluk David yang berada di sampingnya. Rose menikmati momen kedua anaknya yang sedang bertukar kasih sayang.

"Bubu!" Ucap Sungchan yang memanggil Rose.

"Iya ada apa Chanie?"

"CibBeomie kenapa lagi bubu?" Jika kalian bertanya kenapa Sungchan memanggil Beomgyu sebagai Cici itu karena Sungchan kalah taruhan, semua itu ulah Jenong laknat.

"Biasa lah"

Sungchan hanya duduk di tangga ia cukup malas untuk naik lagi. Mark yang sedang nonton TV bersama Jeno. Jaehyun duduk tidak terlalu jauh dari Rose.

Mereka sudah terbiasa dengan Beomie yang menangis setelah itu David yang ikut menangis karena merasa bersalah. Siklus itu terjadi dengan campur tangan Jeno si tukang kompor alias si pemberi idea jahil, ke bungsu untuk menjahili Beomie. Kenapa bukan Jeno saja yang menjahili Beomie? Menurut Jeno itu sama aja bunuh diri kalo dengan bantuan David, Jeno tidak akan merasakan murka dari orang rumah, sebab tidak ada satupun yang akan tega memarahi David.

"Beomie, sini mendekat ke ayah" Beomie dengan patuh berjalan menuju Jaehyun.

"Sini duduk di pangkuan ayah" Beomie nurut saja.

"Masih sakit?" Hanya di bales gelengan pelan. Padahal mata Beomie masih berkaca-kaca. Jaehyun tau dari wajah Beomie yang berusaha menahan tangis agar si bungsu gak ikut nangis.

"Kepalanya merah tadi karena apa beomie sayang?" Selidik Jaehyun.

"Karena, alat tanaman Appa..."

"Jadi main pasir tadi bukan menggunakan alat mainan biasanya tapi alat untuk menanam?"

"Iya"

"Kok bisa, pakai alat itu? Alat mainan biasanya dimana?"

"Gak tau, gak ada di tempat biasanya"

"Beomie tau kan kalo itu alat bukan untuk main, tapi untuk berkebun"

"Tau ayah"

"Jadi siapa yang salah sayang?"

"Kak jeno..." Merasa namanya di sebut Beomie. Jeno merasa sebentar lagi ia akan terancam, Jeno mau kabur aja.

"Jeno?" Rose kesal, Jeno selalu saja membuat perkara kepada adiknya.

"Hehehe Bu.. serius Jeno gak tau apapun"

"Kak jeno melakukan apa lagi kali ini beomie?" Kali ini Mark juga ikut bersuara.

"Nono hyung yang saranin main pakai alat tanam, terus pergi."

JENO BODOH

"Jeno sini!" Sarkas Jaehyun dengan suara basnya membuat siapa aja tidak akan menolak perintahnya.

Jeno tidak berani menatap ayahnya Jeno berjalan lunglai dengan tatapan kosong ke bawah menuju Jaehyun dan Beomie yang di pangkuan Jaehyun.

"Jeno lihat luka adik mu!"

Jeno tersentak luka Beomie tidak terbilang ringan, bukan hanya bengkak yang di dapatkan Beomie di dahinya. Tetapi, juga sebuah luka gores yang tidak berhenti mengeluarkan cairan merah.

"Kak jeno, candaan mu membuat Beomie terluka kau sadar kan! Gimana kalo tadi adik mu geger otak" Rose cukup kesal tetapi, ia berusaha untuk tidak marah.

"Apa cukup parah ayah?" Mark bertanya dan meninggalkan kegiatan menonton untuk memeriksa keadaan adiknya.

Sungchan pun ikut penasaran dan berlari menuju Beomie.

Mark dan Sungchan tersentak seperti Jeno alami.

"Kak Nono! Jangan melamun" Beomie berbicara dengan suara yang masih sembab. Beomie masih saja memiliki rasa peduli ke orang lain dalam situasi ini.

Jeno menarik Beomie dari pangkuan Jaehyun dan membawanya ke tempat bubu yang masih berdiam dengan David di samping dan alat p3k di meja.

"Bubu obati beomie lukanya masih belum, selesai di obati"

"Haaaah" Rose hanya bisa menghela nafas dan melanjutkan mengobati Beomie, di iringi dengan Isakan Beomie di sepanjang pengobatan.

Jung familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang