[8] Aku mohon, kasih aku kesempatan Tuhan

308 31 1
                                    

Vote!

🌱

"Akh!" Suho terbangun dengan terkejut.

"Kenapa aku bisa berada di sini?" lalu Suho melihat sekeliling kamar yang ia temati.

"Ini kamarku?"

"Bukankah semalam aku berada di suatu tempat yang asing bersama Joohyun, Kun, dan Dejun" Suho berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

"Aku baru ingat, semalam Dejun menyuruhku untuk mengikuti jalan setapak yang berada di sana dan aku berjalan mengikuti jalan setapak itu. Tak lama ada cahaya terang yang datang kepadaku"

"Dan aku tiba-tiba berada di sini? Apa mungkin itu semua hanyalah mimpi?"

"Sungchan, kau sudah siap belum?" Suho mendengar suara anak keduanya, Jaehyun.

"Sungchan? Apa Jaehyun memanggil Sungchan, anak Kyuhyun Hyung?"

Suho bangun dari tempat tidurnya, lalu keluar dari kamarnya.

Lalu ia pergi ke balkon yang tak jauh dari kamarnya. Dilihatnya sang anak pergi meninggalkan rumah dengan menaiki mobil bersama keponakannya, Sungchan.

"Syukurlah, kau baik-baik saja Jaehyun"

Hari semakin siang. Sinar matahari menyebarkan sinar teriknya. Udara sangat panas di siang hari ini.

Jaehyun pergi berziarah ke tempat suci penyimpanan abu. Sebelum ia sampai ke tempat peristirahatan terakhir ibu, kakak, dan juga adiknya, ia membeli seikat bunga, roti, beberapa makanan dan sebotol soju. Jaehyun juga membeli boneka dino, beruang, buah peach, kelinci, dan satu boneka wanita cantik. Ia membelikan semua boneka itu dalam ukuran kecil.

Ia meletakan boneka, soju, makanan, di depan tempat penyimpanan abu keluarganya. Lalu ia berdoa di depan guci abu keluarganya dengan khusyu.

"Eomma, Jun, Kun Hyung, semoga kalian selalu bahagia di sana. Jika nanti Appa pergi ke tempat kalian, aku akan ikut. Aku sudah mendaftarkan diri sebagai pendonor organ untuk orang lain. Aku ingin memberikan kehidupan untuk orang lain lewat organku setelah aku tiada nanti"

"Eomma, Jaehyun melakukan itu karena Jaehyun merasakan betapa susahnya mencari pendonor organ untuk Kun Hyung dan Dejun"

"Kun Hyung dan Jun mereka meninggal dunia di saat tengah mencari pendonor organ"

"Jun, Kun Hyung jika kalian masih ada pasti kau saat ini membantu Hyung bekerja di perusahaan Appa"

"Jaehyun Hyung"

"Hendery-ya. Apakabar?"

"Aku baik-baik saja. Hyung sendiri?"

"Aku baik-baik saja, Hyungnim"

"Aku sangat sibuk akhir-akhir ini sampai tak ada waktu mengunjungi sahabat gila ku, Kim Dejun"

"Kau mengatai adikku, gila?" tanya Jaehyun dengan sedikit marah.

"Mianhaeyo, tapi memang faktanya dia gila. Maksudku, berkelakuan humoris dan seperti orang gila" jelasnya dengan kikuk.

"Aku takut kau tersinggung Hyung. Aku baru ingat, Dejun pernah masuk rumah sakit jiwa"

"Kau dengannya jauh lebih gila kau!"

"Hyungnim..."

"Aku tahu maksudmu. Memang adikku kerap bertingkah laku gila"

Sequel; Don't Hate Me Dad (END) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang