Bab 7 : Twingkling Fest Cafe

10 2 1
                                    

Di siang menjelang sore yang kelam, saat beberapa siswa telah melaksanakan hukumannya untuk membersihkan perpustakaan. Saatnya mereka beristirahat dan memilih untuk pergi ke cafe akademi untuk menebus makan siang yang sudah terlewatkan beberapa saat yang lalu.

Dengan berjalan lunglai, ketiga gadis ini mencoba memasuki cafe. Vega yang berjalan terlebih dahulu, mencoba untuk duduk sembarangan. "Jangan di sana." Hyeji mencoba untuk mencegah Vega yang ingin duduk di tempat klan Halvor yang memang lebih baik dari tempat duduk yang lain.

Belum sempat Vega bertanya, Xeno sudah berada di depan Vega. "Kau memang tidak tahu aturan," cibirnya yang segera menyeret Vega untuk mengikutinya.

"Apa yang kau lakukan!" geram Vega kesal, memangnya ia apa? Sampai-sampai Xeno menyeretnya seperti sebuah barang. Khalid yang semenjak tadi duduk di tempat klan Ellard biasa duduk pun terpingkal melihat pemandangan ini.

Xeno menyeret Vega untuk duduk di sebelah Hyeji dan Aiko. Seperti seekor anjing yang sedang diatur oleh sang majikannya. "Duduk dengan manis di tempatmu," bisik Xeno yang kini meninggalkan Vega begitu saja.

Vega yang semenjak tadi terdiam pun kini mulai bereaksi. Sembari menunjuk pada Xeno. "Ada apa dengannya sebenarnya?" tanya Vega yang heran dan kesal berkali-kali lipat kepada Xeno. Belum cukup bagi Xenio untuk membuat dirinya kelelahan karena harus mengulang pekerjaan membersihkan perpustakaan, kini ia berulah lagi.

Kedua temannya itu pun menghela napas, sembari memberikan sebotol air putih kepada Vega. "Bukan sesuatu yang baru," ucap Hyeji ambigu. Ekspresinya tidak menunjukkan ketegangan atau kekagetan. Sepertinya, hal ini sudah terjadi berkali-kali.

"Penempatan sesuai klan," imbuh Aiko yang mencoba melengkapi jawaban Hyeji.

Vega pun mendengkus, ia merasa kesal bukan main. Terutama saat melihat Xeno memandangnya dengan tatapan mengejeknya. Ingin rasanya Vega melemparkan botol minumannya kepada pria itu. Hanya saja itu tidak mungkin untuk berbuat onar lagi, ia baru saja menyelesaikan hukumannya.

"Pesankan aku makanan yang pedas, aku sedang ingin memakan makanan yang pedas," pinta Vega pada kedua temannya. Seperti kebiasannya, ia selalu memakan makanan yang pedas saat ia marah dan tidak bisa membalas perbuatan seseorang terhadap dirinya.

Keduanya tak bergeming, mereka hanya diam dan lagi-lagi membuat Vega bingung. "Kita hanya perlu memakan sesuatu yang telah disiapkan sesuai jadwal," jawab Hyeji yang berusaha menyampaikan dengan cukup bijaksana. Membuat Vega berpikir, seberapa jauh hal yang mereka lakukan hingga membuat anak-anak di depannya ini menjadi cukup pesimis.

Vega menggeleng, tak habis pikir. Lalu, makanan pun datang. Menu yang cukup biasa saja yaitu pasta yang pedas, sementara untuk klan Halvor bistik daging yang nampak lezat. "Katakan kepadaku, apa menu ini juga harus sesuai dengan klan?" tanya Vega dan Aiko mengangguk.

Vega sama sekali tidak mengerti dengan semua ini, apa mungkin klan Halvor membayar lebih mahal biaya sekolah di akademi ini sampai-sampai mereka selalu mendapatkan yang terbaik dari semuanya yang ada. "Apa mereka membayar lebih mahal dari kita?" Vega yang masih tidak mengerti pun bertanya kepada teman-temannya.

"Bukan lebih mahal, tapi ... itu karena kekuasaan kami," sahut Xeno yang membuat Vega semakin murka saja. Sungguh, ini sangat buruk saat hanya ada peraturan yang tidak masuk akal dan cenderung memimak pada satu klan yang berkuasa. Benar-benar seperti omong kosong yang menyebalkan bagi Vega. Membuat gadis ini sudah tidak tahan lagi.

Vega menyengir. "Oh ya, jadi ... sungguh seperti omong kosong." Vega pun berdiri dengan membawa piring pastanya. Hendak melakukan sesuatu.

"Kau mau melakukan apa?" Hyeji bertanya, ia khawatir jika Vega marah dan memulai pertengkaran lagi dengan mereka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 04, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FESTIVAL AGUNGWhere stories live. Discover now