butir duapuluh satu

1.8K 215 67
                                    

Athena hospitality, Athena, Yunani....


Xiao Zhan duduk bersandar di ranjangnya, kedua netra kelamnya menatap kosong kedepan, tidak mempedulikan Yibo yang duduk di sampingnya.

" Zhan, aku____"

Yibo menarik kembali tangannya yang ingin menyentuh xiao zhan, pria manis itu menepisnya.

" Pergi!" Usir Zhan dingin.

" Aku tidak mau! Zhan, dengarkan aku dulu." Yibo tidak ingin masalah ini semakin berlarut, xiao zhan salah paham dan kesalahpahaman ini semakin rumit hingga menjadi sebuah gulungan benang kusut yang sulit untuk ia urai, entah dari sisi mana.

Zhan menoleh, menatap tajam Yibo yang tercekat memandangnya.

" Apa yang ingin kau jelaskan padaku? Aku sudah kehilangan semuanya, apa yang bisa kau jelaskan padaku sekarang?" Ucap Zhan dingin dan tajam.

" Aku tidak membunuh orang tuamu, aku tidak sengaja membunuh ibu angkatmu dan soal anak kita aku__" Yibo sendiri tidak rela kehilangan calon bayinya hanya saja semuanya sudah menjadi bubur apa yang bisa ia harapkan, menyesalinya.

Zhan terkekeh dingin. " Kau mudah membantah semua perbuatanmu, aku pikir aku bisa berdamai dengan hatiku saat aku memilih hidup bersamamu tapi kau membuktikannya, sekali pembunuh tetap saja pembunuh." Ujarnya tajam.

Yibo mengusap kasar wajahnya, entah dengan cara apa ia menjelaskan semuanya pada xiao zhan yang terlanjur kecewa padanya.

" Aku mengakui kalau aku membunuh ibu angkatmu, dia berusaha menyingkirkanmu dengan bekerjasama dengan top dan kau tidak tahu hal itu." Jelas Yibo.

" Apa buktinya kalau ibu angkatku melakukan semua itu?" Zhan tidak percaya dengan omong kosong Yibo sekarang.

" Kau pernah menyelamatkan nyawaku saat aku menyerang top dan kau yang menerima peluru itu, apa kau tahu kalau yang mencoba membunuhku saat itu adalah ibu angkatmu, apa kau lupa hal itu!" Cecar Yibo yang semakin lama semakin kesal dengan sifat keras kepala xiao zhan.

Zhan seketika bungkam, tatapannya meredup.

" Aku tidak menginginkan apapun darimu, aku benar-benar mencintaimu, apa kau percaya hal itu?" Yibo menuntun tangan kanan xiao zhan untuk menyentuh dadanya.

Zhan menelan ludahnya susah payah, rasanya ia terlalu sulit untuk mempercayai Yibo kembali. " Tapi pada kenyataannya kau membuatku hidup sendirian." Gumamnya perih.

Yibo menarik nafas panjang. " Aku tahu aku salah, aku benar-benar minta maaf padamu zhan, maafkan aku." Ucapnya tulus.

Zhan menundukkan wajahnya menghindari tatapan Yibo padanya, dia tidak ingin percaya dengan apa yang di katakan Yibo saat ini.

" Pergilah, aku ingin sendiri." Usir xiao zhan kemudian.

Yibo mengangguk, sia-sia saja dirinya menjelaskan semuanya pada xiao zhan yang sudah terlanjur kecewa padanya.

Yibo segera pergi meninggalkan ruangan xiao zhan, dia akan membiarkan xiao zhan sendirian untuk saat ini.

.

.

Lewat tengah malam xiao zhan keluar dari kamar rawatnya, tidak peduli dengan kondisinya yang belum sepenuhnya pulih, dia tidak ingin lagi berada di dekat Yibo untuk sementara waktu.

Saat sudah sampai di depan gedung rumah sakit xiao zhan menatap sendu bangunan yang di penuhi aroma khas obat-obatan, Zhan menarik nafas dalam-dalam sebelum melangkah pergi.

Zhan menghentikan sebuah taksi, segera menjauh dari rumah sakit Athena menuju bandara.

Keesokan harinya rumah sakit terbesar di kota Athena itu di gegerkan dengan menghilangnya salah satu pasien VIP atas nama xiao zhan.

Hum Tum Hare Hain SanamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang