DOOR

236 46 10
                                    

Happy reading


Hari demi hari telah berganti, hingga tanpa di sadari, hari yang sudah ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba, kini didalam kamar Shandy semuanya berkumpul walaupun tidak sesuai dengan rencana awal namun semua persiapan telah tersedia.

  Farhan yang ternyata sudah sejak lama kenal dengan Gilang akhirnya ikut bergabung, tak lupa Fiki yang notabennya berstatus sebagai adik dari Shandy pun mengajak Zweitson dan Fajri untuk ikut, serta Fenly yang memang di paksa untuk menjadi videografer hanya dapat memperhatikan dengan malas.

"Kita mulai nih?" tanya Farhan antusias setelah merapikan lilin dengan jarak yang telah ditentukan.

Gilang mengecek smartphonenya untuk memastikan kemudian mengukur jarak lilin menggunakan meteran dan akhirnya mengangguk mantap, yang lantas membuat semua orang tersenyum.

"Mending sebelum mulai kita lihat lagi videonya dari awal, supaya tahapannya bener," saran Fiki yang langsung disetujui Shandy

Keenam pemuda itu kembali menonton Video dengan cermat, kecuali Fenly yang tampak ogah dan hanya memainkan kamera.

Didalam video tampak seorang remaja lelaki yang tengah duduk bersila di hadapan dinding dan dua buah lilin merah, pemuda itu tampak komat-kamit dan tak lama dari itu tampak hembusan angin yang sangat kencang dan gelagat pemuda itu yang mulai aneh, tampak seperti tengah terikat dan sesak nafas, dan bahkan tampak terseret maju hingga menghilang seolah tertelan dinding.

"Yakin mau coba?" tanya Farhan mulai ragu

"Lo takut bang?" tanya Fiki yang langsung di sambut kekehan geli dari Gilang dan Shandy

"Enggak, siapa bilang? Gue cuma mastiin aja siapa tau di antara kalian ada yang takut," elak Farhan yang lantas membuat semua orang tersenyum kecil.

"Ahelah, takut mah takut aja udah gak usah maksain, kalau lo jantungan nanti kan kita juga yang report," ucap Fiki mulai julit yang kembali membuat semua orang tertawa kecuali Fenly yang masih tampak tak acuh.

"Udah gak usah banyak bacot, ayo kita langsung mulai aja... Heh bocil awas aja kalau sampai lo nangis gue tendang lo dari sini," ujar Farhan sambil berakting menendang

"Oh ayo, siapa juga yang bakal nangis? Awas kalau sampai lo teriak-teriak gak jelas gue sumpel mulu lo," jawab Fiki yang merasa ditantang

Suasana mendadak hening seketika saat Fiki dan Farhan menghentikan debat mereka dan mulai menatap sinis satu sama lain, hingga akhirnya Shandy mulai mencairkan suasana dan semuanya mulai duduk dengan dua baris, di baris depan Gilang, Farhan, Dan Shandy yang mulai membaca mantra yang terdapat di deskripsi yang tertera di konten video yang mereka lihat, sedangkan Fajri, Zweitson dan Fiki hanya mendengarkan dan menunggu hal yang akan terjadi selanjutnya, dan Fenly yang memfokuskan kamera dan mulai merekam.

Mereka terus menunggu hingga akhirnya Shandy selesai membaca mantra dan suasana kembali hening, tidak terjadi apapun hingga mereka hanya dapat saling menatap dengan wajah bingung satu sama lain.

"Gak ada apa-apa, lo baca nya yang bener Shan!" ucap Farhan yang langsung membuat Shandy semakin kebingungan

"Udah gue baca semua mantranya tanpa lupa satu huruf pun Han," tegas Shandy

"Masa sih? tapi kok gak terjadi apapun?" tanya Gilang bingung

"Mana gue tau," jawab Shandy kesal

Fenly tersenyum kecil melihat perdebatan yang kembali terjadi di antara sahabatnya itu yang seakan tak puas dengan hasil yang baru saja mereka dapat.

BLACK DOOR ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang